Part 9

245 6 0
                                    

Musim telah berganti, tak terasa hari yang aku tunggu beberapa bulan lalu akhirnya terjadi juga, hari kelulusan ku. aku mendapat gelar cumlaude S1 jurusan seni, begitu juga dengan Lia. Kami duduk bersebelahan dan saling berpegangan tangan sambil menunggu nama kami disebut untuk keatas podium.

"Yeji-ah, apa harus kau ikut dengan oppa ke Belgia ?" Lia merengut

"rencana ini bahkan terjadi sebelum hubungan aku dan oppa seperti ini, kau tau kan ?"

"tapi, aku akan kesepian"

"oooh Lia" kami saling berpelukan

Upacara penyematan gelar selesai dengan lancar, aku juga bertemu dengan keluarga Lia dan kami berfoto bersama. Tidak lupa juga aku menemui Lucas. Semenjak ia tau hubungan ku dengan oppa, rasanya kita menjadi sedikit agak canggung.

"hey Lucas, selamat atas kelulusan mu. Aku dengar kau juga diterima bekerja di agency music ternama, sekali lagi selamat" aku mengulurkan tangan

"terima kasih Yeji. Selamat juga atas kelulusan mu" dan kami saling berjabat tangan

Tin tin.. suara klakson mobil oppa

"ah, aku duluan ya. mmm sampai bertemu lagi" aku pamit

"sampai nanti Yeji-ah" rasanya, aku tidak akan mudah melupakan senyuman itu.

Sebetulnya malam ini Jinyoung oppa akan mengajak ku dinner disalah satu restoran ternama di kota Seoul, tapi mendadak hujan badai menerjang. Masyarakat dihimbau untuk tidak keluar rumah karna angin kencang dan jarak padang yang terbatas dikhawatirkan akan menimbulkan kecelakaan.

"sepertinya tidak akan lekas berhenti, terpaksa aku batalkan reservasi kita mala mini" Jinyoung oppa menghampiri ku yang sedang memperhatikan hujan dibalik jendela kamar.

"sayang sekali, padahal kita sudah berpakaian bagus" candaku

Aku memang sudah memakai little black dress, dengan heels tipis berwarna hitam serta rambut yang aku gerai rapih, aku bahkan sudah memakai make up. Hanya untuk berjaga-jaga mungkin saja hujan berhenti mendadak dan kita bisa segera berangkat.

Jinyoung oppa juga sudah memakai setelan jas berwana sama dengan ku, ditambah dasi kupu-kupu yang menghiasi kerah kemaja putihnya. Rambutnya juga sudah disisir rapih. Tampan.

"ada yang ingin aku berikan padamu" Jinyoung mendekat dan memberikan bingkisan kecil yang ditutup karung goni serta tali untuk mengikat ujungnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ada yang ingin aku berikan padamu" Jinyoung mendekat dan memberikan bingkisan kecil yang ditutup karung goni serta tali untuk mengikat ujungnya

"oppa membuat origami bintang ?" tanya ku antusias

"buka saja"

Aku buka bingkisan itu secara perlahan, ku ambil benda yang ada didalamnya. Terdapat satu origami bintang berukuran sedang yang sepertinya ada isi didalamnya. Keningku mengernyit bingung. Aku pandang Jinyoung oppa dan dia hanya tersenyum.

Aku buka origami berbentuk bintang itu dan ternyata... ada sebuah cincin didalamnya. Aku terkejut, mungkinkah...

"aku tidak akan bertanya 'mau kah kau menjadi istriku ?' karna pasti dan harus kaulah yang menjadi istriku" ucap Jinyoung oppa sembari memakaikan cincing dijaris manisku

"yeji, menikahlah dengan ku. karna aku tidak bisa jika itu bukan dirimu. Aku mencintai mu"

Aku memeluk Jinyoung oppa dengan erat. Aku sangat senang. Jadi seperti ini lah rasanya dilamar. Bibirku tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

Aku melepaskan pelukanku dan memandangi cincin yang sekarang melingkar manis di jariku. Sedangkan tangan oppa masih memeluk pinggang ku sambil memperhatikan wajah ku. Aku tersenyum, begitu juga dengannya. Oppa terlihat sangat tampan.

Ku beranikan untuk memulai mencium bibirnya, aku tidak bisa menahan diri. ku letakkan kedua tanganku dibagian belakang kepala Jinyoung oppa. Oppa membalas ciumanku. Ciuman yang semula lembut kini menjadi sedikit bergairah, bisa terdengar decakan bibir kami saling bertautan.

Tubuhku memanas, sesekali aku mengerang saat merasakan kenikmatan isapan bibir jinyoung di bibirku. Nafas kami memburu. Tangan ku mulai menjambak halus surai hitam milik Jinyoung oppa.

Bibirnya beralih ke tengkuk leherku. Aku mendesah. Sepertinya Jinyoung oppa menemukan titik sensitive ku. Aku mulai membuka jas yang dikenakan olehnya dan perlahan Jinyoung membuka resleting dress ku.

Malam ini, akan ku buktikan jika aku memang untuknya dan oppa memang untuk ku.

You're MineWhere stories live. Discover now