Ebook Sir Noah sudah tersedia di google play
https://play.google.com/store/books/details?id=R_q-DwAAQBAJ
Noah lagi-lagi menghela napas kasar. Akhir-akhir ini, tunangannya, Catherine, selalu saja membuat onar. Entah itu mengacaukan pekerjaannya, atau merusak harinya dengan bersikap menjengkelkan.
Catherine di awal perkenalan mereka sungguh berbeda jauh dari yang ia kenal sekarang. Dulu Catherine anggun dan tampak sangat dewasa, sangat cocok bersanding dengannya. Tapi sekarang, Noah mulai jengkel dengan wanita itu.
Seperti sekarang ini, Catherine memaksa Noah menemaninya memilih undangan pernikahan mereka padahal Noah seharusnya duduk di ruang pertemuan dengan kolega-kolega pentingnya. Jika Noah tidak menurutinya, wanita itu mengancam akan mengadukannya pada Kenzo sang ayah. Hal tersebut jelas akan membuat Kenzo murka dan mengatas namakan alasan ibunya yang sedang sakit parah.
"Aku ingin pernikahan yang megah, termegah yang pernah ada agar dunia selalu mengingatku. Aku berpikir tentang menikah di Paris, Perancis dan kita sewa menara Eiffel. Pernikahannya bernuansa emas dan merchandise dari iita adalah segenggam berlian. Bagaimana menurutmu, Noah?" Catherine memandang Noah yang tengah menyetir dengan semangat.
"Berapa orang yang akan kau undang?" tanya pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
"Tiga puluh ribu."
"Aku takkan sanggup membiayai mereka semua berlian."
"Noah, kau ini direktur bank ternama! Gajimu mencapai ratusan juta perbulan! Masa kau tidak sanggup?"
"Aku direktur. Bukan pemilik. Lagipula, kita adakan saja pernikahan sederhana yang hanya dihadiri kerabat dekat."
"Tidak mau!"
Astaga, wanita sialan satu ini sangat keras kepala! Sangat berbeda dengan Jasmine-ku. Ah Jasmine, apa kabarnya dia sekarang? batin Noah merindu.
---
"Selamat pagi."
Jasmine mendongak dan mendapati Aston berdiri di sisi meja makan lainnya.
Pria itu tampak tampan dalam balutan pakaian kasualnya. Apa ia tidak akan pergi bekerja? Jasmine bertanya dalam hati.
"Bagaimana tidurmu?" tanya Aston saat tidak mendapat sapaan balik dari Jasmine.
"Baik. Rumahmu sangat nyaman," jawab Jasmine membuat Aston tersenyum lega.
"Baguslah kalau begitu. Aku harap kau dan bayimu akan betah di sini," katanya. "Oh iya, aku sudah membelikanmu susu untuk wanita hamil. Aku tidak tahu rasa apa yang kau suka jadi aku beli semua rasa. Minumlah agar bayimu tetap sehat."
"Terima kasih, tidak perlu repot-repot. Aku takkan bisa membayar gantinya."
Aston menaikkan sebelah alisnya, merasa sedikit tersinggung. "Aku membelikannya dengan tulus dan takkan meminta ganti rugi. Kau bisa berterima kasih dan membayar gantinya dengan menurut, oke?"
Jasmine mengangguk kecil dan menuruti perintah pria itu.
"Bagus. Apa rencana kegiatanmu hari ini?"
Jasmine meletakkan gelas susunya. "Hm? Aku?"
"Ya, kau."
"Aku tidak tahu selain membersihkan penthouse-mu."
"Untuk apa? Tidak perlu. Aku punya pembantu untuk itu. Kau pergi lakukan hobimu. Apa yang bisa kau lakukan?" Aston menggigit roti isi sayurnya dan duduk di hadapan Jasmine.
"T- tapi kau menebusku untuk menjadi pelayanmu."
Aston tertawa dan hampir mati tersedak jika saja ia tidak menegak air mineralnya. "Apa kau bilang? Aku menebusmu karena aku ingin menolongmu dan anakmu. Itu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sir Noah
Romance#1 in Pergi Jasmine dijual ayah tirinya ke sebuah rumah bordil pada saat menginjak usia 17 tahun. Ia tumbuh semakin dewasa dengan terbiasa pada lingkungan tersebut. Klub malam, minuman keras, suasana gaduh, narkoba dan bahkan seks bebas. Sampai Jasm...