Empat

279 45 7
                                    

.
.
.
Happy Reading
.
.
.


Menyenangkan adalah kesan yang diberikan El untuk hari pertamanya di sekolah barunya. Sejauh ini, ia tidak menyesali keputusannya. Di sekolah dia memiliki Farah, teman baru yang sudah berjanji akan menjadi sohib terbaiknya di SMA atau jika perlu selamanya. Ada pula Doni dan Rendi yang selalu berdebat hal-hal kecil yang justru  membuatnya terhibur. Mereka bertiga fix El masukkan dalam daftar pertemanan. Ohh… jangan lupakan Sharon yang sejak pertama ia menginjakkan kaki di kelas sudah melempar tatapan tak suka padanya. Kalau untuk Sharon El sudah masukkan kedalam Black list jalur pribadi. Selain Sharon tidak ada masalah yang berarti di hari pertama ia sekolah.


Beberapa kakak kelas sempat menyapa dan mengajaknya kenalan tadi saat ia ke kantin bersama Farah. Saat menanyakan siapa mereka Farah cuman menjawab “ohh… mereka teman-teman Rendi sama Doni. Se geng gitu, Volcom namanya. Ada ketuanya juga cuman kayanya ga masuk deh soalnya tiga temannya juga ga kelihatan.”


Dari situ El baru tahu kalau Rendi dan Doni adalah salah satu anggota geng pembuat onar sekolah yang suka ikut tawuran sama sekolah tetangga. Kata Farah tidak ada yang mengetahui apa pokok permasalahannya bahkan anggota Volcom sendiri. Mereka tawuran karena tidak terima sekolahnya di serang atau ada salah satu anggota Volcom yang di cegat di jalan lalu digebukin sampe bonyok. Selebihnya Volcom bukan geng yang suka cari gara-gara di luar. Masalah dalam sekolah aja banyak, boro-boro mau nyari masalah lagi diluar. Begitu penjelasan Farah saat El bertanya tentang Volcom.


Tenang saja setelah mengetahui fakta itu, El tidak akan mencoret Doni dan Rendi dari daftar pertemanannya. Ia bukan tipe orang yang memilih-milih teman. Selagi mereka baik El tidak akan menolak untuk berteman.


El tersentak kaget saat merasakan kepalanya diusap lembut. Mendongakkan kepalanya El mendapati papahnya yang tengah menatapnya dengan senyum hangat khasnya.


“eh… papah?!” sapa El


“ngelamunin apa hmm?”tanya Bram lembut.


“enggak ada pah, El cuman ngulangin kejadian di sekolah tadi,” jawab El jujur.


“gimana sekolahmu tadi?” tanya Bram lagi.


“asyikk pah. El suka, bahkan aku udah punya teman namanya Farah, Rendi, sama Doni. El sangat suka temanan sama mereka, mereka baik dan menyenangkan. walaupun Doni sama Rendi anak geng yang suka tawuran, El tetap mau temanan sama mereka. kan papa sama mama yang ajarin  biar El gak milih-milih teman. El benarkan Pah?!” jelas El panjang lebar. Setidaknya sampai hari ini ia selalu menceritakan kejadian yang ia alami pada keluarganya secara detail.


“syukurlah kalau begitu… papah ikut senang mendengarnya. Ohiyaa.. papah sampai lupa tujuan papa kesini, di bawah ada Gray tuh nungguin kamu. Kamu temuin dulu gih.”


“Gray? Ngapain dia kesini malem-malem pah?” tanya El penasaran


“mana papah tau, kan dia mau ketemu sama kamu,” jawab Bram sekenanya.


“yaudah… El temuin Gray dulu yah Daddy,” kata El bermaksud menggoda papahnya dengan panggilan Daddy. Setelahnya ia langsung ngacir untuk menemui Gray.


“El papah udah bilang kalau manggil papah, papah aja. Kalau manggil Daddy yah Daddy aja,” ucap Bram sedikit berteriak agar El yang sudah di luar kamar bisa mendengar.

ELNARA (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang