4

200 44 0
                                    

Setelah jengukin Herin, gue langsung pulang bareng Mark karena Jeno ada janji ngumpul sama temen temennya. Mark nggak langsung nganterin gue pulang. Kami memutuskan untuk mampir di salah satu warung pecel lele di pinggir jalan karena rupanya Mark belum makan dari siang.

"Sumpah ya, Mark. Kenapa nggak bilang sih?! Kan gue bisa bawain makan tadi!" Gue kontan mengomel setelah memesankan makanan untuk kami berdua. Iya. Gue makan lagi. Mulut gue gatel kalo ngeliat orang makan doang. Minimal gue pesen snack kalo nemenin orang makan. Tapi kayaknya malam ini perut gue masih muat buat menampung seporsi pecel lele.

"Gue baru laper sekarang, kok," jawab Mark kalem. "Mas Yuta udah balik?"

"Belom. Perkiraan sampai tengah malem katanya," jawab gue tepat ketika dua gelas es teh mendarat di depan kami berdua.

"Makasih ya, mas," ucap gue kepada mas mas yang nganterin minum, yang dibalasnya dengan senyuman singkat.

"Mark," panggil gue pelan.

"Hm?"

"Tadi gue ketemu."

"Hah? Ketemu siapa?"

"Jaehyun."

Mark yang lagi fokus sama ponselnya sontak mengangkat kepalanya, menatap gue terkejut. "Dimana?!"

"Toko buah tadi sebelum ke Herin," jawab gue.

"Terus?"

Gue memandang wajah Mark bingung. "Terus apa? Kalo terus ya nggak belok dong?"

"Bukan, Yura," Mark menghela nafas, kayaknya dia capek punya teman kayak gue. "Dia nya gimana?"

"Dia nggak ngomong apa apa. Gue cuma ngomong sama Chaeyeon," gue mengedikkan bahu.

Ohiya, buat yang nanya kenapa gue bisa kenal sama Chaeyeon, setelah gue putus sebelumnya gue pernah ketemu mereka berdua lagi jalan. Ceritanya gue lagi cari buku terus tiba tiba disamperin Jaehyun. Pas lagi ngobrol eh tiba tiba Chaeyeon nyamperin. Jadilah disitu gue dikenalin Jaehyun sebagai, "ini Yura. Temen deket aku di kampus."

Ternyata selama ini hanya dianggap temen deket doang.

Padahal gue pikir lucu juga kalo tiba tiba Jaehyun ngomong, "ini Yura, mantan aku yang ku putusin gara gara kamu."

"Tapi untung tadi Jeno langsung turun dari mobil, jadi ada alasan buat gue pergi dari sana secepatnya."

Pecel lele kami datang. Mark yang udah keliatan laper banget langsung melahap semua makanan yang ada di meja. Ketimbang gue yang cuma mesen nasi uduk sama lele goreng, Mark malam itu menambah satu potong bebek goreng sebagai makan malamnya.

"Gila, kayak nggak dikasih makan seminggu tau nggak?" Cuma itu yang bisa gue komentarin.

Tiba tiba Mas Yuta menelpon. Gue melirik jam sekilas. Ini masih jam sepuluh, apa Mas Yuta udah sampe rumah?

"Halo," sapa gue setelah menekan tombol "jawab" dari layar ponsel.

"Dimana? Udah di rumah?" Tanya Yuta dari seberang sana.

"Belum. Lagi makan sama Mark."

"Lho tadi katanya langsung pulang?"

"Kasihan anak ini belum makan dari siang gara gara jagain pacar."

Gue mendengar suara tawa yang cukup mengejek dari seberang sana. "Dasar bucin."

"Mark, lo dibilang bucin sama Mas Yuta," lapor gue, yang langsung direspons dengan tangan kiri Mark yang meminta ponsel gue diletakkan di tangannya.

"Nggak sopan ya ngatain orang bucin. Emang kalo jomblo can't relate!"

Gue menggeleng melihat Mark yang sedang sibuk mencak mencak di telpon bareng Mas Yuta. Gue cuma nahan malu karena suara Mark yang lumayan keras dan bikin pengunjung lain langsung memandang kearah dia.

[✔]Call You Bae | JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang