Part 5

245 7 0
                                    

Aku sudah sampai di café tempat aku dan eonnie akan bertemu. Eonnie bilang, ia sudah minta izin ke Jinyoung oppa, sepertinya eonnie tau titah baru yang dikeluarkan oppa untuk ku. Aku melihat kesekeliling café yang lumayan ramai ini. Ah itu dia, eonnie sedang duduk dipojok café sembari membaca buku.

Cantik, sangat cantik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cantik, sangat cantik. Aaah oppa, kau sangat beruntung mendapatkan wanita cantik, baik, pintar dan elegant ini.

"Eonnie" sapaku

"Yeji-yaaa" ia berdiri dan memeluk ku gemas, sudah lama kami tidak saling bertemu seperti ini.

"duduklah, aku sudah memesankanmu milkshake vanilla" ia juga masih hafal minuman kesukaanku.

Kami berbincang seperti dua orang teman, membicarakan apa saja, tertawa bahkan sampai bergosip. Kadang aku iri dengan Lia yang mempunyai kakak kandung. Maka dari itu, aku menganggap Suzy sebagai eonnie ku sendiri.

"eonnie, bukan kah seharusnya kau masih di Jeju untuk dinas ? kalau seminggu, berarti kau baru bisa pulang senin besok kan ?

"aku tidak mengambil liburan 2 hari disana, sebetulnya kami bekerja hanya 5 hari dan 2 hari sebagai bonus liburan yang difasilitasi kantor. Tapi karna Jinyoung pulang, aku jadi tidak mengambil liburan itu" tiba-tiba aku merasa tidak enak ke eonnie

"ah iya !! aku membawakan mu oleh-oleh. Lihatlah !!" eonnie menaruh satu bingkisan besar diatas meja, saat mengeluarkan isinya betapa terkejutnya aku diberikan 2 boneka teddy bear berukuran sedang.

"aku membelinya di teddy bear museum. Teddy bear yang mengenakan gaun itu aku, teddy bear yang mengenakan baju casual itu kamu. Simpan ini dikamarmu ya, agar kau selalu mengingatku, oke ?"

"eonnieeeee~" sudah ku katakan jika Eonnie baik kan ?

"yeji-ya, apa kau baik-baik saja ?" eonnie kembali serius dan aku hanya menjawab dengan anggukan

"sepertinya Jinyoung tidak bisa jauh-jauh darimu, selama di jeju saat istirahat ia selalu gelisah, memang tidak mempengaruhi kerjanya tapi aku tau ia tidak nyaman. Maka dari itu ia izin untuk pulang lebih awal" Perasaan tidak enak itu kembali muncul.

"pernah satu malam ia bilang kau tidak merespon telfon, chat dan vcallnya, dari situh ia mulai mencemaskanmu" sepertinya itu malam saat aku sakit, aah aku memang tidak memegang hp sampai siang hari.

"mianhae eonnie"

"kenapa kamu meminta maaf ?"

"aku, hehehe tidak tau, aku hanya ingin minta maaf" jawabku canggung

Sepanjang perjalanan pulang kerumah aku memikirkan hubungan ku dengan oppa. Oppa adalah pria dewasa yang sudah mempunyai tunangan. Ya, suzy eonnie adalah tunangan oppa. Tapi dari cerita eonnie pada ku tadi, sepertinya aku sedikit menghalangi kegiatan Jinyoung oppa. Aku sudah besar, aku tidak mau menyusahkan orang lain. Lagi pula, kenapa oppa harus sampai sebegitunya terhadapku. apa ia masih menganggapku anak kecil ?

Sesampainya dirumah, Jinyoung oppa sedang menyelesaikan pekerjaannya sambil duduk diruang tengah.

"kau sudah pulang ?" tanyanya namun tidak melihat ke arahku, ia fokus dengan berkas-berkas yang ada dihadapannya

"oppa, kapan kau akan menikah dengan eonnie ?" tanyaku spontan dan sukses membuat pendangan oppa beralih padaku

"setelah kau lulus kuliah. Oppa sudah bilangkan, setelah kau lulus oppa akan menikah dan kita bertiga akan pindah ke Belgia karna oppa akan mengurus kantor cabang disana dan Suzy melanjutkan S2-nya"

"bagaimana jika aku tidak ikut ?"

"kita sudah membahasnya Yeji" ucap oppa dingin sambil kembali melihat data-data dilaptopnya.

Hhh, entah kenapa aku tidak bisa melawan perkataan oppa. Ia sebetulnya bukan tipe pengekang, selama ini ia memberikan ku kebebasan. Tapi jika ia sudah berucap, maka itu harus di ikuti. Dan entah mengapa semakin lama, ia semakin posesif terhadapku.

Aku seperti tidak mau ada dihubungan antara oppa dan eonnie. Aku tidak mau jika nanti oppa akan terus berpusat kepada ku. Tunggu, kenapa aku seakan seperti orang ke-3 ? hubungan aku dan oppa kan kakak-adik. Aish !! lagi-lagi kau over thinking yeji.

.

.

.

Hari ini dosen yang harusnya mengajar dikelasku berhalangan hadir, sedangkan Lia izin kerumah sakit untuk mengurus kepulangan Nayeon Eonnie.

Aku berjalan disekitar taman kampus dan mendapati Lucas sedang memainkan gitarnya sambil sesekali menulis dibuku, sepertinya ia sedang menulis sebuah lagu.

"hei Lucas" sapa ku dan langsung duduk disamping

"eeey, kau tidak ada kelas ?" aku menggelengkan kepalaku dengan sedikit bertenaga sampai rambut yang ku kuncir bergoyang kekanan dan kekiri. Lucas tersenyum sambil kembali memainkan gitar.

"kau sedang membuat lagu ?" Lucas mengangguk

"apa aku boleh mendengarnya ?"

"nanti saja jika lagunya sudah selesai"

"tapi aku ingin mendengarmu bernyanyi"

"benarkah ? okeeee" Lucas memposisikan duduknya menyamping ke arah ku dan sekarang posisi kami berhadapan. Lucas mulai memetik gitarnya..

I just wanna see how beautiful you are
you know that I see it
I know you're a star
Where you go I follow
No matter how far
If live is a movie, You're the best part
(: Daniel Caesar ft. HER – Best Part)

Lucas bernyanyi tanpa sekalipun melirik gitarnya, pandangannya jauh kedalam mataku. Untuk beberapa detik kami terdiam dalam lamunan masing-masing. Aku tidak menyangka jika suaranya sebagus ini. Ditambah dengan suasana taman yang cenderung sepih dan semilir angin yang menghembuskan surai rambutku. Aku, terbawa suasana.

"kau mau minuman ? aku akan mengambilkannya untuk mu, tunggu sinih" Lucas bergegas, aku kembali ke alam sadarku.

Setelah beberapa menit, ada panggilan masuk ke hp-ku. Dari Jinyoung oppa..

"Nde oppa ?"

"kau masih dikampus ?"

"Nde oppa, wae ?"

"yeji, ini minumanmu" Lucas menghampiri ku sambil membawa segelas coffee latte

"siapa itu ? apa itu Lucas ?" aku terdiam, kenapa nada bicaranya jadi ketus seperti ini

"aku akan menjemputmu sekarang dikampus, tunggu aku didepan gerbang"

"oppa..."

"kau tunggu didepan gerbang, atau aku yang masuk dan mencari-cari mu ?!!" telfon dimatikan sepihak olehnya.

"Lucas, maafkan aku" aku menunduk

"tadi, jinyoung hyung yang menelfon ?" aku mengangguk sambil tertunduk

"tidak apa, aku mengerti. Ini, kau bawa saja minumanmu" entah sejak kapan Lucas menjadi orang yang lembut seperti ini. Aku tersenyum padanya dan berjalan menuju gerbang depan.

You're MineWhere stories live. Discover now