"Dicariin juga malah disini." Caca duduk di samping Nichol yang kini sedang berada di taman rumah sakit."Ngapain disini?" Caca kembali bertanya.
Nichol melirik Caca sekilas."Nyari angin. Ngapain lo nyariin gue?" Tanya-nya balik.
"Kangen dong sayang.. tau gak, abis gue pipis gue tuh liat Ali sama Prilly pelukan. Kan jadi envy dedek. Mau dong digituin elo.." rengek-nya lalu memeluk Nichol erat erat.
Nichol berontak."Lepas setann.. gue ini abang lo." Geram Nichol kesal sendiri melihat tingkah Caca.
"Gamau.. jadi pacar akyu aja ya?" Caca cengegesan menatap Nichol. Cowok itu sudah terlepas dari pelukan erat nya.
Nichol memutar bola matanya."Jangan becanda mulu elah, ngapain nyariin gue?" Tanya Nichol sekali lagi.
"Laper.." katanya cengegesan.
Nichol berdecak lalu bangkit."Ayok nyari makan." Ketus-nya yang membuat Caca bersorak girang. Nichol memang tidak menunjukkan bahwa ia sayang pada Caca lewat kata, tapi perhatiannya membuat Caca sangat tau kalau Nichol sayang padanya. Begitupun Caca.
Di lain tempat kini Prilly sedang tidur sebentar karena terlalu lelah menjaga Ceni. Saat ini pukul sepuluh malam, Ali belum tidur karena mereka akan bergantian menjaga Ceni.
Ceni sudah tidur sejak dua jam yang lalu. Tapi, Prilly tidak mau ambil resiko jika nanti saat mereka tidur Ceni sedang kesulitan, ingin air minum contohnya. Maka dari itu, Prilly memutus kan untuk bergantian menjaga Ceni.
Ali melirik jam dinding. Surat izin untuk tidak masuk ke sekolah sudah ia buat, untuk dirinya dan juga Prilly. Mereka besok izin karena ingin menjaga Ceni. Tak apa izin satu hari atau beberapa hari kedepan demi Ceni.
Tapi, ia tidak bisa berdiam diri besok. Ali harus kembali bekerja, dapat uang darimana nanti kalau ingin menebus obat Ceni? Walaupun Nichol dan Caca sudah berbaik hati menggratiskan biaya rumah sakit Ceni tapi tetap saja, Ali tidak enak menerimanya.
Biarlah obat obat Ceni ia yang menebusnya, ia sepakat akan bekerja besok. Prilly pasti setuju, lagipula Prilly termasuk gadis yang tidak ingin merepotkan orang lain lebih banyak.
°°°°°
"Ali dimana?" Prilly bertanya bingung saat mendapati sekitarnya sudah kosong. Jam setengah enam, ia menepuk jidatnya kasar."Belum sholat subuh lagi." Katanya lalu menoleh ke arah Ceni. Anak itu masih tidur, Prilly tersenyum dan segera keluar sebentar untuk sholat subuh sebelum waktunya benar benar habis.
Di jalan ia bertemu Caca yang sudah siap dengan seragam sekolahnya."Eh Ca.. liat Ali gak?" Prilly bertanya.
Caca menggeleng."Engga.. kan semalem gue gak nginep disini, pulang sekolah gue kesini lagi. Ini cuma mau nyuapin Ceni makan." Prilly tersenyum lalu mengangguk.
"Makasih ya." Ujar-nya yang mendapatkan acungan jempol dari Caca."Nichol mana?"
"Oh, dia tadi sih lagi di parkiran bentar lagi pasti muncul. Lo mau kemana?" Caca bertanya karena ia dan Prilly bertemu di koridor rumah sakit.
"Gue mau sholat subuh, Ali kok udah nggak ada sejak tadi pagi ya? Apa mungkin dia ke sekolah buat nganter surat izin kami?" Prilly bermonolog.
Caca mengangkat bahunya."Gak tau juga, ntar kalo gue ketemu dia, gue kasih tau deh kalo lo nyariin." Prilly mengangguk saja kemudian berpamitan ingin sholat.
N
ichol berjalan tergesa gesa karena ditinggal oleh Caca. Adik kembarnya itu tidak mau menunggu nya memarkirkan motor di parkiran rumah sakit, ia melompat dengan lincah dan langsung berlari ke dalam rumah sakit."Awas aja tu anak.." gumam Nichol kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alee
RandomKami berdua adalah Alee. Bukan ale-ale loh ya. -Aleeansyah Lucifer -Prilly Aleeta