Prilly mulai mengetuk pintu kontrakan milik Nichol. Sedikit rejekinya hari ini-- bakwan goreng yang di buatkan Ali dan Ceni ia sedikit bagikan untuk tetangga nya. Ali sempat bercerita kalau dua orang kakak adik itu tidak sarapan, kasihan juga kalau mendengar-nya. Saat pintu mulai terbuka, Nichol menatap Prilly penuh tanya.
"Ngapain?"
Prilly diam lalu menyodorkan piring berisi bakwan goreng yang Ali dan Ceni buatkan."Ini.. ada sedikit makanan, Ali sama Ceni yang buat. Di makan, jangan di buang. Soalnya mereka bikin pake hati buat gue." Jelas Prilly.
"Kalo buat elo, kenapa di kasih ke gue?"
"Berbagi rejeki itu penting. Walaupun kita sendiri gak punya cukup banyak rejeki, tapi berbagi itu perlu." Prilly kemudian berjalan lagi meninggalkan Nichol.
Cowok itu tersenyum dalam diam."Makasih Prilly." Katanya tulus. Prilly mengacungkan jempolnya lalu masuk ke dalam kontrakan miliknya.
Nichol pun membawa masuk bakwan itu ke dalam rumah. Ia membangunkan Caca yang sedang tidur, kasihan habis sapu dan pel rumah tadi--langsung capek."Ca! Oy setan bangun!" Nichol menepuk nepuk pipi Caca.
Caca menggeliat."Apaan sih beb?" Tanya-nya serak. Ia menatap Nichol malas.
"Bab-beb-bab-beb, Bangun lo. Makan buruan, tadi kan gue udah masak nasi. Nih, Dikasih Prilly gorengan. Buat lauk, supaya kita gak mati kelaperan." Nichol mengomel sendiri.
Caca langsung bangun,"Makan gorengan kita Nich?" Tanya gadis itu lirih. Seumur umur, cuma dengar kata gorengan tapi gak pernah makan.
Nichol mengangguk,"Kenapa? Gak suka? Atau mau gue cariin lauk laen?" Tanya Nichol. Walaupun Caca menyebalkan tapi Nichol tidak tega jika Caca sedih begini.
Caca menggeleng. Ia tahu, semenjak mereka jatuh miskin--Nichol selalu bisa di andalkan. Caca tidak mau terlalu banyak merepotkan Kakak kembar nya itu,"Gue mau kok. Disuapin elo ya.." katanya dengan senyuman lebar nya.
Nichol memutar bola matanya,"Ish. Manja nya keluar lagi," Cowok itu kemudian mengambil nasi dan gorengan untuk Caca.
Di sela-sela aktivitas makan-nya, Caca mulai bertanya."Mommy apa kabar yah?" Gumam cewek itu. Padahal belum sampai tiga hari mereka kehilangan Mommy nya, tapi sudah kangen.
"Mommy beneran hukum kita.. apa dia lari ninggalin kita?" Caca bertanya sekali lagi dengan wajah sedih-nya.
Nichol berdecak,"Udah deh. Gak usah mikirin Mommy dulu, pikirin gimana kita bisa nafas sampe besok aja. Huh," Tak suka jika Caca semakin sedih jika teringat sang Mommy.
"Makasih ya Nich, lo bener bener jagain gue saat semuanya musuhin gue. Gue gak tau gimana jadinya kalau gak ada elo," Caca langsung menubruk tubuh Nichol dan memeluk-nya.
Nichol tersenyum lalu membalas pelukan Caca,"Sama-sama Ca. Lo kan adek gue, udah semesti-nya gue kek gitu."
Caca mendongak menatap Nichol,"Emang.. kita sodara ya?"
"Menurut lo?!"
Caca nyengir lucu,"Gue kira lo pacar gue, hihi." Canda gadis itu dan kembali memeluk Nichol erat. Cowok itu ikut terkekeh melihat sifat Caca.
°°°°
"Ta.. ayok cepet, sepeda kita udah jadi." Ali memekik senang. Pagi tadi, sebelum Prilly bangun dan melakukan sholat subuh, Ali mengambil sepeda mereka yang diam diam ia perbaiki di bengkel dengan uang tabungannya.
Prilly nampak berlari keluar,"Wahh.. kok bisa?" Prilly memeluk Ali erat saking senang-nya.
Ceni ikut berlari di belakang Prilly,"Tatak.." anak itu memanggil Prilly dengan nada manja-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alee
RandomKami berdua adalah Alee. Bukan ale-ale loh ya. -Aleeansyah Lucifer -Prilly Aleeta