"Joging yuk"
***
Malam minggu,malam dimana para remaja remaja ataupun pemuda pemudi merasakan kasmaran. Malam yang ditunggu para pelajar hingga para pekerja karna esoknya hari santai day,kadang sering disebut break day.
Ada yang membuat rencana dinner bersama keluarga,atau mungkin dengan pasangannya,hingga tiket bioskop malam minggu selalu terjual laris dari hari hari yang lain.
Berbeda dengan Kesya yang hanya menghabiskan malam minggunya dikamar sendiri sambil menunggu sahabatnya menelfon.
"Fika,pokoknya gue bakal marah kalau lo sampai bohong"gerutunya kesal sambil tanggannya terus membolak balikkan ponsel diatas meja belajar berharap Fika menelfonnya.
"Tretttttt..treeeeettt.." ponsel Kesya bergetar,dilihatnya layar ponsel untuk menyakinkan nama Fika yang berada dilayar ponsel tersebut.Tapi ternyata salah,yang menelfonnya bukan Fika melainkan nomor yang tidak di ketahui,di angkatnya dengan rasa bingung
"Iya?siapa?"
"Kesya?" Suara di sebrang sana memanggil namanya. Suara itu sangat tidak asing di dengarnya akhir-akhir ini.
"Petra?" Kesya menyelidik
"Cie udah hafal suara gue.." goda Petra.
"Dapet dari mana nomor gue" tanya Kesya.
"Dari surga" jawab Petra asal. Kesya memilih tidak memperpanjang pertanyaan itu,karna dia tau laki-laki selalu memiliki 1001 cara untuk mendapatkan apa yang di inginkannya.
"Mau apa?" Tanya Kesya.
"Joging yuk?" Ajak Petra to the point "gue tau besok pagi lo gak ada kerjaan" lanjut Petra.
"Gue...."
"Lo mau!gue tunggu di taman kota besok yah?apa mau gue jemput ke rumah lo?" potong Petra.
"Gak usah,gak usahh besok gue datang,gue janji. Lo gak usah ke rumah gue" jawab Kesya.
"Oke deh,gue tunggu di taman yah" Petra memastikan.
"Iyaiya"
"Yaudah,jangan tidur malem-malem" pamit Petra sebelum memutuskan sambungannya.
Paksaan yang menyengkan. Sebenarnya Kesya sangat mau,tidak ada penolakan sedikitpun dalam hatinya,Kesya hanya malu.Entah kenapa akhir-akhir ini Petra selalu ada dalam bayangannya,pria itu bisa membuatnya salah tingkah,membuat jantungnya tidak beraturan,membuatnya lupa cara bernafas,bahkan berhasil membuat pipinya merah seperti kepiting rebus.
'Ahh Petra! 'gertaknya dalam hati.
Tiba-tiba ponselnya kembali berbunyi menghancurkan hayalan-hayalannya yang tadi sempat terjadi dalam fikirannya. Di angkatnya ponsel itu dengan menekan tombol hijau di atas layar tanpa melihat siapa nama yang ada di layarnya.
"KESYAAA!!" Teriakan di sebrang sana berhasil membuat telinganya hampir pecah,tapi suara itu adalah suara yang sempat hilang beberapa hari ini,suara yang di rindukannya di sekolah saat jam istirahat,suara yang selalu mamanggil namanya tak henti-henti saat menyontek tugas Matematika.
"Fika?" Senyum Kesya menyeringai "Lo di mana?kapan pulang ke jakarta?lo janji malem ini kan?boong ya loo" Kesya langsung menyerangnya dengan pertanyaan.
"Aa elaah,gue cuma tiga hari aja pergi udah kangen lo" jawab Fika.
"Lo di manaaaaa?" Kesya kembali bertanya.
"Gue udah di rumah Syaa"
"Ohya?"
"Iyaaa"
"Seriuss?"
"Iyaa Kesya!! kebiasaan ya lo suka kaya orang idiot kalo nanya gak cukup sekali. Udah ah,gue mau istirahat?" Jawab Fika sambil memutar bola matanya malas "Besok malem kita makan di rumah lo,oke?" Ajak Fika.
"Okee,jangan PHP ya lo!" Jawab Kesya
"Iyaa Kesya I-DI-OT!" Fika semakin geram.
"Hehe,iyaiyaa"
"Yaudah,gue mau bobo ya?udah kangen nii sama doraemon gue" kata Fika sambil memeluk boneka doraemon yang besarnya hampir menyamai tubuh mungilnya.***
Jam beker berbentuk mickey mouse berbunyi menujukan pukul 05.30,kesya langsung terbangun untuk mandi dan bergegas siap-siap. Kesya tidak ingin terlambat,entah kenapa pagi ini dia sangat samangat. Kesya langsung memakai depatu Nike-nye dan melakukam beberapa pemanasan di lanjut berlari menuju taman,dia ingat akan janjinya dengan Petra semalam.
"Telat nih gue" Gerutunya dalam hati sambil terus berlari menuju taman kota yang jaraknya hanya 1 Km dari rumah.
Sampainya di taman,Petra yang masih dengan gaya coolnya,dengan mengenakan kaos putih polos dan celana olahraga panjang sampai mata kakinya.Petra duduk di kursi taman sambil mengenakan earphone yang menempel di kedua telinganya.
"Petra!" Sambil menepuk bahu Petra dari belakang.
Petra membalikan tubuhnya"Kesya?".
"Udah nunggu lama?" tanya Kesya sambil memperbaiki rambutnya yang tidak beraturan akibat lari tadi yang membuat rambutnya tak karuan.
Petra tersenyum melihat Kesya yang terlihat kelelahan sambil memperbaiki rambutnya yang tak karuan.
"Kenapa?" Tanya Kesya heran melihat Petra tiba-tiba tersenyum melihatnya.
"Lo duduk sini" perintah Petra sambil mengambil tubuh Kesya dan mendudukan Kesya ke kursi yang ada di belakangnya.
"Lo mau ngapain?" Kesya bingung.
Petra berlari ke arah pedagang aksesoris yang ada di pinggir jalan taman kota untuk membeli pita rambut. Setelah membeli dan membayar,Petra kembali berlari sambil membenarkan poni rambut yang menghalangi rambutnya.
"Lo beli apa?" tanya Kesya bingung sambil memperhatikan tangan Petra yang sepertinya sedang mengepal sesuatu.
"Udah,lo diem aja" sambil tangannya meraih rambut Kesya,sontak Kesya mengubris terkejut menghindari tangan Petra yang memegang rambutnya.
"Lo mau ngapain?" Sergah Kesya sambil sedikit menghindar.
"Ya elah,santai aja kali..." jawab Petra lembut sambil tangannya kembali mengambil rambut Kesya perlahan "Gue cuma mau naliin rambut lo doang ko,lagian sih lo kan tau kita mau joging kenapa rambutnya gak di tali,berantakan kan jadinya," jelas Petra,tangangnya mengambil helai perhelai rambut hitam Kesya. Kesya terkaku,entah ada petir dari mana,dia hanya diam mengikuti apa yang di arahkan Perta. Jantungnya membali tidak karuan,nafasnya berkali-kali hilang susah untuk di netralkan,perutnya serasa di terja ombak. Ini ada apa si? Rambut yang di pegang kok hati yang gempa?.
"Kesya?" Panggil Petra yang kemudian mengejutkan Kesya yang dari tadi hanya diam kaku saat Petra mengikat rambutnya.
"Ya elahh,biasa aja kalii gak usah grogi gitu" goda Petra sambil mengambil posisi duduk di samping Kesya.
"Dih apaan si lo,nggak!siapa yang grogi" jawab Kesya dengan nada jutek.
"Mm,kok pipinya merah gitu sih?" Goda Petra yang semakin membuat Kesya salah tingkah.
"Dih apaan sih!" Raut juteknya kembali terpancar sambil menghindari pandangan mata Petra yang dari tadi mengamati wajah Kesya dengan dalam.
(Gua kasih bocoran ya gaes,kalian tau? Jutek adalah salah satu penawar bagi wanita ketika sedang di landa rasa 'salah tingkah',percaya deh sama gue).
"Yah,juteknya kumat" cetus Petra "Makin cantik ihh" lagi-lagi Petra menggodanya dengan jail. menyebalkan!
"--" Kesya hanya memalingkan wajahnya,tanpa di sadari kedua tangannya mengepal menyisakan beberapa keringat dingin.***
"Fika,bangun sayang. Udah siang" Arin membangunkan putri kesayangannya sambil membelai rambut Fika dengan manja.
"Hmm,iya maa" kata Fika sambil membuka dan menggisik kedua matanya.
Setelah mandi,Fika berniat lari pagi sambil menjemput Kesya untuk mengajaknya joging di hari minggu.
"Gue rindu banget cfd_Car Free Day_ bareng Kesya" hatinya berbisik.
Sampai di rumah Kesya,Fika langsung mengetuk pintu rumahnya.
"Tok tok tok" tangan Fika sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah Kesya dengan jari-jarinya.
"Assalamualaikum" jerit Fika.
"Waalaikumsalam" suara yang di dalam bersuara,menandakan ada orang di dalam.
"Kreeek!" pintunya terbuka,namun yang muncul bukan Kesya tapi Mita_mama Kesya_
"Tante Mita" Sapa Fika sambil bersaliman.
"Fika?kapan datang dari bandung?" Tanya Mita.
"Iya tante,semalem. Kesyanya ada ?" tanya Fika sambil melirik-lirik ke dalam.
"Oh Kesya.. Kesya joging ke taman tadi sama temen katanya," jawab Mita.
"Ke taman sama temannya?" Fika bingung. Setahuanya,Kesya tidak pernah pergi ke taman selain dengannya. Teman?siapa teman yang di maksud tante Mita?.
"Iya,mending susul aja deh" suruh Mita.
"Oh iya tante,Fika nyusul Kesya deh ke taman" jawab Fika sambil kembali bersaliman dan berlari menuju taman kota.
Sampainya di taman,Fika melihat Kesya yang sedang duduk di kursi panjang di tengah taman "Itu kan Kesya".
"Kesyaaa!!" Jerit Fika memanggil nama Kesya sambil melambai-lambaikan tangannya.
Sontak,Kesya dan Petra menoleh ke arah orang yang sedang melambai-lambai kan tangan ke arahnya.
"Fikaa!!" Balas Kesya sambil berlari menghampiri Fika yang tadi memanggil namanya.
Keduanya berpelukan sambil tertawa bahagia. Drama!
"Sumpah gue kangen!" bisik Kesya di telinga Fika.
"Gue jugaa" balas Fika.
"Lo ke sini joging?" tanya Fika setelah melepaskan pelukannya.
"Iya"
"Sendiri?"
"Enggak,sama temen gue"
"Temen lo?" Tanya Fika bingung.
"Iya,Petra" sambil menunjuk Pria yang sedang duduk di kursi yang tadi dia tempati
"Petra?" Fika semakin bingung, matanya mengekori arah telunjuk Kesya yang menunjuk ke arah pria yang sedang duduk dengan earphone yang menempel di telinganya.
"Lo gak bakal kenal,sini gue kenalin" ajak Kesya sambil menarik tangan Fika."Petra!" Panggil Kesya kepada Petra yang tengah memainkan ponsel di tangannya.
Petra langsung menoleh,matanya bingung melihat wanita yang di bawa Kesya.
'Cool banget,idungnya mancung,bibirnya merona,matanya bagus,alisnya lentik bangett.. jambulnya?oh my got..' bisik hati Fika saat melihat sosok Petra hingga dapat membuat matanya terbuka lebar-lebar karena tersanjung melihat ciptaan tuhan yang langka ini.. (sory gaes,gue terlalu berlebihan).
"Petra,ini Fika sahabat gue. Fika kenalin ini Petra temen gue" kata Kesya memperkenal kan.
"Petra" Ujar Petra datar.
"Fika" balas Fika sambil melemparkan senyum yang paling termanisnya. Petra hanya tersenyum kecil melihat Fika yang tersenyum padanya.
'Ganteng banget senyumnya' batin Fika dalam hati.
Setelah mereka bertiga joging sekedar lari 2 putaran taman kota. Saat berlari kadang Fika sesekali menoleh ke arah Petra yang tengah membenarkan jambul rambutnya yang kadang menghalangi mata akibat berlari,keringat yang jatuh di pelipis Petra membuat kesan lebih tampan.
Ketiganya berhenti di salah satu di pedagang bakso langganan Fika dan Kesya.
"Pak Yono!baksonya tiga yah,Fika yang biasa yah" teriak Fika sambil mengacungkan tiga jarinya.
"Siap neng" jawab pak Yono segan.
Setelah 10 menit pak Yono datang membawa 2 mangkok bakso dan memberikan satu mangkuk bakso ke arah Fika dan satu lagi le arah Petra dan Kesya,pak Yono bingung pesanan Kesya dan Petra sama. Serempak Petra dan Kesya mengambil semangkuk bakso yang ada di tangan pak Yono bersamaan,mata mereka saling menatap satu sama lain,Fika yang menyaksikannya hanya diam dan memalingkan wajahnya dengan mimik geram.
"EKHEM!" Fika berdeham menghancurkan keheningan kaku di mata Petra dan Kesya yang dari tadi masih mematung kaku,lagi-lagi nafasnya sulit di netralkan. Serempak Kesya langsung melepaskan mangkuk yang tadi masih di pegangnya dan Petra bersamaan,kini hanya Petra yang memegang mangkuk baksonya.
"Cie..ini teh pada liat-liat gitu eyy,siga di film-film" Goda pak Yono yang tadi menyaksikan juga peristiwa Petra dan Kesya.
"Ih apaan sih pak Yono!" Cetus Kesya dengan mimik juteknya. Pak Yono tersenyum.
"Yaudah atuh,bapak bikinin satu lagi buat neng Kesya yahh" kata pak Yono sambil berjalan menuju gerobak bakso dan membuatkan satu mangkok bakso lagi untuk Kesya.
Setelah selesai makan bakso,ketiganya pulang ke rumah ke rumah masing-masing.
"Gue pulang duluan ya" kata Petra
"Iya,hati-hati yah ra" kata Fika dengan senyumannya. Kesya hanya diam melihat tingkah Fika yang terlihat girang saat berbicara dengan Petra.
'Hati gue kok nyesek yah?' Bisik hati Kesya.
"Sya,pulang yuk" ajak Fika.
"Yuk".***
KAMU SEDANG MEMBACA
Lockers And Letters
Genç KurguAwalnya kesya tidak tau,kenapa fika tiba-tiba menjauh dan mengacuhkannya.Kedatangan seorang petra dalam kehidupan dua sahabat itu mengubah kisah antara keduanya. Berawal dari rasa penasaran Petra dengan sikap salah satu wanita jutek yang ada di...