BAB 17

230 34 2
                                    

"Maafkan aku , Maafkan aku yang tak bisa jujur. Aku takut , takut bila kamu akan meninggalkanku jika tahu semuanya."

~~

"Astaga! Mereka Ratu dan Raja nya?"

"Omong kosong macam apa ini!?"

"Mustahil! Mereka masih kecil!"

"Mereka pemimpin kita?"

Begitu banyak komentar ditamparkan padaku dan Xavier , "TENANG!" Perintah Xavier , membuat semua orang diam. "Kalian , aku mohon , ralat , Raja dan Ratu Orbis memohon pada kalian , agar melaksanakan perang sebaik mungkin , kalian hanya perlu mengulur waktu , sampai jam satu lebih tiga puluh dua menit malam nanti." Kata Xavier , membuat mereka bertanya tanya , "Jangan banyak bertanya , kami tahu mana yang terbaik untuk kita semua." Kata Xavier sebagai penutup lalu menarikku pergi. Teriakan Saskia , Cheryl , dan Liyana sempat memenuhi gendangku , namun aku tak berani menoleh , tidak sanggup melihat ekspresi mereka.

▪》06.00 PM

"Kikiki.."
"Hihihi.."
"Grr.."

Orge orge mulai menyerang kami , sementara aku dan Xavier memandang mereka dari kejauhan , bukannya tak peduli , tapi kami-- Mam Alley , Sir Thomson , aku , dan  Xavier sedang mencari keberadaan Lucifer. Kami tidak mau terkecoh oleh rencana Lucifer yang pasti sudah luar biasa licik.

Setelah cukup lama menunggu , Lucifer masih belum muncul , membuatku curiga , aku mulai memperhatikan satu bersatu hal yang ada dibawah sana , dimedan perang. Kulihat manusia dan penyihir mulai berjatuhan , tapi Orge tidak. Kulihat seorang manusia menancapkan pedangnya dijantung Orge , namun Orge itu terkekeh dan tubuhnya tidak luka sedikitpun , apa apaan! Kataku dalam hati , jelas kami akan kalah sebelum purnama merah berada di puncaknya , aku melihat kearah black witch yang sedari tidak ikut perang , sebagian dari mereka memulihkan orge dari belakang , pantas saja! Batinku , lalu aku menyipitkan mataku , menajamkan penglihatanku. sebagian lain dari mereka , mengitari sesuatu , yang tertutup awan awan hitam , kakek? Jadi mereka benar benar menggunakan tubuh kakek?! Batinku lalu mencengram seragam perangku kasar , "Xavier! Kita harus turun tangan!" Kataku lalu menatap Xavier , "Resikonya besar Keyra!" Tolak Xavier sambil berusaha memberiku pengertian , aku menunjuk kearah kerumunan yang menutupi Lucifer , "Lihat itu Vier!" Kataku lalu menghela nafas panjang , "Tenang Ayra! Kita ngga boleh gegabah!" Kata Xavier lalu menatap lekat lekat kerumunan itu , "Itu Lucifer!" Kata Sir Thomson tiba tiba , "Didalam tubuh kakek kalian!" Sambung Sir Thomson , membuatku geram. "Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Xavier , yang lebih ditujukan ke dirinya sendiri. Bulan purnama semakin meninggi dan merahnya semakin pekat. Peperangan semakin sengit dibawah sana , aku menatap nanar teman temanku. "Hihihi.." tiba tiba , kakek kami , ralat Lucifer yang berada di tubuh kakek kami , muncul ditengah tengah peperangan , "Apa kalian mampu mengalahkan kami?" tanya Lucifer , membuat para penyihir mulai ketakutan , sementara para manusia kebingungan. "Aku sudah memanggil rekanku kemari. Kita harus segera ikut turun tangan , Lucifer sengaja mengambil bentuk itu agar para penyihir menuduh kalian sebagai pengkhianat!" Kata Sir Thomson lalu menatap kami berdua dengan serius , "Hey , Sir." Kata Xavier tiba tiba , "Saat perang berakhir nanti , aku ingin agar pedang kami disimpan sebaik mungkin , jika suatu saat nanti aku bisa kembali ke dunia ini , sebagai aku maupun yang lain , aku ingin melihatnya. Pedang yang membunuh kami." Kata Xavier dengan tatapan yang dalam , lalu tersenyum. "Baiklah , jika itu keinginan kalian." Kata Sir Thomson sambil tersenyum kecut. Lalu Mam Alley memelukku , "Kamu pasti bisa melewati ini , Mam yakin dan percaya sama kamu , Keyra." Kata Mam Alley berbisik menyemangatiku.

Aku dan Xavier perlahan berjalan kearah area perbatasan , dimana peperangan terjadi. Kami menggunakan seragam perang kami bserta mahkota Ratu dan Raja Orbis. Awalnya semua orang disana mengacuhkan kami , namun semakin kami berjalan kearah Lucifer , semua orang menepi seolah memberikan jalan untuk kami , banyak cibiran yang kudengar melewati kami.

"Orbis beneran ada?"

"Masa yang mimpin kita pengkhianat?"

"Kita udah kalah dong?"

"Raja sama Ratunya aja udah nyerahin diri ke sekutu musuh! Buat apa kita perang?"

Suara suara itu membuatku sedikit geram , setelah tiba didepan Lucifer amu menatapnya dengan sinis "Wow wow , tenang cucuku , kemarilah pada kakek." Kata Lucifer dengan smirk jahatnya , Xavier segera melompat , menyerang Lucifer yang masih ditubuh kakekku , "eum qui voverat redimere anathema sit mutuatus mutuatus vivere in pace." Matraku lalu dari badanku keluar sinar putih yang membentuk seperti benang , menuju kearah tubuh kakekku , dan benar saja , Lucifer teriak kesakitan , perlahan suaranya tak menyerupai suara kakekku , dan aura hitam perlahan keluar dari tubuh kakekku , dalam sekejap tubuh kakekku jatuh kebawah , yang langsung kutangkap , sementara diatas sana , Lucifer tertawa terbahak-bahak "Ah , aku ketahuan oleh nona kecil ini." Katanya lalu memberikan smirk tajam , "Tapi bisakah kamu bertahan setelah ini? Setelah menggunakan begitu banyak energi untuk menarikku dari tubuh sialan itu?" Ejek Lucifer dengan nada merendahkan.

#flashback#

"Aku akan mengajarkan kalian suatu mantra yang bisa mengusir roh atau seseorang dari tubuh orang lain. Ini akan berguna jika nanti Lucifer masih menggunakan tubuh kakek kalian." Terang Sir Thomson , "Tapi , ini akan memakan banyak energi , jadi ku sarankan agar Keyra yang menggunakannya , karena Keyra lebih lihai di magis , bisa bisa setelah Xavier menggunakannya , dia langsung pingsan." Sambung Sir Thomson , membuat jantung kami berdebar kencang , apa kita mampu melawan Lucifer? "Menurutmu , apa yang harus kalian lakukan di medan perang jika kalian dalam posisi seperti itu?" Tanya Sir Thomson sambil tersenyum kecil.

#flashback off#

Aku memberi senyum miringku , lalu menatap kearah jam ku , masih pukul 07.43 PM , aku harus menahannya beberapa jam lagi , batinku. Aku menyerang para black witch dari belakang , agar mereka tidak bisa men-heal para orge , sementara para penyihir mulai melawan orge lagi , sama halnya dengan para manusia. Xavier berusaha mengalihkan perhatian Lucifer diatas sana , agar Lucifer tidak ikut berperang. Ini akan menjadi rumit. Batinku , aku meloncat mundur , kearah Yerra , Farrel , dan Vander. "Dimana May dan Vin?" Tanyaku kasar , "Kami- kami tidak tahu.." jawab Yerra ketakutan , sementara Vander menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan dan Farrel , Farrel menyentuh pergelangan tanganku kemudian berlutut , "Maafkan hamba dan teman teman hamba , yang mulia Ratu." Mohon Farrel , bisa kurasakan tangannya bergetar hebat tanda menahan tangis dan ketakutan yang dalam. "Lupakan , sudah kukatakan , kalian tak mau mendengarkan kami , apalagi percaya dengan kami." Kataku sinis , lalu tertawa. Tidak , bukan ini yang kuharapkan , kenapa aku berbicara seperti itu? Batinku , lalu mulai menahan tangis , aku menepis tangan Farrel dari tanganku , lalu menatap kedepan , mulai menyerang black witch lagi , "Ada baiknya jika kalian membantuku." Kataku yang langsung diikuti mereka.

▪》08.02 PM

Saat Orge mulai menipis dan black witch kewalahan , kami mulai merasa ada kemenangan didepan mata , namun tiba tiba ada kerajaan Utara datang dari sisi mereka. "Hahaha! Kalian kira kalian mau menang , eh? Hahaha!" Ejek Lucifer , membuatku mengepalkan tanganku , bisa kulihat disana Xavier sedang menahan sakit ditangannya , "Kerajaan utara! Selamat bergabung disekutuku!" Sambut Lucifer , membuatku dan yang lain membelalakan mataku kaget , bisa kulihat , disana ada May dan Vin menggunakan seragam perang , bukan seragam perang dari sekolah , bukan seragam milik manusia , bukan seragam milik kerajaan utara , tapi seragam milik sekutu Lucifer.

______________________________________

To be continiued..

Academy-Orbis[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang