"Ratu , jika aku adalah manequin , maukah kau bermain denganku?" Tanya Irene tiba tiba , membuatku mengadahkan kepalaku "Tidak." Jawabku lalu menatap lainnya , menatap kosong awan awan "Kenapa?" Tanya Irene , lagi "Aku tidak mau bermain dengan manequin apalagi boneka." Jawabku , lalu Irene mengangguk dan pergi meninggalkanku , aku melihat Xavier yang tiba tiba berdiri "Kenapa?" Tanyaku "Aku dipanggil Alena.. aku bisa merasakannya." Katanya lalu beranjak pergi meninggalkanku , lalu tidak lama setelah itu , tiba tiba Alena datang "Ratu , jika aku melihat ada tiga buah pintu , pintu pertama berisi lautan api , yang kedua berisi 10 singa kelaparan yang belum makan berbulan bulan , dan pintu ketiga berisi gas beracun yang membuat Ratu kesakitan dan tidak bisa bergerak , Ratu akan memilih pintu mana?" Tanya Alena , "Aku memilih pintu kedua." Ujarku tenang "Kenapa?" Tanya Alena lagi , "Pertama , aku bisa membunuh mereka dengan pedangku jika mereka masih hidup , dan kedua mereka sudah makan berbulan bulan , maka mereka sudah sekarat , atau mati." Kataku , lalu Alena tersenyum kecil , dan meninggalkanku. Lalu datang seorang gadis yang belum memperkenalkan diriku "Ratu , perkenalkan , nama saya Ferrin." Kata Ferrin lalu aku tersenyum sebagai jawaban "Ratu , jika aku adalah kotak hitam yang kehilangan kunci , akankah Ratu membukanya? atau membuangnya? atau merusaknya?" Tanya Ferrin lalu mengadahkan kepalanya kelangit "Aku menyimpanmu , aku tidak akan membukamu , karena itu artinya aku harus merusakmu." Kataku lalu tersenyum , Ferrin menjawab dengan anggukan lalu pergi , Lalu datanglah gadis lagi , "Perkenalkan , namaku Poppy," kata Poppy , "Apa kamu suka bunga Poppy?" Tanyaku , lalu Poppy tersenyum "Tidak , tapi itu namaku." Katanya , dia tidak secanggung gadis-gadis lainnya , aku tersenyum. Aku tahu bahwa mereka sedang menguji hatiku , seperti kata Xavier tadi. Aku tidak tahu Xavier tahu dari mana , tapi aku tahu Xavier tidak suka membual , apalagi denganku. "Angelica.. jika kamu berada didalam lembah hutan , dibelakangmu ada 100 zombie yang siap menerkammu , mereka sangat amatlah kuat , sementara didepanmu adalah lembah curam , dan bisa dipastikan jika kamu melompat , kamu akan tewas saat mendarat dibawah lembah curam itu." Kata Poppy , aku memejamkan mataku "Aku akan lompat." Kataku lalu membuka mataku "Karena aku memiliki kekuatan levitation , melawan gravitasi." Kataku , lalu tersenyum penuh kemenangan , Poppy lalu tersenyum "Pertanyaan terakhir bukan diberikan olehku , tapi aku tahu itu akan sangat susah untuk menjawabnya , oleh karena itu , berhati hatilah , jangan sampai terjebak!" Kata Poppy lalu meninggalkanku , Dan benar katanya , datang gadis terakhir , dia sangat cantik , "Salam hamba pada yang mulia Ratu," kata gadis itu lalu membungkuk dan menaikkan gaunnya sedikit sebagai salam , dia melakukannya dengan elegan , seolah dia adalah putri bangsawan. "Hamba Felita , penguji terakhir anda." Kata Felita tanpa basa-basi "Kami tahu kalian sudah menyadarinya , bahwa ini masih dalam tahap pengujian , karena kemarin kami melihat Xavier yang mendengarkan pembicaraan kami." Katanya menjelaskan sementara aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku , "Biarkan aku bertanya , Jika nanti ada 2 orang biasa yang terkapar lemah di tanah akibat serangan Lucifer , lalu Ratu dan Raja Xavier juga sekarat sementara Healing Potionmu tinggal satu , siapa yang akan kau selamatkan?" Katanya , lalu tersenyum "Salah satu dari orang itu menggunakan pakaian merah , dan satunya berwarna kuning. Pilihlah." Sambungnya , aku menutup mataku berfikir sejenak lalu tersenyum
"Aku akan menyelamatkan..
..diriku sendiri."
○○○
Gelap ,
Apakah aku gagal?
Apakah aku akan terjebak selamanya disini?"Ayra!" Panggil Xavier dengan wajah lega , "Kita lulus!" Seru Xavier lalu memelukku erat , sementara Aku menepuk nepuk punggungnya , aku melihat ke sisi lain , aku berlari menuju Yerra yang terkapar lemah di atas tanah , mencari tasku yang ternyata terjatuh ditanah dan memberi healing potion pada Yerra.
Dia masih pingsan , tapi aku yakin dia akan baik baik saja. Lalu munculah lima gadis tadi , "Ini sudah memasuki hari ke enam untuk ujian kalian," kata Alena memberi tahu yang langsung ku angguki , "Itu tandanya kami sudah didunia itu selama 2 hari?" Tanya Xavier "Ya , begitulah." Jawab Irene , ala kadarnya. Aku menatap sekitar , mencari tempat yang bisa kami tinggali. "Kalian bisa kembali ke lorong kemarin untuk tinggal disana sampai besok." Kata Poppy tiba tiba , seolah tahu apa yang dipikiranku "Tenang , lorong itu sudah dibersihkan," timpal Felita , aku memberi sedikit kekuatanku pada Yerra agar dia terasa lebih , yahh-- ringan sedikit(?). Lalu membopongnya ke lorong itu , dan benar saja , lorong itu sudah menjadi sangat amat bersih , sampai sampai ada kasurnya , aku menidurkan Yerra disana , lalu duduk di sofa , hampir seperti hotel namun didalam gua. Lau Irene maju kedepan , menepuk bahuku , "Kami kembali ya.." kata Irene lalu menatap Yerra , mengelus kepala Yerra perlahan "Jika kalian membutuhkan kami , kalian bisa memanggilku melalui kalung itu." Kata Irene , lalu Alena menggerakkan tanahnya dengan absurd lalu tiba tiba ada kalung dileherku dan leher Xavier , leher yang terbuat dari rantai emas dan berliontin segienam dan ditengah tengahnya ada gambar mahkota , "Terima kasih Irene , Alena , Ferrin , Poppy , Felita." Kataku lalu tersenyum , Xavier hanya mengangguk dan mereka berlima perlahan menghilang sambil melambaikan tangannya.
______________________________________
Day 7
"Hngghh.." suara dari Yerra membuatku terbangun , "kalian tidak apa apa?" Tanya Yerra yang ku jawab dengan angukkan , lalu Yerra menatap kesekitar , "Ini dimana?" Tanya Yerra , "Lorong kemarin." Jawabku , "Hah? Jangan ngasal dong!" Kesal Yerra , "Beneran lorong kemarin." Timpal Xavier , "Udah diberesin makanya jadi gini." Ucapku , lalu menghela nafas. "monsternya?" Tanya Yerra sambil berwas was , "Udah ga ada." Jawabku , lalu menyenderkan kepalaku di dada Xavier , lelah. Sementara Xavier mengelus pelan rambutku "Ini masih hari ke lima ya?" Tanya Yerra parau , "Ini hari ke tujuh." Beri tahu Xavier , membuat Yerra membulatkan matanya sempurna "Aku pingsan selama itu?" Tanya Yerra yang ku jawab dengan anggukan , lalu aku berdiri "Ada yang mau makan?" Dan semuanya langsung mendekat padaku , hari ini kami makan tanpa berhemat , sampai kenyang. Karena ini adalah hari terakhir kami
_____________________________________
07:00 PM
Jam kami , perlahan lepas dari tangan dengan sendirinya lalu menjadi satu dan membuat cahaya yang menyilaukan dan membentuk portal untuk kembali ke academy kami.
Begitu kami melewati portal , kami berada di UKS , seorang dokter langsung mendatangiku dan kedua orang dibelakangku ini , kami dibawa ke sebuah ruangan yang berisi 3 bangku , kami duduk dan tak sadar kami tertidur. Karena kursi ini katanya dapat membuat rileks dan pulih ke keadaan semula , sebelum UTS.
esoknya , aku terbangun bersamaan dengan Xavier dan Yerra , dan didepan kami terdapat hologram.
"Congratulation! Kalian berhasil melaksanakan UTS dengan baik dan naik ke tingkat 3!"
Begitulah isinya , lalu menghilang. Yerra langsung berdiri , melompat kegirangan sementara aku dan Xavier hanya tersenyum senang , namun baru saja kami merasa senang tiba tiba ..
Brakk!!
Suara pintu terbanting keras , membuat aku , Xavier , dan Yerra kaget. "KAU JAHAT KEYRA! KENAPA KAMU BEGITU!" Isak May yang tiba tiba membuka paksa pintu ruangan ini , memukul-mukul tanganku , tubuhku. Dia tidak terkendali "Ada apa May? Aku tidak mengerti!" Kataku berusaha menenangkan May , lalu Vin masuk , "May! Jangan dekat dekat dengan pengkhianat itu!" Vin menatapku sinis. Ada apa ini sebenarnya? Tanyaku dalam hati.
______________________________________
To be continiued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy-Orbis[SELESAI]
Fantasy▪Fantasy - Teenfict Pernah dengar pepatah yang berkata, kebahagiaan akan datang diakhir, setelah perjuangan? Bagaimana jika, perjuangan itu harus dirasakan sampai detik detik terakhir menuju kematian, lalu dimanakah kebahagiaan? Itu semua hanya bual...