Typo adalah bonus, happy reading!
Plan POV
Terdengar suara hembusan napas dari bibir Plan.
"Huuh... apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus bersikap biasa saja dengan P'Mean? Tapi perasaan bodoh ini yang membuatku semakin tertekan. Oh Tuhan aku harus bagaimana? Apa aku harus menghindarinya terus-menerus? Itu tidak mungkin, hampir setiap hari dia menghubungiku, tak masalah jika aku membalasnya, tapi jika bertemu lansung itu yang membuatku semakin gila tak mungkin aku bisa mengendalikan ekspresi wajahku jika setiap saat melihat P'Mean selalu terbayang olehku canda tawa P'Mean dengan P'Nena. Hiks hiks hiks....., rasanya sakit Tuhan!"
"Tuhan jika ini kehendakmu dan memang tak ada kesempatan yang kau berikan untukku dekat dengan P'Mean, tolong bantulah aku menghapus perasaan ini secara perlahan. Meskipun sulit, tak akan aku menjadikan diriku sepengecut seperti waktu itu, meskipun jika nantinya sakit saat melihat P'Mean dangan P'Nena aku akan tetap menghadapi situasi itu tak akan aku pergi mencari alasan konyol untuk menghindarinya, aku pasti kuat. Hah.... Aku tak ingin ada air mata konyol seperti ini. Huuuhhhh.....!
#####
Seperti hari biasanya, setelah sampainya dia ke kampus dia memarkirkan sepeda motornya di dekat Fakultas Mean Karena ini tempat terdekat untuk sampai di kelas prakteknya memasak.
Dengan senyum yang mengembang Plan mulai berjalan menyusuri koridor, tidak ada Plan yang pengecut menghindari Mean, tak ada Plan yang memunculkan ekspresi aneh saat melihat Mean, meskipun perasaannya tak ada yang berubah dengan Mean dan malah terus berkembang. Plan akan mendukung semua hal yang membuat Mean bahagia. Satu yang pasti mencintai tidak harus memiliki, cukup melihat dia yang tercinta bahagia meskipun bukan dengan kita. Yah, sesimpel itu! MUNGKIN!
Tap tap tap tap.......
Suara langkah kaki Plan menggema di area koridor karena pasalnya Plan terlalu pagi untuk datang kekampus. So pasti masih sepi!
La la la la la.... Hmm.. hmm.. hmmm.... Du du du du..... (gumam Plan sambil mengikuti suara musik dari aerophone)
Tiba-tiba Plan terhenti saat ada seseorang yang menepuk pundaknya, saat tiba-tba hidungnya menghirup aroma parfum yang tak asing, diapun mengetahui jika itu P'Mean. Akhirnya Plan berbalik.
Plan : "Aw P'Mean kau mengagetiku" sambil tersenyum manis. "Selamat pagi P'Mean?"
Melihat Plan yang tersenyum manis Mean merasa lega, Karen itu artinya dia baik-baik saja. Tapi tunggu jika dilihat dari tatap matanya ada kesedihan yang tersimpan disana. Mean pun berjanji dalam hatinya akan menghapus kesedihan itu.
Mean :"Pagi N'Plan, Oey pagi sekali hari ini N' datang kekampus"
Plan : sambil menggoyang-goyangkan bawaannya "Ini lihat P', Plan bertugas untuk menyiapkan semua bahan hari ini.. Huhh sungguh melelahkan!"
Mean : meraih bawaaan Plan, "Sini biar P' yang bawakan, lihat ini barang-barang yang terlalu berat kau bawa bisa menghambat pertumbuhanmu... 555555"
Plan : mengerucutkan bibirnya "P'...!!!(Teriak Plan), "Jika P' hanya mau mengolok, selamat karena berhasil membuat Plan jengkel.... Huh selalu menyebalkan"
Mean :"Oey...maaf nong P' bercanda" mencubit dan mengusak rambut Plan, "Uh cantik dan imut jika N' merajuk, ingin rasanya P' mencium. Sini sini...ehhmmm" mulai memajukan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You (MeanPlan)
RomanceMy first work , about Mean and Plan. Boys love. Kadang kita menjadi orang bodoh jika dihadapkan dengan cinta. Sesuatu yang kasat mata tetapi dapat dirasakan,dengan degup jantung yang begitu kencang. Setiap saat, setiap waktu perasaan itu semakin tum...