Takehaya Seiya

14 3 0
                                    

Kompleks Receh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kompleks Receh

Present

Takehaya Seiya x OC

From Tsurune

Writer by SiKoodil

Warning!

OOC, typo, and etc.

Ini bukan pertama kali aku merasa tidak aman ketika Takehaya Seiya menatapku melalui iris birunya-telanjang bulat tanpa bingkai kaca mata yang biasa ia kenakan. Maksudku, aku percaya diriku bahkan belum melakukan kesalahan apapun, namun tatapan itu menilikku seolah aku adalah segumpal noda yang mengganggu-harus segera disingkirkan.

Seiya selalu seperti itu ... selalu padaku.

Saling bertatap, kami masih bertahan dalam kebisuan. Temaram senja nyaris meninggalkan kami dalam kegelapan.

Aku memanggil Seiya lekas setelah kegiatan klub kyuudou-nya selesai lalu ia langsung menemuiku tanpa harus repot-repot mengganti hakama yang melekat pada badan kurusnya. Pamer-kudengar alasan banyak orang bergabung klub panahan tradisional ini karena ingin terlihat keren memakai hakama? Atau ia pikir urusan ini tidak butuh waktu lama?

Benar sih,

Dan kutebak Seiya juga pasti berpikir, kemunculanku yang begitu mendadak di salah satu sore tenangnya ini akan membawa angin buruk untuknya. Ayolah ... untuk kali ini aku janji, tidak akan membuatnya marah.

Kukatakan sebaris kalimat biasa, memaparkan maksudku menemuinya.

"Takehaya, aku akan memberimu cokelat tanggal empat belas nanti. Jadi ..."

"Gak perlu."

.
.

"AARGHGHGHG MENGESALKAN! TAU BEGITU KUTONJOK SAJA MUKANYA SEKALI!" kemudian aku menjejalkan teriakanku ke dalam bantal empuk di sofa ruang tamu. Sesuatu yang panas menghimpit dadaku, hanya karena aku diperlakukan seperti itu setelah aku mencoba bersikap manis kepadanya.

Harusnya aku tahu, berurusan dengan Seiya sedikit-banyak akan menggores sesuatu yang kusebut ego dalam hatiku. Harusnya aku sudah siap dengan kemungkinan seperti ini, namun tetap saja ... laki-laki itu bahkan langsung menyingkir segera setelah menolak pernyataanku, tanpa menoleh padaku seincipun! Seiya tidak punya hati.

"Harusnya aku tidak perlu memberitaunya, langsung saja kasih nanti---" gumamku teredam permukaan bantal yang lembut.

"Lagipula, kenapa harus dia? Bukankah banyak anak laki-laki lain di sekitarmu?" kata kakakku, Sora. Dia sedari tadi hanya duduk di sofa lain, mengamati gelagatku seperti melihat kera cari kutu. Juga, adalah dia alasan kenapa aku harus repot-repot merayakan hari Valentine payah ini.

Valentine and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang