Saniwa

14 6 0
                                    

Kompleks Receh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kompleks Receh

Present

Saniwa x Reader

From Katsugeki : Touken Ranbu

Writer by Chira_

Warning!

AU!, OOC, typo, and etc.

Pagi masih sangat damai bahkan terasa tenang tanpa ada gangguan namun hal ini cukup sulit untuk didapatkan Saniwa sebelum ia berangkat ke sekolahnya.

Entah sudah berapa kali pemuda ini menghela nafas saat melihat touken danshi membuat keributan di pagi hari yang cerah ini terlebih lagi ia tidak boleh terlambat akibat hari ini merupakan hari pertama ia masuk.

Beberapa lahap roti yang dibuat Kashuu masuk kedalam mulut lalu dengan segera Saniwa mengambil tasnya dan pamit pada penghuni yang lain.

"Saya berangkat dulu," pamitnya sopan.

"Hati-hati di jalan, aruji!" sahut Tsurumaru melambaikan tangannya.

Saniwa hanya tersenyum menanggapi ucapan tersebut lalu meninggalkan rumahnya.

.

Setelah sekian lama, Saniwa tidak bisa merasakan aliran sihir yang bisa membuatnya mengirimkan para pedang untuk menjaga sejarah tapi kali ini ia berusaha untuk terbiasa dengan kehidupan di zaman yang lebih modern lagi.

Beruntung sebelum sihirnya benar-benar hilang, Saniwa dapat membawa semua touken danshi pindah ke zaman ini serta membeli sebuah rumah besar untuk mereka semua.

Meskipun begitu, tetap saja ia harus memperhatikan pasukan pengganggu yang harus di basmi. Menghela nafas karena mengingat jika ia gagal mengirimkan tiga touken danshi untuk melindungi sejarah membuatnya merasa tidak pantas untuk disebut aruji.

Surai soft brown-nya mengikuti arah angin berhembus cukup kencang bahkan beberapa daun-daun kering yang berserakan di jalan sedikit menutupi pandangannya.

Sampai akhirnya iris mata besarnya terkena debu yang ikut terbawa angin, sedikit menguceknya tetapi masih terasa gatal.

"Ah, jangan terlalu kasar, matamu akan berair," peringat seseorang yang saat ini ada dihadapannya.

Tangan lembutnya menyingkirkan tangan Saniwa yang berada didekat mata sehabis ia mengucek matanya sendiri.

"Biarkan aku membantumu," tawarnya tersenyum.

Saniwa hanya mengangguk memperbolehkan gadis ini membantunya.

Nafas yang begitu hanya menerpa bola mata Saniwa, terasa sedikit sakit tapi pemuda itu tidak memberikan protes sama sekali lalu jari jempol yang sangat hati-hati saat mengusap kelopak mata Saniwa membuatnya sedikit merona.

Valentine and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang