Seluruh siswa bersorak gembira kala mendengar bel pulang berbunyi. Tanpa menunggu perintah dari Guru, mereka segera keluar dari kelas masing-masing.
Rhea menatap miris semua itu. Disini, para Guru seakan tak dihargai.
"Minggir!" ucap Galang yang tak bisa keluar dari bangku akibat Rhea.
Rhea berdecak, kemudian mengambil tas dan bangkit dari bangkunya.
"Mau kemana lo?" tanya Galang kala Rhea hendak keluar kelas.
"Ngepet," balas Rhea asal. Rhea membalikan badan dan hendak pergi, namun Galang menahan tangannya.
"Lo pikir gue bakal biarin lo pergi gitu aja setelah apa yang lo lakuin pagi tadi?!"
Rhea menatap jengah Galang. "Terus mau lo apa? Gue salto di depan lo?"
Galang menatap tajam Rhea, bibirnya menyunggingkan senyum miring.
"Mau gue ngga banyak kok, cukup lo jadi jalang gue. Gue bakalan bayar lo berapa pun," ucapnya tanpa beban.
Kedua tangan Rhea terkepal. Ia tahu, jika Galang tengah menghinanya secara tak langsung.
"Gue bukan jalang dan gue bukan cewek murahan!" sentak Rhea. Matanya menajam.
Galang masih mempertahankan senyum miring di wajahnya. Ia mengusap pelan rambut Rhea, namun segera di tepis oleh gadis itu.
Galang terkekeh, ia memajukan wajahnya dan membisikan sesuatu.
"Lo kan emang murahan."
"Bangsat!" umpat Rhea. Ia kembali memukul Galang. Kondisi kelas saat ini sepi, hanya ada ia dan Galang saja.
"Mau lo apa hah?! Gue ngga tahu salah gue apa tadi kenapa lo selalu nyari masalah sama gue?!" bentak Rhea. Dia menarik kerah baju Galang.
Galang menghempas tangan Rhea.
"Lo mau tahu salah lo apa?!"
Rhea mengeraskan rahangnya, sambil menatal nyalang ke arah Galang.
"Salah lo adalah karena lo adiknya Reno! Dia yang selalu nyari masalah sama gue! Dulu, dia rebut cewe gue dan dia juga udah malu-maluin sekolah dengan cara bunuh diri cuma karena kalah duel. Abangnya pengecut, adiknya murahan!"
Napas Rhea memburu. Ia kembali memukul Galang.
"Gue benci orang yang hina gue dan orang-orang yang gue sayang!" Rhea masih terus memukuli Galang.
Galang membalas pukulan Rhea.
"Jangan lo pikir karena lo cewe, gue bakalan diem aja!"
"Dan jangan lo pikir karena gue cewe, gue bakalan diem aja kalo di hina kayak gini!"
Keduanya kini terlibat perkelahian. Rhea membanting tubuh Galang ke lantai. Meski badannya kecil, Rhea ini sering mengikuti lomba Taekwondo.
Galang terkulai lemas di lantai. Badannya terasa remuk.
Rhea menginjak dada Galang.
"Sekali lagi lo hina gue dan Abang gue, habis lo sama gue!"
Setelah mengatakan itu, Rhea berjalan meninggalkan kelas.
Rhea segera menaiki motornya kala sampai di parkiran. Ia melajukan motor itu dengan kecepatan tinggi.
Mata Rhea memicing kala matanya menangkap seseorang yang terjatuh di tengah jalan dengan tubuh yang tertimpa motor.
Gadis berambut panjang itu segera menepikan motornya dan mendekat ke sesorang tadi.
"Lo ngga apa-apa?" tanya Rhea pada seorang pemuda yang tengah merintih kesakitan, tubuhnya tertimpa motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTARU
Misterio / SuspensoKekacauan, tangisan, kematian, luka. setiap tahunnya ada. Menyisahkan kenangan yang teramat memilukan untuk dikenang. Semua itu perluh dilakukan demi nama sekolah yang semakin lama diinjak tidak ada harganya. Murid yang terisah begitu mencintai sek...