Ebook Sir Noah sudah tersedia di google play
https://play.google.com/store/books/details?id=R_q-DwAAQBAJ
Catherine di tempatnya berdiri khawatir. Jari telunjuknya tak henti mengetuk-ngetuk dagu lancipnya.
Di luar sana, sudah ribuan undangan datang dan duduk tenang di kursi mereka masing-masing, menunggu sang pengantin memulai acara. Tapi sudah satu jam lebih dari yang dijadwalkan, sang pengantin pria belum juga datang.
"Bagaimana?" tanya Catherine pada asistennya, Helena.
"Belum ada kabar, Cath. Ponsel Noah maupun asistennya sama-sama tidak bisa dihubungi," jawab Helena, wanita di usia tengah 20-annya.
"Sial, sial, sialan Caldwell!" rutuk Catherine. "Bagaimana dengan Kenzo dan Renae Caldwell? Apa mereka sudah ada di sini?"
"Kenzo sudah datang tapi Renae tidak bersamanya."
"Apa? Bagaimana bisa?!"
Tapi Helena hanya mengangkat kedua bahunya tidak tahu menahu.
---
Sementara itu di lain tempat, Noah duduk sambil memeluk sang ibunda. Mencerukkan kepalanya di pelukan Renae yang terasa sangat hangat. Ia tak menangis atau apapun, ia hanya diam bersama ibunya.
"Noah, ini hari pernikahanmu. Catherine pasti mencarimu ke mana-mana," ucap sang ibu pada akhirnya. "Dan, oh Tuhan, apa kau melakukan diet? Tubuhmu mengurus, dan lihat jambang ini sudah terlalu panjang! Kau seperti bocah tak terurus."
Noah menggelengkan kepalanya, mengabaikan komplen sang ibunda. "Ibu tidak bahagia."
Renae tersenyum tipis. "Karena kamu juga tidak bahagia. Ibu bahagia kalau kamu bahagia, Noah."
Noah melepaskan pelukan mereka. "Aku-"
"Kamu kehilangan wanita itu," potong Renae membuat Noah mengalihkan pandangannya. "Jasmine, kan?"
Noah mengangguk kecil.
"Apa kamu mencintainya?" tanya Renae.
Noah mengangkat kedua bahunya. "Aku tidak tahu. Aku tidak tahu perasaan cinta dan semacamnya."
"Hm," Renae mengambil tangan sang putra, membuat Noah menoleh padanya, "bagaimana perasaanmu jika jauh dari ibu?"
"Aku selalu merindukan ibu, khawatir pada ibu dan ingin memeluk ibu. Kenapa ibu bertanya seperti itu?"
Renae tersenyum lembut, sangat lembut. Ia mengelus kepala putranya. "Lalu bagaimana perasaanmu jika jauh dengan Jasmine?"
Jauh dari Jasmine? Noah dengan tidak sadar menggelengkan kepalanya. Rasanya ia takkan hidup dengan keadaan seperti itu!
Noah ingin bertemu Jasmine, memeluknya erat seakan tiada hari esok dan mengecupnya dalam seakan mereka akan berpisah. Ia takkan melepaskan Jasmine, takkan sedikitpun membiarkan pria lain merebut wanita itu dari pelukannya.
Sial, maki Noah dalam hati, menyadari sesuatu.
"Ibu, aku.."
"Kau jatuh cinta," potong Renae lagi.
Putranya menunduk, enggan mengakui.
Renae kembali tersenyum dan menarik dagu putranya perlahan agar menatap matanya. "Jika ibu beritahu keberadaannya, akankah kau mengejar kebahagiaanmu?"
Perkataan Renae membuat mata Noah melebar. "Aku-- aku tidak tahu."
Tangan Renae terlepas seketika dan senyumannya memudar. "Kau tidak yakin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Noah
Romance#1 in Pergi Jasmine dijual ayah tirinya ke sebuah rumah bordil pada saat menginjak usia 17 tahun. Ia tumbuh semakin dewasa dengan terbiasa pada lingkungan tersebut. Klub malam, minuman keras, suasana gaduh, narkoba dan bahkan seks bebas. Sampai Jasm...