Ada banyak hal yang tidak orang lain mengerti. Tentang segala macam hal yang entah mengapa terjadi tanpa pernah kuketahui.
Semua terjadi begitu saja. Tanpa pernah bisa kukira. Bagai air yang terus mengalir tanpa tahu kapan ia akan berhenti.
Aku tetap menjalaninya, meski banyak yang mengucilkan diriku dengannya.
Ini semua bukanlah tentang cinta, penantian, ataupun pengkhianatan. Namun, ini adalah tentang perbedaan yang menjadi pertentangan dari banyak orang. Dan tahukah kalian apa yang kumaksud dari perbedaan dalam kisahku ini?
Bila kalian ingin mengetahuinya, maka pikirkanlah. Aku takakan memberi tahu kalian secara langsung saat ini, karena aku ingin kalian mengetahuinya sendiri setelah membaca kisahku nanti.
Mungkin kalian sudah sering mendengarnya, bahkan mungkin pernah melihatnya, tapi apakah kamu sudah pernah mengalaminya? Kurasa, tidak.
Ada banyak resiko yang harus kalian terima jika memang kalian bersedia berada dalam posisi itu.
Kalian harus kuat mendengar cacian dan makian orang-orang disetiap waktu. Menutup mata setiap orang-orang memberikan tatapan sinisnya pada kalian. Dan juga menebalkan mental kalian ketika menghadapi sikap takacuh orang-orang disekitar kalian.
Semua itu tidaklah mudah. Butuh proses yang panjang untuk kalian menjalani itu semua. Dan jika kalian bertanya padaku, apakah aku bisa menghadapi itu semua sampai saat ini atau tidak? Maka jawabannya ialah, bisa.
Kalian heran kenapa aku bisa? Itu pertanyaan mudah yang langsung bisa kujawab dengan seketika. Semua itu hanyalah karena niat dan ketulusan dari hati yang paling dalam.
Mudah, kan? Tentu saja! Semua tergantung niat dan keyakinan diri sendiri.
Aku pun tidak menyadari bahwa sampai saat ini aku masih berteman dengannya. Dengan segala macam perbedaan yang kami miliki, kami masih bertahan dalam lingkaran orang-orang yang menentang kedekatan kami. Walau kami juga harus menelan semua kepahitan yang kami terima dari orang-orang di sekitar kami.
Sampai saat ini pun aku tidak tahu, mengapa orang-orang begitu membencinya, tapi dari perkataan yang seringkali kudengar, ada aib buruk dalam dirinya, hingga membuat orang-orang menjauhinya. Dan jujur saja, aku tidak begitu mengetahuinya, karena aku pun baru saja bersekolah di sekolah ini.
Namun, yang pasti aku tidak mau melihat dari keburukan dirinya, karena aku tahu kalau tidak ada manusia yang sempurna dalam kehidupan ini. Dan yang terpenting bagiku saat ini adalah selama aku berteman dengannya, dia selalu bersikap baik. Tidak pernah sekali pun dia menujukkan hal yang buruk padaku. Aku merasa nyaman saat bersamanya.
"Fan ..." panggil seseorang. Membuatku tersadar dari lamunanku.
"Ya." Aku menoleh, dan terlihat Caroline sedang menatapku. Aku mengernyit.
"Ada apa, Car?"
"Udah Adzan, kamu nggak shalat?" Aku terdiam. Dan setelah itu terdengar suara laki-laki yang sedang melantunkan shalawat yang berasal dari speaker masjid sekolah, menandakan bahwa adzan telah lewat. Memang biasanya setelah adzan, akan ada orang yang akan shalawatan untuk mengisi waktu sebelum shalat.
"Astaghfirullah. Aku nggak dengar, Car."
Caroline terkekeh."Melamun terus, sih." Dia tersenyum, membuat aku ikut tersenyum.
"Tapi semua belum pada pergi ke masjid?"
"Mau kutemani?" Sontak saja aku langsung menoleh padanya. Perkataannya membuatku terkejut.
"Temani?"
"Iya, aku bisa menemani kamu ke masjid," ucapnya.
"Tidak perlu, Car, aku bisa sendiri. Lagi pula, aku tidak mau jika kejadian waktu itu kembali terjadi sama kamu." Sekilas aku kembali mengingat kejadian waktu itu, di mana Caroline yang menemaniku pergi ke masjid dan berakhir dengan tatapan tajam serta ucapan halus yang menyakitkan dari siswa-siswi lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Antik
Cerita PendekBerisi kumpulan cerpen tentang kehidupan yang barangkali sering kita jumpai, bahkan mungkin pernah kita alami. Baca, dan pahamilah. Maka kamu akan menemukan makna tersirat di dalamnya. 😇😇