9. Kalah Start

38 5 0
                                    

"Gue langsung cabut ya gais. Ada latian hari ini" pamit Laura saat 3 menit setelah bel pulang sekolah berbunyi.

"Oke. Tapi latian paan, Lau? Perasaan lo gaperna ikut ekskul tambahan?" tanya Natasha.

"Bulu tangkis nih. Gue latian ama abang" jawab Laura.

"Oh, kirain badminton" sahut Tania.

Yang ingin menoyor kepala Tania, dipersilahkan.

"Bulu tangkis ama badminton apa bedanya, bego!" Natasha geram dengan Tania.

"Jelas beda lah. Pertama tulisan sama jumlah huruf. Dan yang kedua carabacanya. Gimana? Beda kan?" Tania sepertinya ingin benar benar di tendang ke kutub utara.

"Artinya sama babi"

"Kan tetep bed---"

" Udah deh. Kalian gacapek apa ya tengkar mulu. Gue yang denger aja panas ni kuping. Gue pulang ya! Pasti si abang uda lumutan nunggu gue. Bye!" pamit Laura, lagi.

"Hati hati Laura!" ucap mereka.

Laura langsung berlari kecil untuk menuju parkiran, tempat dimana mobil Leo bertengger manis di sana. Sempat melihat sekilas lapangan basket yang diisi oleh beberapa anak yang ekskul basket hari ini. Lalu kembali menatap lurus untuk segera mencapai tujuannya.

"Bang Leo, maafin Lau, ya? Pasti lama" tanya Laura saat masuk ke dalam mobil milik abangnya itu.

Kalau di cerita novel dan sejenis nya, pemeran abang pasti akan menjawab 'gapapa, belom lama juga kok. Santai' sambil mengacak gemas rambut adiknya. Dan berakhir tentram bahagia....Tapi realitanya,

"Ya lo lagian lama bet ngapain aja sih? Sampe cogan gini di suruh nunggu. Besok besok kalo lama, gue tinggal lo" cecar Leo sambil menancap pelan gas nya sampai keluar dari area sekolahnya.

"Yaelah bang, ya maap dah. Jangan di tinggal dong, tar kalo diculik kan bisa berabe. Trus lo kesepian lagi" ujar Laura.

"Pede gilaaa, gue mah ada ato gada lo santai" sarkas Leo.

"Sumpah bang lo jahat ga boong" Rajuk Laura.

"AHAHAHAHA canda elah"

"Eh bang, Laura mau minta sesuatu nih"

"Minta apaan lo tombenan amat?"

"Besok trakir taican lah sama seblak mang Asep, sama ini nih,,,, martabak manis depan plaza yang jumbo" pinta Laura dengan cengengesan.

"Gila si lo Lau, lo mau bikin gue bangkrut?"

"Gue kan sebagai adek yang baik mau berbaik hati menguras dompet abang sampe kinclong"

"Nguras sih nguras dek, tapi jangan dompet gue lo embat juga. Noh bak mandi kuras"

Mereka tertawa bersama, Laura merasa puas menjahili abangnya.

"EH IYA!" setelah jeda beberapa saat, "Astaga bang!!! Gue lupa bawa sepatu sama bajunya!!!!!! Duhhh gimana dong" teriak Laura sambil nepuk jidatnya di dalam mobil Leo hingga lagu yang diputar saja nyaris kalah dengan suara maut Laura.

"Heh, kalem anjir. Sumpah abis ini mo meriksain ni telinga gue ke THT aja" keluh Leo dengan tangan kiri menutup salah satu telinganya, dan tangan kanannya masih menyetir.

"Eh bang serius nih gue, puter balik aja deh. Ambil baju sama sepatu. Sekalian dah tu aer minum, dikira gak aus apa. Ayo puter balikk!" titah Laura.

"Ngapain puter balik bego. Gue sebagai kakak yang baik, perhatian, peka, dan tidak sombong ini udah bawain segala perlengkapannya" Leo membanggakan diri.

Te Amo Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang