Selamat membaca❤
"Tak ada yang lebih indah dari menatap senja di atas
Kota"◎◎◎
Alenna melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah, matanya bergerak liar kesana kemari mencari seseorang namun yang dicari tak menampilkan batang hidungnya sama sekali.
"Duh Daren mana sih."
Ting.
Ponsel dalam saku seragam Alenna berdenting, menandakan ada notifikasi masuk lalu Alenna mengeluarkan benda pipih tersebut dari saku seragamnya.
DarenSanjaya
Alenna gue minta maaf, gue nggak bisa ngajak lo ke bazar buku hari ini karena ada kepentingan mendadak yang nggak bisa gue tinggal, im so sorry about this, next time kalau ada bazar buku lagi gue janji bakal ngajak lo kesana.Iya Ren, nggak papa kok
santai aja.Alenna menghembuskan nafasnya lesu, lalu jemari Alenna mencari nama seseorang dikontak ponselnya kemudian mulai mengetikan sesuatu disana.
Bang jemput Al di gerbang
sekolah, sekarang.🎶❤
"Kasihku kau berubah~"
"Akupun tak menyangka~"
"Hancurnya harapanku~"
"Maafkan sayang~"
"Sik Asik jossss."
Suara cempreng seperti kaleng rombeng itu terdengar menusuk gendang telinga di kelas 11 IPA-4. Bukannya pulang, duo sengklek itu malah karaokean di kelas seperti orang mabok, siapa lagi kalau bukan Choki dan Bisma.
Arka yang berniat mencari ketenangan malah merasa terusik dengan keberadaan kedua sahabat somplaknya itu.
"Yah sayang banget Daren nggak ikutan, kan kalo rame tambah seru." Ucap Choki pada Bisma.
Bisma mengganguk setuju. "Hooh, nih si Arka nggak asik banget jadi manusia sok jual mahal banget nggak mau ikutan."
Namun yang batu tetaplah batu, dan yang dingin tetaplah dingin. Arka tak menanggapi.
"Woy Ka hidup lo tuh terlalu datar bro, coba deh sekali kali lo harus keluar dari zona nyaman, hidup tuh asik bro lo aja yang buat itu semua monoton." Cerca Chiko menggebrak meja Arka.
"Brisik!! Sana pulang!!" geram Arka mengertakan giginya.
"Ga Asik lo, dasar batu." Cibir Chiko pasrah.
🎶❤
Alenna merasakan kakinya mulai pegal, ia terus mengecek ponselnya tetapi tak kunjung mendapat balasan dari Alvin.
Alenna melirik jam berwarna peach yang melingkar manis ditangan kirinya, jam menunjukan pukul 16.30p.m itu tandanya sudah satu setengah jam Alenna berdiri untuk menunggu jemputan.
"Belum dijemput ya neng?" tanya Mang Diman karena sedari tadi melihat gadis berkucir kuda itu terus berdiri dengan wajah gusar.
"Iya nih mang, masih nunggu jemputan," ucap Alenna seadanya.
Tiba-tiba sebuah motor vespa berhenti di depan gerbang tepat dimana Alenna berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODI HATI
Teen FictionTitik sendu mempertemukan kita dalam ruang lingkup yang sama. Membuat kita saling belajar bahwa masa lalu tak seharusnya di sesalkan. Mengajarkan untuk menetap pada pilihan itu perlu. Tak letih untuk bangkit meski telah jatuh berkali kali. Bagi Ark...