Argumentasi bilik diri

68 4 0
                                    

lantas hanya aksara dari lubuk hati.
Yang Mengisi kalimatnya sendiri.
Tak memikirkan reaksi kontra dari kobar api.
Membiarkan mengalir dengan banyak aksi.
Berjalan dengan tinggi melodi.
Akhirnya retak karena tak sinkron dengan kepuasan diri.
Terkonspirasi oleh pikiran bukan dari hati.
Hanyut dan berujung mati.
Titipan sajak itu tak lagi berarti.
Hanya karena tak kompaknya hati dengan inginya diri .

Ungkapan itu terlintas di angan.
Perlahan datang menekan.
Lalu tuk apa membayangkan.
Bila nyatanya semua hanya angan.
Akhirnya bangun.
Dan berjalan pulang.

****

SAMPAIKAN PADA SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang