4●Arka Gautama

238 92 22
                                    


Selamat membaca❤

"Orang yang pandai menyembunyikan perasaannya adalah orang yang paling tersiksa, karena ia tak dapat mengekspresikan apa yang dia rasakan"

◎◎◎

"Tolong jangan sakiti mama saya, saya mohon."

"Mama jangan tinggalin Arka."

"Mama sayang sama Arka."

"Mamaaaaaa."

Disebuah kamar bernuansa monokrom itu terlihat Arka sedang terlelap dalam alam bawah sadarnya, tapi entah kenapa mimpi buruk itu selalu hadir menghantuinya.

Arka terbangun dari mimpi buruknya nafasnya  tampak tak beraturan dan keringat dingin bercucuran di keningnya, fragmen memori itu selalu hadir dalam mimpinya.

Mimpi itu, mimpi yang terus berulang  seperti kaset yang terus diputar. Kemudian Arka beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya.

Sejenak ia berhenti dan menatap panutan dirinya dikaca.

Wajah itu, wajah yang terlihat sangat lelah.

Jiwa itu, jiwa yang terasa begitu kosong.

Lalu ia berjalan menuju nakas dan mengambil sesuatu yang berada di dalam nangkas.

"Kapan semua ini akan berakhir" lirihnya setelah meminum benda kecil berwarna putih itu.

🎶❤

Pagi ini mentari mulai menghangatkan bumi, membuat semua orang bersemangat untuk memulai hari.

Mobil jazz hitam berhenti tepat di depan gerbang Sma Cakrawala Alanna turun dari mobil setelah berpamitan dengan Abangnya.

"Selamat Pagi Alenna." Seru dua gadis cantik yang tak lain adalah Lail dan Feta teman baru Alenna kemarin, yang kebetulan mereka juga baru saja tiba di sekolah.

"Pagi juga," balas Alenna tersenyum hangat.

"Ciyee, tadi yang nganter lo siapa pacar ya?" Goda Feta menyikut lengan Alenna pelan.

"Apasih Fet, itu bang Alvin abang gue."

"What! jadi tadi abang lo?wagelaseh ganteng banget, kenalin dong," ucap Lail dengan cengiran kuda.

"Yee si kutil Anoa gercep banget kalo udah liat cogan," ucap Feta sambil menoyor pelan kepala Lail.

"Yee sirik aja lu jomblo!" Lail megertakan giginya.

"Udah-udah, ini masih pagi malah ribut yuk ke kelas," Alenna menengahi perdebatan kemudian mengapit tangan Lail dan Feta.

Ketiga gadis itu berjalan menyusuri koridor demi koridor untuk sampai ke kelas mereka.

Tapi  ketika sudah sampai di depan kelas 11 IPA-1 langkah  ketiga gadis itu terhenti karena dihadang oleh Rosa Cs.

"Permisi ka kita mau masuk," ucap Alenna dengan nada sopan.

Medusa itu hanya diam membisu tapi tatapan nya seakan meremehkan.

"Al, La perasaan gue ngga enak," bisik Feta karena melihat kakak kelasnya itu menghadang jalan mereka.

MELODI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang