"Enak saja, berarti kau menyuruhku untuk menikah dengan seorang yang tidak ku cintai bahkan kenal pun aku tidak" balas Shera dengan sedikit menunjukan raut wajah kesal
"Bukannya sama saja? Jika kau mencari seorang pria dalam waktu tiga hari apa kau langsung mencintainya? Kupikir tidak" perkataan Mahesa kali ini ada benarnya juga, seketika otaknya berfikir akan kata sang pria
"Aish, kenapa aku harus begini!! Benar apa katamu kenapa aku tidak berfikir dari tadi seperti itu. Yang kupikir malah apa aku harus mengajak mantan kekasihku yang sering meniduri wanita untuk menikah denganku" ucap Shera dengan panjang dan polosnya.
"Kau gila?! Kau akan mengajak pria yang suka meniduri wanita lain untuk menikah denganmu? Aku tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu"
"Yah bukan, itu masih terpikir olehku belum ku lakukan"
"Masih terpikir katamu? Astaga wanita ini"
"Ada apa? Toh benar itu masih pemikiran, lagian apa kau mau menikah denganku jika aku tak mengajak mantanku itu?" Pertanyaan yang sekali membuat pria dewasa di hadapan Shera itu membulatkan matanya lebar-lebar
"Astaga kenapa aku yang menjadi kesal dengan ucapanmu it--" belum sempat Mahesa menyelesaikan ucapannya seketika terputus oleh wanita itu.
"Kenapa kau tak mau? Kan sudah jelas mencari dalam waktu tiga hari itu susah, apa kataku kau saja tidak mau"
Mahesa masih terdiam bahkan kini Shera lagi-lagi melanjutkan perkataannya "mau gila saja aku, kau yang buktinya pria yang baru ku kenalpun menolak menikah denganku. Bagaimana nantinya kalau aku bertemu dengan pria yang akan di jodohkan denganku"
"Mulutmu ini terlalu cerewet, ku copot bibirmu baru tau rasa"
"Heeh, kan aku mengatakan yang benar. Ini hari pertama aku mencari oke tiga hari lagi aku akan mati jika tidak mendapatkan calon suami"
"Kau bukan berkata benar, tapi terlalu pesimis. Aku bukan tak mau hanya saja aku terlalu fokus bekerja bahkan memiliki kekasih saja aku malas karena terlalu lelah dengan pekerjaanku"
"Okeh deal! Mulai hari ini saya Shera Auralina akan mencoba menjadi kekasihmu, dan kau tidak boleh menolak. Aku akan mencoba membuat kau menarik kata-katamu dan ingin menikah denganku"
"KAU GILA!! Aku mau pergi saja" apa yang di katakan Shera seketika membuat pria di hadapannya tak memikirkan apapun, bahkan Mahesa pergi meninggalkan wanita itu sendiri.
^^^^
Kini seorang wanita tengah fokus menatap layar kotak di hadapannya yaitu laptop, dengan mata yang tak henti melihat email yang baru di berikan oleh sang asisten pribadi.
Tertulis jelas di layar itu, biodata dan rekam hidup seorang pria yang ingin di carinya. Shera tak pusing jika dia dikatakan wanita gila baginya hanya satu ia sudah cukup mengenal dengan pria yang baru di kenalnya tadi.
Walaupun sesekali terjadi perdebatan saat mereka tengah asik berbicara tetapi wanita itu cukup merasa ia harus mencoba mendekati Mahesa, walaupun nantinya ia akan di tolak. Toh ia juga berfikir pada akhirnya dia akan menikah dengan pria yang akan di jodohkan Oma Diana.
Pasrah memang, tapi yasudahlah otak Shera sudah lelah memikirkan apa yang harus ia lakukan lagi.
BIODATA MAHESA RENDRAWAN
NAMA : MAHESA RENDRAWAN
TTL : California, 02-01-1991
........
........
........
........Mahesa Rendrawan, lahir di california, 02-01-1991. Berpendidikan luluasan oxford, Master Bussinnes Administration (MBA) , anak kedua dari dua bersaudara di keluarga Rendrawan. Ayahnya bernama Satyo Rendrawan dan sang ibu Hesti permata kedua orang tersebut adalah pasangan yang sudah di kenal sejak dulu karena kerjasama yang baik mengurus perusahaan milik Kakek Mahesa. Sekarang perusahaan itu semakin berkembang dan termasuk dalam perusahaan tersukses di indonesia, masuk kedalam 9 Elang yaitu perusahaan yang paling di takuti di indonesia. Mahesa kini menjadi Direktur di perusahaan itu menggantikan sang ayah, sedangkan kakaknya Merika kini sudah menikah dan menetap di Paris bersama keluarga sang suami.
"Baiklah besok hari pertama aku harus membuat Mahesa menerimaku" gumam wanita itu sendiri di kamar miliknya "nampaknya aku harus mengikuti perkumpulan 9 Elang" lanjutnya lagi.
Keluarga Shera adalah keluarga yang masuk dalam jajaran 9 Elang tersebut, tetapi ia tak pernah menghadiri perkumpulan itu karena ia selalu menyuruh sang ayah yang datang pikirnya itu adalah perkumpulan para pebisnis tua.
Menurutnya juga ke sembilan pemilik perusahaan itu lebih sering membicarakan hal di luar topik bisnis, jangan tanyakan wanita itu tau dari mana padahal ia belum pernah datang ke perkumpulan tersebut. Karena setiap sang ayah pulang dari acara, Shera selalu menanyakan apa yang mereka bicarakan jika ada yang berhubungan tentang bisnis ia meminta tolong di jelaskan.
^^^^
"Lena, tolong bawakan saya berkas-berkas perusahan wartana segera" ucap pria di balik telpon tersebut sambil bersandar di kursi kerja miliknya.
"Baiklah, pak" balas sang sekretaris dengan pasti seketika itu juga telpon kemudian di matikan.
Wanita berambut sebahu dengan pakaian yang feminim nan cantik berjalan memasuki gedung pencakar langit yang tinggi, panggil saja ia dengan sebutan Shera.
Melangkah dengan pasti bahkan kini mata para pekerja di perusahaan tersebut menatapnya tak henti karena penasaran.
Sampainya tepat si hadapan resepsionis perusahaan itu, dengan busana yang cukup terbuka wanita di hadapan Shera menatap tak suka tanpa sedikit senyum.
"Apa Mahesa Rendrawannya ada?" Tanya Shera pada wanita yang sedari tadi menatapnya dari atas hingga bawah.
"Ada keperluan apa anda mencari pak Mahesa?" Tanya sang resepsionis panggil saja wanita itu jenita.
"Ada sesuatu, aku tidak harus menjelaskannya padamu. Kau hanya resepsionis bukan sekretarisnya, katakan Shera Auralina ingin bertemu dengannya" ucap sarkas Shera karena kesal pada wanita yang mengumbar keseksian berlebihan itu.
"Selamat pagi bu Lena, ada seorang wanita bernama Shera Auralina ingin bertemu dengan pak Mahesa" kata Jenita pada seorang wanita di seberang sana.
"Baiklah, tunggu sebentar. Saya akan menelpon kembali" jawab Lena dan kemudian menanyakan kepada sang pimpinan.
Tak sampai lima menit Shera di persilahkan menuju keruangan orang yang sedari tadi ingun di temui, sebelum pergi ia pun berkata kepada Jenita sambil tersenyum miring seolah tak suka.
"Thanks, Jenita. Lain kali pakai baju yang lebih baik, kalo sering begini yang ada tamu perusahaan ini akan menganggap ini adalah kantor rendahan mengerti"
Benar-benar menusuk hingga kehati wanita sexy yang sedari tadi berdiri di meja resepsionis itu kesal. Jangan tanyakan lagi menurut Jenita wanita yang kini berjalan menuju ruangan sang boss adalah orang beruntung yang tak mendapatkan jambakannya.
Mahesa benar-benar tak habis pikir dari mana Shera, wanita yang di kenalnya kemarin itu mengetahui perusahannya.
Masih dengan mata yang terpaku pada kertas kertas di hadapannya tiba-tiba saja ia mendapatkan telpon untuk kedua kalinya dari sang sekretaris, bahwa wanita yang ingin bertemu dengannya sudah di depan ruang kerjanya.
Tanpa perlu mengatakan banyak hal Mahesa segera menyuruh sekretarisnya itu, untuk mempersilahkan Shera masuk keruangannya.
"Permisi pak, tamu anda sud--"
Selamat membaca cerita pertamaku, semoga kalian suka.
Jangan lupa vote, comment dan share ke teman kalian yah:v
Ps : jika menemukan typo atau kesalahan apapun, comment yah. Saran dari kalian itu pembelajaran baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Grandma!
RomanceTanpa Shera sadari perkataan Omanya membuat hidupnya berjalan tak semestinya hingga dirinya pun melakukan hal yang tidak pernah di lakukan sebelumnya. Hidup Mahesa yang setiap saat berhubungan tentang pekerjaan dalam waktu tiga hari berubah seketika...