"Leeta.. Oy!"
"..."
"Aleeta oyy!!"
"Apaan sih Li? Gue lagi nyebokin Ceni ini.." Prilly berteriak dari dalam kamar mandi. Pagi ini, mereka sudah ribut karena Ceni ngompol diatas kasur. Tapi sama sekali tak marah pada Ceni.
Ali segera berlari ke kamar mandi yang ukuran kecil itu,"Ya Allah.. bisa telat kita ke sekolah, Udah jam enem lewat ini. Mana sepeda masih rusak, Kita harus jalan kaki. Tapi.. Gimana nasih Ceni pas kita ke sekolah ya?" Ali menyerocos begitu saja.
"Ntar dulu bisa gak sih ngomong nya? Gue lagi dalam posisi ribet ini," gerutu Prilly. Gadis itu menggendong Ceni setelah menceboki nya."Cariin celana Ceni dong.. ada diatas kasur tuh. Di kantung plastik," jelas Prilly.
Ali mengangguk cepat lalu bergegas ke kamar. Setelah mengambil celana Ceni--Ali menyerah kan celana itu pada Prilly."Cepet Prill, kita ada ulangan pagi ini." Ali mengingatkan.
"Trus Ceni gimana? Masak ditinggal?"
"Nah itu dia.."
Prilly nampak berfikir namun tangan-nya dengan lihai memakai kan celana untuk Ceni."Ceni.. Kakak mau ke sekolah, Ceni ikut ya? Kalo dirumah, gak ada yang jaga Ceni.." jelas Prilly memberi pengertian.
Ceni berkedip."Ce--kolah? Ceni mau itut.. Itut.. itut.." Ceni memekik girang sambil melompat lompat, Sungguh lucu.
Ali ikut berjongkok,"Ceni mandi dulu ya.. Abis itu baru ikut Kak Ali sama Kak Al—Prilly maksudnya."
Ceni mengangguk lalu memeluk leher Prilly,"Tatak ii.. Ceni itut cekulah," katanya lagi. Prilly mengangguk entah bagaimana nasibnya nanti di sekolah jika membawa Ceni--semoga guru guru tak merasa keberatan.
°°°°°
"Sekali lagi Makasih ya Bu.." Prilly berujar semangat saat ibu penjaga kantin mau dititipi Ceni.
Bu Entin mengangguk,"Neng Prilly kan anak baik, Jadi kalo minta tolong pasti gak akan ada yang sanggup nolak." Canda Bu Entin yang membuat Prilly tertawa kecil.
Gadis berseragam putih abu-abu itu berjongkok menghadap Ceni yang sedang memeluk boneka-nya,"Ceni disini dulu ya sama Bu Entin.. Gak lama kok, cuma sampai pulang sekolah." Jelas Prilly.
"Tatak.. Ceni janji ndak nakal," katanya lembut dengan tangan mungilnya mengusap pipi Prilly perlahan.
Ali yang tak banyak bicara dari tadi mulai berjongkok di sebelah Prilly,"Ceni.. ntar istirahat kakak Ali sama kakak Prilly kesini kok, jadi Ceni nunggu disini dulu yah." Ceni mengangguk patuh.
"Anak pintar.."
Prilly merangkul Ali,"Kalo gitu kita ke kelas ya Ceni sayang.. Dada," Gadis itu dan Ali mulai bangkit dari jongkoknya.
°°°°
"Menurut lo.. apa kita harus lapor Ceni ke polisi? Maksudnya ngelaporin bahwa kita nemu Ceni.."
Ali menoleh dengan wajah bingung nya,"Maksud lo?" Tanya-nya heran. Belum paham maksud Prilly apa.
Prilly mengigit bibir bawahnya bimbang,"Apa gak sebaiknya kita--Rawat Ceni sendiri? Emm gak usah nyerahin Ceni ke polisi.."
"Lo gil---"
"Ssttt.. Jangan keras keras ih,"
Ali menghembuskan nafasnya,"Hah? Lo gila ya Ta? Oke. Gue emang mau Ceni tetep sama kita, Tapi kalo sampe kita di tuduh nyulik Ceni gimana? Trus kalo orang tua Ceni nuduh kita yang engga engga gimana?" Ali mulai hiperbola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alee
RandomKami berdua adalah Alee. Bukan ale-ale loh ya. -Aleeansyah Lucifer -Prilly Aleeta