Part❦︎3

399 93 6
                                    

Rhea memasuki kelas barunya yaitu kelas X IPA 2. saat dirinya masuk, reflek yang di dalam menoleh ke arahnya. Dan ada sekitaran 15 murid dikelas. Semuanya lelaki hanya Rhea sendiri perempuan.

"Silakan perkenalkan nama kamu," ucap Guru seorang pria memiliki mata tajam yang Rhea ketahui bernama Pak Damar.

"Hai, gue Rheana Zetta Queenara. Gue pindahan dari London. Salam kenal semua, semoga bisa berteman dengan baik," sapa Rhea dengan senyum lebarnya.

Yang disapa hanya memasang ekspresi sini.

Setiap ada murid apalagi perempuan, mereka tidak suka.

"Baiklah Rhea, mungkin kamu sudah mengetahui nama Bapak dari kepala sekolah namun saya akan memperkenalkan diri ulang. Saya Damar, guru Matematika sekaligus wali kelas kamu."

Rhea menganggukan kepala, lalu Ia tersenyum tipis membalas sebagai balasan.

"Rhea, kamu boleh duduk di samping Galang," tutur Pak Damar sembari menunjuk seorang lelaki yang duduk di bangku paling pojok. Seragam yang berantakan dan rambu yang acak-acakan membuat Rhea dapat menilai jika dia adalah murid nakal.

lelaki yang namanya Galang itu memandanginya terus, membuat Rhea merasa risih.

Setelah mengangguk, Rhea berjalan ke bangku yang di tunjuk. Galang terus menatap Rhea sinis, dia nampak tak suka dengan kehadiran gadis tersebut.

Rhea berusaha mengacuhkan tatapan Galang yang mengintimidasi. Ia mendudukan diri di bangku kosong di samping Galang. Merasa ada yang memperhatikan, ia menoleh dan mendapati Galang yang tengah menatapnya remeh.

"Gue denger, lo adeknya Reno si pengecut ya?" tanya Galang seolah meremehkan.

Kedua tangan Rhea terkepal. Ia balas menatap Galang dengan tajam.

"Jangan pernah sekali-kali lo hina Abang gue!" desis Rhea pelan.

gadis itu berusaha menahan agar tidak marah.

Galang tersenyum miring, ia mendekatkan wajahnya pada telinga Rhea.

"Reno si pengecut," bisiknya sengaja memancing.

dan tepat sasaran.

Rhea yang sangat mudah terpancing apalagi perkara soal kakaknya pun mulai melayangkan tangannya.

Menampar kemudian memukul wajah tampan Galang tanpa ampun.

Galang yang dipukul hanya tersenyum miring.

Melihat itu Semua murid bahkan Pak Damar sontak terkejut.

"Gue bilang jangan hina Abang gue!" bentak Rhea dengan tangan yang masih di gunakan untuk memukul Galang.

Pak Damar berjalan mendekat ke mereka, ia menarik tangan Rhea agar gadis itu berhenti memukuli Galang.

Napas Rhea memburu. Ia menatap Damar yang masih mempertahankan senyum miring di wajahnya meski kondisi laki-laki itu sudah babak belur.

"Kenyataannya gitu kan? Abang lo itu pengecut! Dia pecundang yang bisa-bisanya cuma malu-maluin sekolah!" ejek Galang yang semakin menyulut emosi Rhea.

GENTARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang