"Untuk apa ada Bunga tanpa kupu kupu? Dan juga sebaliknya , untuk apa ada kupu kupu tanpa bunga?"
~~
"Baiklah , perjalanan ini akan menggunakan waktu 7 hari , dan kalian harus bertahan didalam hutan itu , seperti biasa , kalian bisa menyerah jika merasa tidak sanggup melaksanakan rintangan selanjutnya." Terang Sir Thomas yang membuat semua murid academy merinding , Yerra menatapku lalu berkata "Bagaimana ini? Perbekalan kita..--" belum selesai Yerra berbicara , aku telah memotongnya , tahu apa yang ia cemaskan "Perbekalanku cukup untuk 2 setengah hari , bisa 3 hari jika kita hemat." "Dan aku membawa makanan yang cukup untuk 3 hari juga , jika kita berhemat." Sambung Xavier , membuat Yerra bernafas lega.
Untung saja aku memilih kalian! Batinku sambil menatap punggungku , dimana ransel dan semua perbekalanku berada , kecuali pistol yang kuselipkan di celana jeansku ini.
UTS akan dimulai 30 menit lagi , aku memutuskan untuk mengambil botol kosong yang berukuran besar , mengisinya dengan air mineral dan memasukannya kedalam tasku yang lalu diikuti Xavier. Yerra menatapku bingung yang ku jawab dengan menaikkan salah satu alisku , "Bukankah kalian punya elemen air?" Tanya Yerra polos , membuat kami tertawa "Elemen kami menghasilkan air yang dapat membunuh siapapun , termasuk yang meminumnya." Kataku memberi penjelasan , Yerra yang mendengar penjelasanku langsung melakukan hal yang sama denganku , mengambil botol berukuran besar , dan mengisinya dengan air. Sementara aku dan Xavier minum es jeruk di kantin , menunggu Yerra menyusul.
Duk!
Aku baru saja ingin melakukan smack-down yang kutonton di televisi beberapa hari lalu , namun kulihat Vander menatapku lalu mengodeku untuk diam , ya Vander baru saja menculikku. Ah tidak , dia tidak menculikku hanya saja sedikit membuat ulah? "Stt!" Kata Vander membuatku menyipitkan mataku , "Keyra." Panggilnya , membuatku menatapnya tajam "Ini sudah mau mulai UTS , Vander!" Kataku kesal , "Aku hanya ingin bertanya satu hal!" Kata Vander , cukup panjang walau dengan sedikit membentak "Apa?!" Ketusku kesal , "Kenapa kalian menyembunyikan jati diri kalian?" Tanya Vander , membuatku kaget , "Ah ya , kau mindreader." Kataku lalu berusaha tenang "Terima kasih atas bantuanmu tadi pagi , Vander." Kataku sambil mengingat acara makan pagi tadi. "Sebenarnya apa yang kalian rencanakan?" Tanya Vander , membuatku tersenyum tipis.
______________________________________
"Selama perjalanan , beberapa dari kalian akan menunggang kuda dan sisanya berjalan , lihat kuda-kuda itu!" Perintah Sir Thomas "Para kuda itu lah yang akan memilih kalian sebagai majikannya!" Kata Sir Thomas membuat jantung para murid berdebar khawatir dan gugup sekaligus.
Saat giliran Xavier , Xavier berjalan ke tengah tengah para kuda , kuda putih mendatangi Xavier , "Good! Kuda itu milikmu sekarang , Xavier!" Kata Sir Thomas lalu bertepuk tangan , setelah Xavier , Yerra menyusul ke tengah lapangan , lagi lagi seekor kuda berjalan ketengah lapangan , hanya saja , warnanya hitam , dan sekali lagi Sir Thomas menepukkan tangannya berulang ulang , lalu tibalah giliranku , jantungku terus berdebar , berharap ada seekor kuda datang padaku , pasalnya mereka berdua mendapatkatkan kuda , jika aku tidak mendapatkan kuda maka aku harus berjalan sementara mereka berdua menunggangi kuda mereka.
1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.Masih tidak ada seekor kudapun yang menunjukan tanda tanda akan menuju ke arahku. Apakah aku harus berjalan? Batinku pasrah.
"Maaf saya tidak mengenali Ratu." Aku menoleh ke kanan dan kiriku , tidak ada satupun yang berbicara padaku "Hamba disini , Ratu. Kuda putih yang berambut putih seperti milik Raja." Aku menoleh dan mendapatkan kuda putih itu , "Ka-ka-kamu.. bisa bi-bi--" ucapku terbata bata terpotong oleh tepuk tangan dari Sir Thomas , "Tenang Keyra , saat suatu peliharaan memilihmu , kamu bisa mengerti apa yang mereka berusaha sampaikan padamu , melalui pikiranmu." Kata Sir Thomas seolah bisa membaca pikiranku. Aku hanya tersenyum kecil sebagai jawaban , menahan malu.
Aku berjalan menepi lapangan , menuju ke tempat dimana Xavier dan Yerra berada. "Ratu , namaku Chyla." kenal Chyla , "Aku Keyra , panggil saja Key , jangan panggil aku ratu atau sejenisnya." Kataku berusaha menetralkan perasaanku yang masih terkejut. "Keyra!" Panggil Yerra sambil tersenyum lebar "Ini kudaku namanya Shenna!" Kenal Yerra sambil merangkul Shenna , "Hormat hampa pada Ratu." aku membelalakan mataku , "Ya saya Shenna , Ratu." Shenna menatapku , "Ada apa?" Tanya Yerra membuatku menggelengkan kepalaju cepat , lalu Yerra hanya menaikkan satu alisnya heran "Kalo kudaku namanya Chyla," kataku sambil melirk Chyla yang membuat gerakan seperti pengawalku dibelakang , "Ah aku iri dengan kalian! Aku ingin memiliki kuda putih!" Rengek Yerra membuatku terkekeh "Kalo kudaku namanya Nao," tunjuk Xavier ke kuda putihnya "Hormat hamba pada Ratu."
Lagi lagi , batinku mulai jengah.
"Ujian akan dimulai! Segera berkumpul dengan kelompok masing masing!" Telepati Sir Thomas tiba tiba membuatku dan kedua orang ini menunju tengah lapangan "Apakah kalian sudah siap!?" Tanya Sir Thomas "Ya!" Jawab para murid serempak.
Tiba tiba sekelilingku menjadi gelap , sangat gelap. Lalu suatu cahaya kecil berada didepanku , aku berjalan mengikuti cahaya itu.
Silau!
"Key!" Panggil Yerra , ntah apa yang terjadi , kini aku sudah ditengah tengah hutan lebat yang sangat menyeramkan. Yerra terlihat ketakutan ditengah tengah hutan ini , Xavier sedang melihat sekeliling , memastikan benda benda disekeliling kami , "Ayo! Untuk sekarang kita cari gua atau sesuatu yang bisa kita tinggali untuk tujuh hari kedepan!" Kata Xavier setelah memastikan semuanya aman , aku dan Yerra mengangguk setuju , kami meniupkan siulet untuk memanggil kuda kami , Xavier menunggang didepan dan Kami , aku dan Yerra , dibelakangnya. Pada saat itu jam masih mengarah pada angka 12 , dan kami sudah mulai kewalahan.
"STOP!" seruku saat melihat goa yang sangat indah , ujung sungai
Pas sekali! Batinku senang , dengan ini kami sudah mendapatkan tempat tinggal untuk tujuh hari dan juga minum , kami hanya perlu keluar untuk mencari makan dan memburu monster. Sementara Xavier dan Yerra menatapku seolah akan membunuhku karena memberi aba-aba secara tiba tiba , aku yang menatapnya hanya terkekeh lalu menunjuk gua yang tadi kulihat , mereka takjub akan kecantikan gua itu , aku hanya nyengir dan bergerak ke arah gua mendahului mereka.
"Aman!" Kataku setelah mengecek sudut sudut gua dan melihat sekeliling , sementara Yerra dan Xavier terlihat mengangguk angguk.
"Ayra!" Panggil Xavier tiba tiba , membuatku menoleh tiba tiba , tahu bahwa panggilan itu pertanda ada hal buruk , aku segera mengolengkan kudaku hingga jatuh lalu aku lompat mundur , ketempat Xavier dan Yerra berada "Kelas A!" Seruku memberi tahu , jika kalian bertanya mengapa kami tidak melakukan telepati , maka alasanya adalah , kekuatan 'tambahan' kami disegel saat memasuki hutan ujian ini. Aku menatap panik kudaku yang menjadi target monster itu.
"Ayra! Serang dari belakang , aku akan mengecoh!" Seru Xavier memerintah , aku mengangguk lalu mulai menutup mataku
"O fidelis venit ad me AQUA BENEDICTA!" Mantraku memenuhi gua , air dari sungai naik dan mengumpul menjadi berbentuk ular , mengikat monster itu , dengan sigap Xavier menusuk monster itu sedalam dalamnya , sementara Yerra masih baru menaruh telapak tanganya diujung pedangnya , melongo.____________________________________
Farrel Lui
Elemen Murni : Angin
Elemen keturunan : Angin Tanah
Mahkota : Pangeran Selatan
Tambahan : Telepati , empati
Kerajaan : Selatan
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy-Orbis[SELESAI]
Fantasy▪Fantasy - Teenfict Pernah dengar pepatah yang berkata, kebahagiaan akan datang diakhir, setelah perjuangan? Bagaimana jika, perjuangan itu harus dirasakan sampai detik detik terakhir menuju kematian, lalu dimanakah kebahagiaan? Itu semua hanya bual...