Part 7

213 5 0
                                    

Aku tidak boleh seperti ini, tidak boleh !! oppa sudah punya eonnie, jangan sampai fikiran linglung ku menghancurkan segalanya. Sepertinya aku harus menjaga jarak dengan oppa, sudah cukup selama ini aku "diurus" olehnya.

Sudah beberapa hari aku tidak banyak bicara dengannya, begitu juga sebaliknya, sepertinya oppa mulai menyadari jika aku berusaha menghindarinya. Saat dimobil aku diam, sampai dirumah aku langsung masuk ke kemar, saat makan bersamapun aku bicara secukupnya. Maaf oppa, aku harus menetralkan hati dan fikiranku.

"kau ikut kunjungan ke museum seni kan ?" aku dan Lia sudah ada dikantin untuk makan siang

"iya. Hhh, sudah semester akhir, masih saja ada kunjungan. Buang-buang waktu saja" rutuk ku

"tapi, sepertinya aku tidak bisa mengikuti sampai selesai, orang tua ku akan tugas ke Myanmar jadi malam ini mereka mengajak aku dan eonnie makan malam. Aku juga sudah izin ke Pak Shin" aku mengangguk mendengar penjelasannya

Hari berjalan begitu cepat, sudah malam dan Lia sudah izin pulang dari sore. Kenapa museum ini letaknya jauh sekali sih. Aku mengambil hp-ku didalam tas, sial, hp ku habis baterai.

Aku menengok kesekitar, para mahasiswa yang lain sudah bersiap pulang dengan teman sejawatnya masing-masing. Tinggalah aku sendiri.

Aku menunggu dihalte bus sambil mendengarkan music dari ipod mini ku. bukan bus yang datang, tapi seorang pria yang mengendari motor ninja besar berwarna hitam.

"sampai kapan kau disini ?" pria itu membuka kaca helmnya yang gelap, ternyata Lucas

"ayo, aku antar pulang"

"tidak usah, aku bisa naik bus"

"kau tidak tau ? bus disini hanya sampai jam 21.00, kau mau menunggunya sampai besok huh ?"

Aaah, sial !! untung saja Lucas datang. Tanpa basa-basi ku ambil helm yang sudah disodorkan Lucas untuk ku dan ia mengantar sampai kedepan rumah.

"terima kasih Lucas, jika kau tak ada mungkin aku bisa menunggu bus sampai besok"

"hahahaha sama-sama. Selamat beristirahat. Mmm tunggu..." lucas merapihkan rambutku yang berantakan karna memakai helm, kemudian ia tersenyum dan membawa motornya pergi.

"kemana saja kau ? kenapa HP mu tidak aktif ?"

Baru saja aku ingin masuk kedalam kamar tapi sudah dihalangi Jinyoung oppa. Ku mohon, untuk malam ini aku tidak ingin berdebat dengannya.

"maaf karna aku tidak mengabari oppa, hp-ku mati. Aku baru selesai kunjungan musem, acara dari kampus"

"selarut ini ? dan kenapa kau pulang bersama Lucas"

"Lia pulang lebih awal karna acara keluarga, disana tidak ada bus malam, jadi Lucas dengan baik hati menawarkan ku untuk pulang bersama" aku masuk kedalam kamar, di ikuti Jinyoung oppa

"kemana bungkusan bintang mu ?" sigap sekali dia, dengan cepat sadar jika bungkusan bintang yang aku ikat dijendela berkurang satu

"apa kau berikan ke Lucas ?"

"oppa, hari ini aku sangat lelah" eluh ku

"aku juga lelah, lelah memikirkan mu, mengkhawatirkan mu, apa kau tau ? setiap kali kau dengan Lucas, seperti ada firasat buruk yang menghampiri ku dan itu membuatku tidak nyaman"

"kau mendiamiku beberapa hari ini dan sekarang diantar pulang oleh pria itu ? sejak kapan kau pintar membuat ku gelisah hah ?"

"oppa !! aku lelah. Sudah berapa kali aku katakan aku bisa mengurus diriku sendiri. Fokus saja dengan Suzy eonnie, tidak usah berlebihan mengkhawatirkan ku. aku sudah dewasa !! aku bukan anak kecil !!"

Saat aku membalikan badan, ternyata Jinyoung oppa tepat berada dibelakangku. Tatapan apa itu ? aku tidak bisa mengartikan tatapan yang oppa berikan pada ku.

Cup

Bibir oppa mendarat tepat diatas bibirku, entah sejak kapan tangan kirinya ada dipinggangku dan tangan kanannya ada ditungkuk leherku. Ia semakin medekatkan jarak diantara kita.

Lumatan lembut, sapuan lidahnya diatas bibirku, isapan halus yang menyerang bibir atas dan bawahku secara bergantian. Dan aku tidak menolaknya. Tanpa sadar, tanganku menggenggam kedua sisi bajunya. Aku menikmati ini, sesekali aku membalas melumat bibirnya. Manis.

Sepersekian detik kami berbagi oksigen dan jinyoung oppa mulai menjauhkan bibirnya. Aku terengah-engah, jantung ku berdegup dengan kencang.

Oppa membawa tangan kanan ku tepat diatas dadanya, dan tangan kiri ku berada di dadaku

"Degupan ini, bukan milik sepasang kaka-adik. Degupan ini, menyadarkanku jika selama ini aku tidak melihatmu sebagai seorang adik. Kau bilang kau sudah dewasa, hal itu yang membuat aku semakin khawatir, khawatir kau akan diambil pria lain. Kau milikku, sedari awal kau milikku"

Kening kami saling bersentuhan, seakan tidak ada yang mau menjauhkan jarak diantara kami.

"kau fikir aku akan begitu mudah melepaskan mu ? setelah bertahun-tahun aku selalu berusaha ada untukmu ? tidak akan Yeji, aku tidak akan melepaskan mu untuk orang lain. Maafkan sikap kasarku akhir-akhir ini, aku tidak mau memungkirinya lagi. Aku sangat cemburu setiap kali kau dengan Lucas"

"semenjak melihatmu dipeluk olehnya waktu itu, aku sadar jika aku cemburu. Ternyata aku tidak bisa melihatmu bemesraan dengan pria lain. Maafkan aku Yeji, maafkan aku jika ini membuat mu bingung. Tapi, aku menyukai dan menyayangi mu lebih dari sekedar adik"

Aku mendengarkan semua ucapan oppa dengan baik. Namun tiba2 mata ku terasa panas,  air mata menetes ke pipiku.

Suzy eonnie, aku memikirkannya. Apa yang aku lakukan salah, sangat salah. Bagaimanapun eonnie sudah sangat baik pada ku. Disatu sisi aku tidak ingin melukainya, tapi disisi lain aku mulai menyadari perasaan ku pada Jinyoung oppa.

"kenapa kau menangis ?" tanya oppa sambil menghapus air mataku

"eonnie, aku tidak mau menyakiti eonnie" tangis ku pecah, Oppa membawaku kedalam pelukannya sambil mengusap-usap punggung ku

"biarkan aku yang menjelaskan ini padanya, kau tidak usah khawatir" kurasakan kecupan halus dipucuk kepalaku. Kunikmati harum dan hangatnya pelukan Jinyoung oppa. Aku mendekapnya dengan erat. Maafkan aku eonnie, ternyata pria ini begitu berharga untuk ku berikan kepada orang lain.

You're MineWhere stories live. Discover now