[7th Mess] The Resentment

97 17 0
                                    

Tatapan gue kosong menatap langit-langit kamar gue. Masih nggak ngerti dengan ucapan Kenny setelah kita video call tadi. Kenny bilang, "berarti Bintang suka lo, Tha."

Maksudnya, kenapa? Kok bisa? Dari kapan?

Sejujurnya dari awal gue kenal Bintang, nggak pernah terpikir buat suka sama dia. Memang gue cuma menganggap dia sebatas teman aja, sama kayak gimana gue mandang Dika. Kalau dari awal gue udah mandang seseorang kayak gitu, ya bakal gitu terus. Nggak bisa disamain kayak gue mandang Revan dan Darren.

Ada perbedaan disana. Entah gimana, tapi gue juga milih-milih orang buat gue sukain. Bukan sekedar tampang atau kedeketannya aja sama gue. Nggak tahu pastinya apa, tapi memang mungkin nggak ada hal yang membuat gue tertarik dengan cowok tertentu. Atau mungkin karena faktor gue udah mengenal dekat orang itu sebagai teman duluan, bukan sebagai cowok yang gue suka.

Kayak saat gue mengenal Dika, dan kita dekat karena teman sekelas. Mau nggak mau gue juga tahu hal baik buruknya dia, suka ataupun nggak. Dan sejak awal kenal Dika, gue kayak ngerasa dia ini calon cowok ganteng yang suka ngalus. Bener dugaan gue kan? Makanya gue nggak pernah mandang Dika sebagai cowok yang bakal gue suka. Bukan karena gue merasa gue bakalan patah hati karena dia. Nggak sama sekali. Lebih karena nggak ada rasa ketertarikan sama dia.

Beda dengan saat gue ketemu Darren. Gue nggak kenal dia. Dari situ timbul rasa ketertarikan gue sama dia. Membuat gue jadi suka sama dia. Simpelnya mungkin, gue bakalan lebih tertarik mandang cowok yang baru—yang nggak gue kenal sebelumnya—daripada sama yang gue kenal lama. Sebab, kalau sama yang udah kenal kayak nggak ada gregetnya gitu. Iya, nggak sih? Karena kalian udah saling tahu luar dalemnya, jadi nggak ada hal baru untuk di explore.

Buat gue gitu sih. Tapi memang keuntungannya jauh lebih banyak daripada sama orang baru. Ini cuma masalah preferensi aja. Karena memang pada dasarnya setiap orang itu beda. Nggak bisa disama ratakan. Dan bisa berubah juga sewaktu-waktu.

Gue kayak tipe orang yang nggak bakal kena friendzone, ya. Makanya gue suka bingung aja, kok bisa ada yang suka sama sahabat sendiri. Ceritanya gimana? Tapi lagi-lagi karena setiap orang beda-beda, gue nggak bisa menghakimi sesuka jidat. Gue nggak ada di posisinya dia, dan dia nggak ada di posisi gue. Gitu aja sih.

Dengan keadaan kayak gini, bikin hubungan gue dan Bintang makin rumit. Inilah alasan kenapa gue memiliki kecendrungan untuk nggak suka sama sahabat sendiri. Karena kalau udah kayak gini, pasti gue kehilangan sahabat sendiri. Ini semacam maju kena mundur kena. Gue nggak bisa mutusin pertemanan gue dan Bintang gitu aja, tapi situasinya yang berbeda pasti bikin kita canggung. Gue bukan Bintang yang bisa biasa aja mengetahui perasaan seseorang yang lebih untuk kita. Karena menurut gue itu malah terlihat jahat. Lo tahu, tapi lo nggak berbuat apa-apa. Malah makin nyakitin doang.

"Dek, makan dulu!"

Teriakan Ibu menyadarkan gue dari lamunan. Gue baru ngeh kalau sekarang udah jam 8, dan gue belom makan sama sekali dari tadi pagi. Untung maag gue nggak kambuh.

Gara-gara Bintang nih. Hhh. Bikin pusing aja.

"Iya, Bu!"

"Iya, Bu!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Home [Chanyeol X Nayeon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang