6

207 40 1
                                    

Jeno cukup mengerti kalo gue nggak bisa langsung pulang dengan keadaan beler dan mata bengkak abis nangis. Dia membelokkan mobil ke dalam McD, kemudian memesan McSpicy, Cola Large, Apple Pie, dan McFlurry. Masing masing dua.

Instead of makan disana, Jeno memilih drive thru, kemudian ia mencari slot parkir disana. Jadi kita di McD tapi makan di mobil.

"Nih, lap dulu."

Jeno menyerahkan kotak tisu kearah gue, yang langsung gue ambil untuk membuang ingus dan mengelap air mata gue.

"Kok bisa sih kak lo ketemu dia lagi?" Tanya Jeno sambil menyerahkan satu kotak McSpicy kearah gue.

"Nggak tau. Tiba tiba aja dia nyamperin gue." Lalu gue menggeleng. "Jen, gue kenyang."

"Pegang aja. Paling lima menit lagi lo buka."

Jeno meletakkan McSpicy di atas paha gue, kemudian dia melahap bagiannya.

Tangan gue terulur mengambil McFlurry, kemudian gue makan sambil mandangin hujan dari jendela mobil. Cuaca lagi seneng senengnya memberi kejutan tak terduga. Padahal tadi siang panas luar biasa. Terus sekarang hujan lebat disertai petir pula.

Gue melirik ke arah Jeno. Kaosnya masih sedikit basah karena ketika gue masuk di mobil, dia langsung meluk gue karena tangis gue langsung pecah tepat saat Jeno nutup pintu mobil. Rasanya percuma setahun mengasingkan diri dari Jaehyun kalo sekalinya ketemu aja, rasanya gue pengen menghambur meluk dia, mohon mohon biar dia nikah sama gue aja. Tapi gue nggak tega. Gue nggak bisa seegois itu.

Hah! Kenapa sih gue pake nggak tega segala sih?

"Jen," panggil gue, membuat anak itu menoleh.

"Hm?"

"Maaf."

"Hah?"

"Maaf."

"Iya maaf kenapa?"

"Baju lo basah gara gara gue."

Jeno mendengus geli. "Telinga gue juga pengang gara gara lo teriak sambil nangis."

Gue meringis pelan mengingat yang barusan terjadi. Gue udah teriak teriak ga karuan sementara Jeno dengan paniknya nepukin punggung gue pelan sambil ngomong "iya kak. Tenang dulu. Udah ya, udah." Berkali kali.

Hadeh. Untung di depan Jeno.

"Maaf ya jen kalo gue ngerepotin banget hari ini," ucap gue pelan.

"Minta maaf mulu kayak lebaran," Jeno terkekeh.

Gue meletakkan gelas McFlurry yang udah kosong ke kantong plastik kosong, kemudian mulai membuka kotak McSpicy.

Nangis kelamaan lumayan menguras tenaga guys. Capek.

"Kak," panggil Jeno.

"Hm."

"Jangan sedih terus."

Gue menoleh perlahan. Jeno nggak lagi mandangin gue. Dia lagi mandang keluar jendela, ngeliatin air yang menetes turun.

"Hah?"

Jeno menghela nafas, kemudian kepalanya menoleh kearah gue. Memandang gue datar.

"Gue jadi pengen bahagia in lo tiap liat lo nangis."

Bentar.

Jeno emang nggak sekali ngomong hal semacam ini. Kayak nggak suka lihat gue susah. Nggak mau liat gue sedih. Tapi biasanya nggak bikin gue tiba tiba deg degan.

Tapi kok kali ini jantung gue kayak mau meledak ya abis denger omongan Jeno barusan?

🌱

[✔]Call You Bae | JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang