Sinar matahari yang masuk lewat pentilasi nampaknya tidak mampu mengusik tidur gadis manis yang masih bergelut dengan mimpinya.
Ya, walaupun saat ia bangun nanti apa yang dia lihat sama dengan saat dia tertidur.tapi setidaknya bangun untuk memulai hal baru hari ini.
Nampaknya tidak ada tanda-tanda dia akan keluar dari dunia mimpinya.
Hingga tangan lembut wanita paru baya mengusap lembut rambutnya.
"Yerin,bangun sayang ini sudah siang"ucapnya kelewat lembut tetapi mampu membuat gadis bermarga Jung itu bangun dari tidurnya.
"Baik bu"jawabannya,lalu segera berdiri dan mencari tongkat untuk membantu langkahnya.
***
Hanya ada suara gesekan antara piring dan sendok diruangan bernuansa kuno tersebut.
"Sayang maaf ibu belum menemukan donor mata untuk mu"dari suaranya dia terdengar seperti orang yang sedih
Orang yang dimaksud hanya membalasnya dengan senyuman.
Berfikir sejenak apa yang akan ia katakan agar tidak membuat lawan bicaranya merasa bersalah.
"Tak apa bu,yerin tau mendapatkan donor mata tidak mudah"
"Kau anak anak yang baik.andai kau bisa melihat, lihatlah betapa cantiknya dirimu"katanya seraya mengusap seurai rambut putrinya.
"Itu karena ibuku juga sangat cantik"jawabku dengan senyuman.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before sunrise °taerin
Short Story[End] "hiduplah lebih lama lagi" "untuk apa?" "aku hanya ingin melihat matahari terbit bersama mu"