"Untuk apa? Untuk apa kami menyelamatkan mereka jika mereka tidak tahu terima kasih seperti sekarang ini?!"
~~
Lalu tiba tiba Farrel datang dan menarik Yerra , "Jangan dekat dekat dua makhluk ini!" Kata Farrel sinis sambil menunjukku dan Xavier , ada apa ini? Batinku mulai kebingungan , lalu kulihat Vander berjalan , lali menatapku beberapa detik sebelum dia berkata "Aku kecewa padamu." Lalu dia pergi , dengan langkah panjangnya , disusul dengan yang lain , termasuk Yerra.
"Ada apa? Apa yang terjadi? Kenapa mereka begitu?" Tanyaku bertubi-tubi , sementara Xavier terpaku , masih shock dengan apa yang terjadi , aku menarik lengan Xavier perlahan , aku berniat menuju ke ruang kepala sekolah , bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi sehingga mereka membenciku , namun baru saja aku keluar dari ruangan ini , banyak siswa dan siswi menatapku sinis , berbisik bisik dengan temannya , mencibirku dengan kata kata yang tak ku mengerti dan kadang aku mencekal tangan Xavier yang sedang berusaha meredam emosinya sebagai tanda aku juga sedang meredamnya.
"Apa-apa an! Tau gitu dulu gue ga bakal muji mereka!"
"Pengkhianat!"
"Tampang aja sok cool! Aslinya .. beuhh.."
"Masih bisa sekolah disini mereka?"
"Ga punya rasa malu!"
Begitulah cibiran yang terus silih berganti setiap aku melewati lorong , membuatku gemas sendiri.
Tuk.. tuk..
"Masuk!" Suara tegas Mam Alley , membuatku dan Xavier membuka pintu dan tak lupa menutupnya lagi , lalu menyegelnya dengan kekuatan khusus agar tidak ada satu orangpun bisa menguping atau masuk selagi kami berbicara. "Saya tahu kalian akan kemari." Kata Mam Alley lalu tersenyum "Aku yakin Mam Alley tahu alasanku dan Xavier kemari." Timpalku berusaha tenang lalu berjalan kearah sofa , duduk disamping Xavier sementara Mam Alley berdiri dari kursi kebesarannya dan pindah ke sofa didepan kami. "Kemarin , ada penyerangan tiba tiba dari Dark Side " kata Mam Alley lalu menarik nafas panjang "Lalu apa hubungannya dengan kami?" Tanya Xavier tidak sabar , membuatku menggenggap tangannya seolah memberi kekuatan "Dan Kakek kalian , Louis , ikut mejadi sekutu Dark Side." Lanjut Mam Alley , membuatku membesarkan mataku "Kakek sudah meninggal!" Kataku hampir berteriak karena kesal , sementara Xavier langsung menepuk kepalanya "Ini jebakan!" Kata Xavier , yang langsung disetujui oleh Mam Alley , "Ya , saya bisa melihat bahwa kemarin ada aura hitam yang memancar dari tubuh kakek kalian itu , saya rasa ada roh jahat yang menguasai tubuh kakek kalian." Jelas Mam Alley , membuatku memejamkan mataku lalu bersender ke sofa , pikiranku campur aduk , perasaanku tak tenang , kenapa ini harus terjadi? batinku , lelah. Seandainya aku bisa memutuskan untuk mati sekarang , aku akan memilih untuk mati , meskipun itu artinya aku lari dari tanggung jawabku sebagai Ratu. Sementara Xavier hanya mengelus pundakku dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya digunakan untuk memijit kepalanya yang pening. "Saya rasa ada baiknya kalian kembali ke dunia manusia terlebih dahulu," kata Mam Alley , membuatku mendecikkan lidahku "Kami tidak salah apa apa! Bahkan kami harus meyelamatkan kalian! Apa-apaan ini?" Sindirku keras , emosiku mulai tak terkendalikan , namun Xavier segera membawaku ke dekapannya , "Shhh.." kata Xavier berusaha menenangkanku , sementara Mam Alley terdiam , walau dia tanteku , aku yakin dia mengerti maksudku. Garis takdir kami.
"Maafkan tante.." Kata Mam Alley tiba tiba , membuatku melepaskan dekapan Xavier "Tante ngga bisa apa apa lagi.." ucap Mam Alley lagi , membuatku menghela nafas panjang "Jadi apa rencana Mam Alley saat aku kembali ke Earth?" Tanyaku berusaha berkompromi , "Disana , kalian akan tante pertemukan dengan guru , namanya Sir Thomson , dia guru kelas 1 , dan juga sempat menjadi guru kakek kalian , Louis." Jelas Mam Alley saat ia bisa menetralkan perasaan dan pikirannya "Guru kakek?" Tanyaku , "Berapa umurnya sekarang?" Tanyaku sambil merenyitkan alisku , "208 tahun , dia keturunan bangsa Vampir bagian Snow." Kata Mam Alley menjelaskan lagi , ya Vampir memang ada disini , namun Bangsa Vampir mendekati punah. Vampir dibagi menjadi tiga jenis yaitu Vampir Royal , Vampir Emerald , dan Vampir Snow. Namun aku sekarang sudah jarang mendengan Vampir lagi. "Tante sangat merekomendasikan dia sebagai guru kalian , untuk beberapa hari." Kata Mam Alley , lalu memanggil Sir Thomson melalui bel yang ada di meja ruang sekolah , "Lepas segel yang kalian buat," kata Mam Alley setelah memanggil Sir Thomson , membuatku merenyitkan alisku heran "Jika masih ada segel yang kalian buat , Sir Thomson mau masuk dengan cara apa? Walau Sir Thomson bisa menghancurkan segel kalianpun , harus membuat sedikit kericuhan disekolah." Kata Mam Alley menjelaskan , lalu Xavier berjalan kearah pintu , membuka segelnya. Setelah itu dia kembali duduk disampingku sementara Mam Alley hanya bisa memperhatikan kami dengan iba.
"Permisi." Kata seseorang dengan suara berat dari depan pintu , "Masuk!" Perintah Mam Alley , dan pintu terbuka , menunjukan laki laki yang masih terlihat muda , mungkin sekitar 20-an. "Jangan tertipu wajahnya , kalian tau ciri khas bangsa Vampir kan?" Tanya Mam Alley , membuatku mengaggukkan kepala , begitu juga Xavier. "Kalian , cucu dari Louis?" Tanya Sir Thomson sambil duduk di sofa single , "Ya," jawab Xavier , "Ahh~ jadi apa yang kau inginkan , Alley?" Tanya Sir Thomson pada Mam Alley , "Aku ingin kau mengajar mereka berdua , seperti kau mengajar Louis." Kata Mam Alley lalu mengganti posisi duduknya , "Apa yang kau cemaskan?" Tanya Sir Thomson , "6 hari lagi peperangan akan dimulai Thomson!" Jerit Mam Alley mulai frustasi , "Tenang , tenang.." kata Sir Thomson lalu menatap kami "Apa kalian sudah menerima kebangkitan kekuatan kalian?" Tanya Sir Thomson , yang kami-- Aku dan Xavier , jawab dengan anggukan. "Aku rasa , kita bisa menang." Kata Sir Thomson serius , "Namun ada harga yang mahal sebagai gantinya." Kata Sir Thomson lagi , "Harga?" Tanya Mam Alley tak mengerti , "Ya , sesuatu yang harus dikorbankan , untuk melawan Lucifer dan pasukannya." Jelas Sir Thomson , "A-a-apa i-tu?" Tanya Mam Alley mulai ketakutan akan kemungkinan terburuknya , Sir Thomson menatap kearahku dan Xavier lalu menghembuskan nafas panjang , dia menunjukku dan Xavier bergantian "Raja dan Ratu Orbis , akan meninggal sebagai gantinya." Kata Sir Thomson yang menohok hati Mam Alley , berbeda denganku dan Xavier yang sudah memprediksi ini dari jauh jauh hari. "A-apa?" Mam Alley mulai menangis dengan diam , sementara aku dan Xavier hanya bisa terdiam dalam suasana ini , memangnya kami bisa menentukan takdir? Jika kami bisa , kami pasti akan memilih takdir yang lebih baik. Batinku lalu aku menatap dinding-dinding ruangan ini , "Apa Kalian sudah tahu tentang ini?" Tanya Sir Thomson padaku dan Xavier , "Ya kami sudah tahu , Sir." Jawabku , lalu tersenyum miris.
______________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy-Orbis[SELESAI]
Fantasy▪Fantasy - Teenfict Pernah dengar pepatah yang berkata, kebahagiaan akan datang diakhir, setelah perjuangan? Bagaimana jika, perjuangan itu harus dirasakan sampai detik detik terakhir menuju kematian, lalu dimanakah kebahagiaan? Itu semua hanya bual...