"di mobil banyak anting milikmu, pakai yang disini saja"
"tapi aku mau pakai anting yang dibelikan Eonnie"
"cepat keluar atau kau akan ku tinggal !!"
"aish, oke oke aku turun"
Aku bergegas keluar dan mengunci rumah. Aku masuk kedalam mobil oppa dan langsung memilih-milih anting yang sengaja (ataupun tidak) aku taruh didalam dashboard mobil.
"ini kebiasaan burukmu, jika mau memakai anting siapkan dari semalam"
Pria ini bernama Jinyoung, oppa ku, atau mungkin sebenarnya pamanku dan lebih detailnya ia ayah baptisku.
Jinyoung oppa adalah adik dari ibu ku, ia menjadi ayah baptisku saat umurnya masih 10 tahun. Kenapa ia yang saat itu masih muda menjadi ayah baptisku ? karna ibu dan ayah ku tidak mempunyai saudara kandung lainnya. Mereka sangat mempercayakan Jinyoung oppa untuk menjadi waliku jikalau nanti ada kejadian yang tidak di inginkan. Oppa bilang, waktu itu ayah dan ibu ku sangat yakin jika mereka akan bisa membesarkanku sampai aku dewasa. Namun nasib berkata lain.
Saat aku berumur 12 tahun, ayah & ibu ku mengalami kecelakaan pesawat dan meninggal dunia. Anggap saja tuhan sudah merencanakan ini dengan baik. Saat ayah & ibu ku meninggal, Jinyoung oppa sudah bekerja dikantor pertamanya walau baru 1 bulan. Penghasilan kami bersumber dari gaji jinyoung oppa dan bisnis sewa property yang ayah & ibu ku wariskan. Ah, rumah yang kami tempati ini juga peninggalan mereka. Jadi, hidupku sangat bercukupan.
Saat ini aku adalah mahasiswi jurusan seni dan Jinyoung oppa sudah menjadi Business Development Manager dikantornya. Oppa juga sudah mempunya pacar yang sangat cantik, namanya Suzy. Suzy eonnie merupakan sekretaris direktur di kantor yang sama dengan oppa.
Sedangkan aku ? kalian ingin tau apa aku sudah punya pacar atau belum ??
"pria bermata besar itu masih sering mengganggumu ?" tanya oppa
"hh, biarkan saja, nanti juga dia bosan sendiri"
"ahahaha, dia penasaran dengan wanita tanpa ekspresi sepertimu. Kau hanya tertawa saat menonton We Bare Bear. Selebihnya ? flat"
"jangan menggodaku oppa"
"lihatlah, ia sudah menunggumu digerbang" ucap oppa sambil melambatkan laju mobilnya karna kami sudah sampai didepan gerbang kampus.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pria bermata besar itu (atau Lucas) berdiri sambil bersender disamping pos satpam dan tersenyum kearahku. hampir setiap hari ia seperti ini dan hampir setiap hari juga aku mengabaikannya.
Bukan, bukan karna ia jelek. Lucas mempunyai postur tubuh yang bisa dianggap sempurna untuk ukuran seorang namja. Badannya tinggi tegap, kulitnya sawo matang, hidungnya mancung, matanya bulat seperti bayi dan bibirnya yang ranum penuh. Aku memperhatikannya ? tentu saja !! siapa wanita dikampus ini yang tidak menyukainya, selain aku.
Kenapa aku tidak menyukainya ? karna Lucas berisik, ia termasuk golongan hyper active.
"pagi Yeji" sapa Lucas dan sekarang ia berjalan tepat disampingku
"hari ini masih diantar Jinyoung hyung ? padahal jika kau mau, aku bisa mengantar dan menjumput mu"
Lucas masih saja berbicara, aku kurang memperhatikan, ayolah ini masih pagi, berisik.
"Yeji awas !!" Lucas secara tiba-tiba menarik tanganku ke arahnya. aku menoleh kesamping kiri, astaga hampir saja aku tertiban batang pohon besar yang sedang dipotong. Sepertinya aku tanpa sadar berjalan mejauh dari Lucas.
"kenapa kau berjalan kesana ! kau hampir saja tertimpa pohon !!" Lucas sedikit membentakku
"aish !! lain kali perhatikan sekelilingmu" Lucas berniat untuk meninggalkanku, tapi langkahnya terhenti. Ia mengambil sesuatu dipucuk kepala ku. selembar daun. Lucas membersikannya untuk ku.
Sesampainya didalam kelas, seperti biasa aku memilih tempat duduk paling depan dipojok kanan, dekat dengan pintu.
"yeji-aaaaaahh" Lia, sahabat baik ku dari SMA dengan semangat menyapaku. Kami bersekolah dan sekarang berkuliah dijurusan dan kampus yang sama.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"annyeonghaseo Lia-sshi" aku menggodanya dengan sebutan formal
"yeji-ah, haaah, aku tidak bertemu dengan Jinyoung oppa pagi ini. Ini karna aku tidur kemalaman dan bangun kesiangan. Huee" Lia memang sangat menyukai Oppa ku
"kau kan bisa main kerumah, disana kau bisa melihat Jinyoung oppa dengan puas"
"apaan, setiap aku main kerumah mu, ia selalu ada didalam kamarnya. Kalau aku menginap, aku hanya melihat oppa saat menyiapkan sarapan saja. Tapi, sepertinya aku kangen melihat oppa memakai apron. Aku menginap lagi yaaaaaa~"
"ya ya ya, terserah, kau atur saja"
Seperti itulah hubungan kami, cukup dekat dengan sesekali kami menginap bergantian. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini kegiatan seperti itu jarang kami lakukan.
.
.
.
Minggu ini berjalan seperti biasa. Tunggu, seperti biasa kataku ? sepertinya ada yang kurang...
Lucas !! jika di ingat-ingat, ia tidak menyapaku dipagi hari dan ia tidak mencariku dikantin. Bahkan aku tidak melihatnya disini. Biasanya ia akan dengan sok akrab bergabung dimejaku dengan Lia atau duduk agak jauh dari tempatku tapi mengarah pada ku, sehingga ia masih bisa melihatku dari kejauhan. Tapi sepertinya tidak dibeberapa hari ini.
Panjang umur, saat aku dan Lia keluar dari kantin kami berpapasan dengan Lucas di koridor. Aku melihatnya, aku yakin ia juga melihatku. Jarak kami semakin dekat, dan... Lucas tidak menyapaku. Jangankan sebuah teguran, ia bahkan tidak melirik kearahku.