Episode 1
(Umbrella & Rain)Author POV
Satu minggu setelah Y/N berkunjung ke perusahaan, di kafe kecil jauh dari keramaian, ia duduk menghadapi meja bundar yang merangkul secangkir cokelat panas. Y/N baru saja datang, dengan taksi dari hotelnya menginap, baru beberapa menit lalu untuk menunggu Soobin datang.
Ia menunggu di kafe sunyi itu sambil menatap langit yang mulai gelap."Apa dia akan kehujanan?"
Saat itu pula Y/N mendengar Soobin membuka pintu kafe dan menatapnya dengan senyum.
"Aku tidak kehujanan.""Apa ini telepati? Aku baru saja menanyakan tentang itu."
Sambil menatap Soobin ia tersenyum."Bertanya pada siapa?"
"Pada langit."
Soobin tertawa mendengar sahutan kekasihnya.Soobin duduk di kursi di depan Y/N.
"Baiklah, aku ingin minum itu."
Ia melirik ke arah cokelat panas sambil duduk di depan."Kau ini, manja sekali. Kau bisa pesan sendiri!"
Meski begitu, Y/N tetap memberikan cekolet itu padanya. Tidak ada yang mengalahkan rasa cintanya.Soobin menatap cokelat itu, memegang gagang cangkir itu dengan lembut.
"Y/N aku datang ingin membicarakan sesuatu padamu.""Bicaralah."
Y/N mencoba mendengarkan dengan memegang tas tangan merah miliknya."Mari kita akhiri ini."
Soobin bicara tanpa menatap.Y/N diam, terpaku dengan memegang tas merah itu, ia merasa tubuhmu tidak lagi dialiri darah. Jantungnya berhenti berdetak beberapa saat, untuk kemudian berpacu seolah marah. Namun, ia masih bisa membuka mulut untuk bicara.
"Baiklah, aku yakin kau punya alasan tertentu."
Y/N dan soobin diam.
"Tapi, bisakah kau memberitahuku alasan itu?"
Tanyanya pelan."Maaf, Y/N, aku fikir tidak bisa." Soobin masih terus menatap cokelat itu.
"Baiklah, kau bisa pergi. Aku yakin kau tidak ingin aku yang pergi duluan. Itu akan terlihat seperti aku yang meninggalkanmu."
Soobin berdiri, beranjak dari tempat duduk, berjalan ke arah pintu tanpa melihat ke arah mantan kekasihnya.
Y/N duduk terdiam, dalam keheningan kafe yang kosong, bersama cokelat panas yang masih terisi penuh, mungkin cokelat itu tidak lagi panas, karena hujan akan segera turun, dari langit, juga kantong matanya. Ia hanya mencoba duduk di kafe beberapa menit lagi, memberikan Soobin waktu untuk melangkah lebih jauh. Setelah itu ia keluar dari kafe yang hanya tersisa cangkir kosong di meja. Y/N orang yang tidak suka menyiakan uang.
(ngikutin karakter author dikit,hemat 😅😅)
Rintik hujan mulai membasahi kepalanya, ia masuk ke toko, tidak berpikir untuk naik taksi, jadi ia membeli payung untuk perjalanan pulang.
(apakah ini terlalu kasihan 😂😂)
.
.
.
Di JinHit Entertainment, Hueningkai mencoba menghubungi Soobin, karena ada latihan mendadak untuk tour. Tapi Soobin tidak menjawab panggilan Hueningkai.
"Soobin hyung tidak mengangkat telponku hyung."
Hueningkai berkata pada Taehyun yang berlatih sendiri."Coba hubungi Y/N, mungkin mereka bersama."
Hueningkai hormat menghadap Taehyun yang latihan di depan cermin raksasa.
Sebelum Y/N membayar payung itu, ponselnya berdering, Hueningkai menelpon.
"Iya, ada apa?"
"Apa Soobin hyeong bersama noona?"
"Tidak, ada apa?"
Y/N masih memegang payung yang belum dibayar."Eoh benarkah? Aku kira dia pergi menemuimu? Kami akan latihan mendadak, aku tidak bisa menghubunginya, mungkin noona bisa."
"Tadi dia memang bersamaku. Mungkin aku bisa mencarinya."
Y/N keluar setelah membayar dan langsung menutup ponselnya ketika Hueningkai ingin berbicara, sambunganpun terputus.💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Mine, My Girlfriend
Fanfiction"Kau pasti sudah selingkuh sebelum hubungan kita berakhir?! Iya kan?!! Jawab aku Y/N!!" Soobin mengguncang bahumu. "Kau ini kenapa?!" Sahutmu bingung melihat sikap Soobin padamu. Ketika kesetiaan diabaikan, maka tinggalkan. Seperti itu seharusnya y...