Masa kini.
Klub malam Skyline tampak ramai didatangi ratusan orang dewasa. Musik keras tak berhenti berdentum, diikuti gerakan tari yang seirama. Keadaan riuh bersorak sorai, tampak lebih megah dari biasanya.
Hari ini hari spesial bagi Jennifer Franklin dan Jasmine. Gadis kesayangan Jennie itu baru saja menginjak usia 23. Ia mengadakan pesta yang sangat besar untuknya. Untuk Jasmine.
Tapi sang pemilik pesta tak dapat menemukan Jasmine di mana pun hingga ia naik ke lantai empat gedungnya. Jennie tersenyum melihat sepasang manusia tengah memadu kasih di balik tirai jendela. "Dasar anak muda," bisiknya lalu pergi, tak ingin mengganggu.
Sementara itu pria tampan dengan usia yang matang terus mencumbui gadis di pelukannya tanpa ampun di balik tirai tersebut. Melumat bibirnya dan membasahi rongga mulutnya. Tangannya juga tak tinggal diam. Mereka merayap dan memainkan dua gundukan di dada si cantik hingga wanita itu mengeluarkan suara desahan-desahan kecil yang malah membuat sang pria semakin gencar menggodanya.
"Sir Noah, aku harus ah.. t– turun ke bawah, shhh," ucap Jasmine dengan napas yang tersenggal-senggal dan diselangi desahan-desahannya.
Noah tersenyum miring lalu menghentikan cumbuannya. "Datang ke kamarku malam ini." Pria tampan itu mengecup pipi Jasmine. "Selamat ulang tahun, Baby Jas."
Noah pergi meninggalkan Jasmine dengan jantung yang berdetak keras hingga ia merasa dadanya sesak. Selalu seperti itu. Noah yang selalu pergi duluan karena pria itu tak pernah ingin ditinggalkan.
Jasmine memegang dadanya yang masih bergemuruh sambil menatapi punggung lebar itu menghilang di balik pintu lift.
Wanita dewasa itu tersenyum-senyum sendiri saat ia mengingat hubungannya dengan Noah Caldwell 2 tahun terakhir ini. Noah pria pertamanya yang manis, romantis, dan humoris. Noah pelanggannya yang paling setia setelah ia melepas keperawanannya pada pria itu tepat 2 tahun lalu.
Jasmine tahu ia seharusnya tidak boleh merasakan hal ini, tapi ia mencintai Noah. Sudah terlanjur, sejak Noah menciumnya malam itu. Gemuruh di dadanya tak bisa tertahan. Ia sangat menyukai Noah.
Jasmine menggelengkan kepalanya, mengenyahkan lamunannya dan beranjak menyapa teman-temannya di lantai bawah.
Sementara itu Noah yang baru saja keluar lift langsung dihampiri Jennie dengan senyuman lebar di wajah wanita tua itu.
"Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, ini kabar baik," kata Jennie.
"Aku juga. Aku ingin menyewa Jasmine malam ini. Sebutkan saja harganya, dalam 1 menit nominal itu akan ada di rekeningmu," Noah meneguk gelas berisi anggurnya dengan sekali tandas.
Jennie terkekeh. "Kau begitu menyukainya, ya?"
Noah mengedikkan bahunya. "Siapa yang tidak? Jasmine wanita favorit di Skyline, kan?"
"Kau benar. Kalau begitu—"
"Tunggu, berita baik apa?" Noah memotong.
"Aku baru saja akan memberi tahumu. Kalau begitu bagaimana jika kau menebusnya saja?"
Noah menaikkan sebelah alisnya, "Maksudmu?" Ia bertanya dengan heran.
"Akhir tahun ini Jasmine akan dilelang, sesuai ketentuan Skyline bahwa wanita berusia 23 tahun akan dilelang setiap tahunnya. Mereka berhak atas kebebasan dari Skyline itu. Tapi mereka akan keluar lebih dulu jika seseorang menebusnya sebelum malam pelelangan itu."
Noah berdecih dan meneguk kembali minuman beralkoholnya. "Apa keuntunganku?"
Jennie menaikkan sebelah bahunya. "Kau bisa memiliki keseluruhan atas dirinya untukmu."
Noah tertawa. "Dia tidak cukup pantas. Jasmine hanya jalang mainanku. Aku tidak berniat menjadikannya wanitaku."
Jennie membelalakkan matanya. Wanita tua itu tiba-tiba merasa kesal atas ucapan Noah yang merendahkan Jasmine, wanita kesayangannya.
"Sir Noah—!"
"Kau tahu apa? Kirim aku 2 wanita lagi malam ini, aku akan membayar ekstra." Noah meletakkan gelasnya yang sudah kosong dan berdiri.
"Tapi Jasmine—"
"Aku tidak membatalkannya." Noah lalu pergi meninggalkan bar tersebut.
Jennie terduduk dengan perasaan tidak enak. Sesuatu memberi tahunya bahwa pria itu akan menyesal. Tanpa ia sadari seseorang berdiri cukup lama di dekatnya dan mendengar semua pembicaraan mereka.
Merasa seseorang memperhatikannya, Jennie membalikkan tubuhnya dan mendapati Jasmine terduduk lesu di ujung ruangan.
Oh tidak, apa ia mendengar semuanya? batin Jennie panik.
Jennie baru saja akan menghampiri Jasmine, tapi wanita itu sudah pergi terlebih dahulu dengan senyuman di wajah sembabnya yang membuat hati Jennie terasa luluh. Ia tahu Jasmine menaruh hati pada Noah. Sayangnya Jasmine menyukai orang yang salah.
To: Sir Noah
From: JasmineMaaf, aku tidak bisa datang malam ini. Aku sakit.
Pesan singkat Jasmine yang masuk ke notifikasi ponsel Noah itu langsung terceklis dua.
Mungkinkah ia menunggu pesan dariku? Ah, Jasmine, jangan berkhayal! Jasmine berbatin.
Ia melirik kembali ruang obrolan tadi. Pesan terakhirnya hanya dibaca oleh sang penerima tanpa ada niat membalas.
Ia menghela napas dan mematikan ponselnya. Jasmine menarik selimutnya dan memejamkan matanya, berharap semua ini hanyalah mimpi. Noah Caldwell bukanlah bagian dari hidupnya, hingga ia bisa menjalani hidup lebih mudah.
---
Noah memutar bola matanya dengan malas setelah mengusir kedua wanita kiriman Jennie dan menutup pintu kamar penthouse-nya. Kedua wanita tersebut dinilai tidak bisa memuaskan Noah, bahkan pria itu tak terangsang sama sekali. Tapi setelah mencium aroma Lavender dari baju Jasmine yang tertinggal di kamarnya minggu lalu, entah mengapa rasanya libido Noah meningkat hingga pucuk.
Tidak, ini bukan hasrat. Ini.. rasa ingin bertemu. Noah menggelengkan kepalanya saat mendengar sesuatu berbisik di telinganya.
Aku pasti berhalusinasi, suara apa itu?! batinnya.
Temui dia, bisik suara itu lagi. Entah mengapa Noah langsung mengambil kunci mobilnya dan melesat membelah jalanan kota yang mulai sepi menuju kediaman Jasmine di mansion megah Jennie.
—-
Ebook tersedia di google play:
https://play.google.com/store/books/details?id=R_q-DwAAQBAJ
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Noah
Romance#1 in Pergi Jasmine dijual ayah tirinya ke sebuah rumah bordil pada saat menginjak usia 17 tahun. Ia tumbuh semakin dewasa dengan terbiasa pada lingkungan tersebut. Klub malam, minuman keras, suasana gaduh, narkoba dan bahkan seks bebas. Sampai Jasm...