"Jadi , apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian sudah membuat rencana?" Tanya Ayah , membuatku merasa terintimidasi , apalagi tatapannya yang tegas dan tajam , tanda Ayah benar benar serius. "Kami masih belum tahu , Ayah." Kata Xavier mewakili , membuat Ayah menekan nekan keningnya tanda Ayah berfikir keras , "Apa kalian tidak mendapatkan Clue apapun tentang ini?" Tanya Sir Thomson , membuatku menatap Xavier. "Pada saat kami UTS sebenarnya--" aku mulai menceritakan berbagai kejadian saat UTS , mulai dari apa yang dikatakan monster C , juga Peti berserta Elzafadghar , dan 5 monster S.
"Boleh aku lihat pedang itu?" Tanya Sir Thomson , aku menatap Xavier , Xavier juga menatapku , "Tenang saja , aku tidak akan melakukan hal aneh aneh pada pedang kalian." Kata Sir Thomas , seolah tahu apa yang sedang aku dan Xavier pikirkan , lalu Xavier mengangguk pelan. Aku mengucapkan mantraku dan dari dalam dadaku mencuat gagang pedang putih yang langsung kutarik keluar dengan perlahan. Begitu juga dengan Xavier.
Sir Thomson membolak-balikkan pedang kami , "Boleh aku pinjam pensil dan pulpen?" Tanya Sir Thomas , membuatku merenyitkan alisku heran , sementara Bunda mengambilkan apa yang Sir Thomson minta. Aku menelepati Xavier , bermaksud mengajaknya berdiskusi , karena suasana realita sangat tegang jadi lebih baik aku menggunakan telepati tanpa harus memecahkan ketegangan yang tercipta.
Apa dia bercanda?
Mungkin , aku tidak tahu.
Menurutmu apa yang akan dia lakukan?Entahlah , mungkin dipedangnya terdapat pesan tersembunyi
Aku segera memutuskan telepatiku dengan Xavier saat Bunda kembali dengan membawa kertas dan pulpen , "Ini , Sir." Kata Bunda lalu menyerahkan benda benda itu , lalu Sir Thomson menulis sesuatu diatas kertas , aku tahu itu , tulisan Yunani , tapi aku tak dapat mengerti artinya. "Baiklah , ini ku kembalikan." Kata Sir Thomson lalu menyerahkan keduapedang itu , aku segera mengucapkan mantra dan kembali memasukkannya dengan perlahan didadaku. "Baiklah , kuusahakan misteri ini sudah terpecahkan sebelum perang." Kata Sir Thomson lalu melipat kertas itu dan dimasukan kedalam kantungnya. "Saya harap Sir Thomson dapat segera menyelesaikannya." Kata Ayah lalu menatap Sir Thomson lekat lekat "Tenang saja , aku akan melakukan yang terbaik." Kata Sir Thomson lalu berdiri , "Ayo latihan!" Kata Sir Thomsin , yang kujawab dengan anggukan.
Sir Thomson mengajarkan kami banyak mantra dan juga bela diri jarak dekat , dengan tangan kosong , pedang , kayu , dan banyak hal lainnya , "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi saat perang , berjaga jaga seperti sekarang lebih baik." Itu yang dikatakan Sir Thomson. Kami terus berlatih , kami berlatih dibelakang rumah , karena rumahku terletak di area sepi jadi takkan ada manusia yang lewat , kecuali ia sengaja kerumahku.
"Aku lapar!" Kata Sir Thomson tiba tiba , membuatku melihat kearah jam , dan benar saja , sekarang sudah jam 4 sore , sedangkan kami sudah berlatih sejak pagi "Aku ingin burger!" Kata Sir Thomson lagi , membuatku mendesah , astaga dia seperti anak anak , hanya saja dia kuat! Batinku kesal , lalu masuk kedalam rumahku "Aku ingin burger!" Kata Sir Thomson lagi , "Ya ya , tunggu sebentar!" Kataku lalu mengambil dompetku , begitu juga dengan Xavier. Lalu kami pergi ke restoran cepat saji yang dulu sering kudatangi. "Burger 3 ya pak!" Kataku pada penjualnya , saat sudah mendapatkan burger , aku langsung memberikan 1 pada Sir Thomson yang langsung memakannya , "Key!" Panggil seseorang tiba tiba , membuatku kaget. "Sis-ka?" Kataku memastikan , "Keyra!" panggil seseorang lagi dari belakang Siska , Cheryl , lalu disusul Liyana yang langsung melongo melihatku (BAB 3) "Kenapa kamu nggak ngabarin kami kalo sudah disini?" "Kamu selama ini dimana sih?" "Kenapa ngilang tiba tiba?" "Dia siapa?" Pertanyaan mereka bertubi-tubi membuatku tersenyum kecil ,mereka mencemaskanku. Batinku , "Kita ke taman aja yuk," kataku , lalu disetujui mereka , sementara Sir Thomson hanya mengikutiku dari belakang.
______________________________________
Kini kami duduk di bangku taman , berhadapan. Dengan posisi aku-Xavier-Sir Thomson , dengan Cheryl-Liyana-Siska. "Jadi? Apa kamu akan menjelaskan?" Tanya Siska mengintimidasi , "Jika aku berkata didunia ini ada makhluk lain selain manusia , apa kamu akan percaya?" Tanyaku , "Jangan bercanda!" Ketus Cheryl , membuatku tersenyum kecut. "Sudah cukup pemerintahan saja yang menjadi tidak waras!" Timpal Siska , "Ya , kamu jangan ikut tidak waras!" Timpal Liyana , "Xavier , adikmu kenapa?" Tanya Siska menuntut , sementara Xavier hanya menatapnya tajam lalu menaruh kepalanya dipundakku "Lalu dia siapa?" Tanya Liyana sambil menunjuk Sir Thomas , sementara yang ditunjuk masih asik makan burgernya , membuatku menghembuskan nafas kasar "Dia guruku." Jawabku lalu bersender ke bangku taman , "Sekarang , jelaskan padaku , apa yang dilakukan pemerintah sehingga kalian menyebutnya tidak waras?" Tanyaku , "Pemerintah membuat berbagai tameng dan bom , juga beberapa tentara katanya , untuk perang Orbis." Jawab Cheryl , membuatku , Xavier dan Sir Thomson kaget , "Orbis kan cuman legenda!" Sahut Siska , dengan ketus. "K-kapan itu?" Tanya Sir Thomson gagap , "3 hari lagi." Jawab Liyana , "Jadi manusia akan ikut berperang , eh?" Kata Sir Thomson lalu memberikan smirknya , membuatku merinding ,"Apa? Kalian juga percaya dengan Orbis?" Tanya Cheryl , menatap kami tidak percaya. Aku hanya bisa menghembuskan nafasku lagi , "Kalian akan tahu nanti." Kata Xavier singkat. "Bahkan sekolah sekarang mengajar kami untuk bertarung , katanya nanti kami harus berada disekitar perbatasan yang kami tidak tahu dimana , dan ikut berperang , aneh kan?" Suntuk Siska , membuatku terkekeh. "Berhati hatilah," ucapku lalu menatap kearah tanaman yang ada disekeliling kami. Aku berdiri dan mengambil bunga delphinium , aku mengambil tiga tangkai lalu memberikan mereka satu-satu , "Apa ini?" Tanya Liyana sambil merenyitkan alisnya heran , "Ini bunga delphinium , artinya Dont forget me." Kataku lalu mengulum senyum "Kamu berbicara seolah olah kamu akan mati , Key!" Ketus Cheryl , membuatku terkekeh pelan , "Aku harus kembali , Siska , Cheryl , Liyana. Kita akan bertemu lagi , nanti." Kataku lalu menarik Xavier dan Sir Thomson kembali ke rumah. "HEY!" Teriak Siska memanggilku , namun kuabaikan dia.
Ya kami akan segera bertemu , di medan perang.
______________________________________
"Menurutmu manusia akan berpihak pada siapa?" Tanya Sir Thomson tiba tiba , aku hanya mengherdikkan bahuku sebagai jawaban , lalu aku masuk kedalam rumah , menyalakan TV , "Aku rasa , mereka akan memihak pada kita." Kataku lalu mematikan TV.
#TV : "Kami akan membela kebenaran! Membunuh para Orge dan Black Witch , kita harus memusnahkan mereka! Kita harus membantu Raja dan Ratu Orbis!"#
"Menurutmu , apa mereka akan berguna?" Tanya Sir Thomson , lagi. "Ya , mungkin." Jawabku asal , aku lelah.
______________________________________
To be continiued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy-Orbis[SELESAI]
Fantasy▪Fantasy - Teenfict Pernah dengar pepatah yang berkata, kebahagiaan akan datang diakhir, setelah perjuangan? Bagaimana jika, perjuangan itu harus dirasakan sampai detik detik terakhir menuju kematian, lalu dimanakah kebahagiaan? Itu semua hanya bual...