"Itulah penyesalan ,
selalu datang diakhir."~~
Semua orang kaget melihat Vin dan May , yang mereka kenal sebagai murid teladan , murid yang ramah dan rendah hati , berada di sekutu Lucifer , musuh mereka selama ini. Namun , jangan melupakan satu hal , mereka sangatlah kuat.
"Kita selama ini ditipu sama mereka!"
"Dasar pengkhianat! Pembual!"
"Tahu gitu aku tidak mau berteman dengannya!"
Cibir mereka membuatku terbahak bahak , hingga tak sadar , aku telah menjadi pusat perhatian mereka. "Kenapa dia tertawa?" Tanya seseorang berbisik , "Ekhem!" Batukku menginterupsi , "Hai , Mayverilyn , Vincent!" Sapaku lalu tersenyum miring , sementara mereka berdua hanya menatapku ketakutan. "Kenapa kalian menganggap May dan Vin pengkhianat?" Tanyaku berpura pura polos , "Mereka berpihak pada Lucifer!" Kata seseorang menyahut dari belakangku , membuatku menoleh dan memberikan tatapan tajam , lalu berjalan kearahnya , "Lalu kenapa kalian beberapa menit lalu menganggapku pengkhianat?" Tanyaku lalu memberikan smirk jahatku , "I-itu kare-karena , kakek.. kakek kalian- kakek kalian menyerang se-sekolah be-berapa hari lalu." Kata murid itu terbata bata , membuatku melebarkan senyumanku , "Itulah kalian , menilai seseorang hanya dari luar! Tanpa memikirkan perasaan yang kalian nilai dan menyebarkan gossip tidak jelas!" Bentakku lalu tersenyuk dan mencekik leher murid itu. "Wow , kamu menjadi gadis bar-bar , ya? Ratu." Kata Lucifer lalu tertawa seolah ini lelucon baginya , tapi baguslah. Aku sengaja melakukan ini agar dapat mengulur waktu , walau hanya sedikit. Ntah kenapa aku sekarang merasa seperti seorang Drama Queen. "Lalu menurutmu , kenapa kerajaan utara menjadi pengikutku?" Tanya Lucifer lalu tersenyum jahat , "Itu karena kamu mengancam mereka!" Teriak seseorang tiba tiba , Pangeran Georgy , dari Timur. Beserta Putri Fanna , membuat sebagian orang mendesah lega karena ada bantuan datang. "Hee.." Kata Lucifer merendahkan , "Apa benar aku mengancam kalian? Raja dan Ratu dari kerajaan utara?" Tanya Lucifer berpura pura bodoh , "Ti-tidak Tuan." Kata Ayah dari May dan Vin terbata-bata , menggambarkan ketakutan yang jelas. "Tuh kan? Aku tidak mengancam mereka." Kata Lucifer lalu tersenyum dan mengherdikkan bahunya seolah berkata 'itu kemauan mereka' , membuatku geram. Namun sekali lagi , aku harus menahannya , aku harus bisa mengulur waktu sampai bulan purnama merah dipuncaknya. Aku menatap kearah jamku , masih pukul 08.24PM. Aku harus bertahan lagi.
Kerajaan utara mulai menyerang kami , kulihat May dan Vin mulai membunuh para penyihir , "Yerra , lawan May , dan Vander , lawan Vin!" Perintahku "Tapi--" ucap Yerra terpotong "Hanya kalian yang bisa mengalahkan mereka." Kataku lalu menelepati Xavier 'Vier , tolong alihkan perhatian Lucifer , aku akan menuju ke area para manusia , aku ingin memperkuat senjata manusia,' 'okay aku akan menahan Lucifer 30 menit , cepatlah!' Balas telepati Xavier.
Setelah mendapatkan jawaban itu , aku segera meninggalkan area penyihir menuju ke belakang , menuju ketempat dimana pemimpin manusia berada , "Hormat kami pada yang mulia Ratu." Kata Pak Albert , pemimpin para manusia saat ini sambil berlutut yang diikuti para pengawalnya. "Tolong berikan aku panah dan isinya , semuanya. yang dipakai oleh mereka juga." Kataku sambil menunjuk para gadis yang memanah "E-e-eh? Ba-baik , Ratu." Kata Pak Albert lalu mulai mengumpulkan panah panah itu , aku menyentuh panah panah yang mulai terkumpul lalu memejamkan mataku , "Qui infirmi vigorem veritatem defendere!" Mantraku lalu perlahan dari telunjukku keluar cahaya dan satu persatu panah itu melayang diudara dan termodifikasi menjadi 3 jenis
KAMU SEDANG MEMBACA
Academy-Orbis[SELESAI]
Fantasy▪Fantasy - Teenfict Pernah dengar pepatah yang berkata, kebahagiaan akan datang diakhir, setelah perjuangan? Bagaimana jika, perjuangan itu harus dirasakan sampai detik detik terakhir menuju kematian, lalu dimanakah kebahagiaan? Itu semua hanya bual...