Ali bangun dari tidurnya. Ia melihat Prilly dan Ceni yang masih terlelap, mereka berdua berpelukan. Ali tersenyum tipis melihat-nya, diliriknya jam dinding kecil yang ada di tembok, menunjukkan pukul lima pagi. Belum terlambat kalau shalat subuh,"Aleeta.. bangun oy! Sholat subuh dulu," Ali turun dari ranjangnya dan menuju ke ranjang Prilly. Cowok itu menggoyangkan badan Prilly pelan.
"Enghh?"
"Bangun sholat sama gue," Prilly mengucek matanya pelan. Ia mengangguk kecil.
Mereka berdua lantas melaksanakan sholat subuh berjamaah. Sudah biasa ini terjadi, dari kecil malahan. Ali imam Prilly dan Prilly makmum Ali. Usai sholat, Prilly lanjut memasak untuk sarapan pagi mereka.
"Ta.." Ali memanggil Prilly lalu memeluk gadis itu tiba-tiba."Gue kangen deh!" Bisik cowok itu.
Prilly terkikik geli,"Ngapain kangen coba? Aneh banget lo." Prilly merasakan Ali mengusap pipi chubby nya lembut.
Ali mengerucutkan bibirnya menatap Prilly manja,"Lo jangan kebanyakan deket deket sama sambel cocol itu.." cicit-nya lucu.
Prilly memasang ekspresi geli-nya,"Apasih? Sambel cocol apa?" Gadis itu tertawa keras sambil menoel noel pipi Ali,"Nichol?" Tanya Prilly.
Ali mengangguk malas,"Hemm.. lo kemaren kerumah dia sampe lupain gue sama Ceni.. gue kan kangen Ta," rengek Ali manja.
"Orang sebelahan gini kok," Elak Prilly lalu menepuk lengan Ali pelan,"Sini sini peluk biar kangen-nya ilang.." Prilly memeluk Ali lagi erat. Ali mengusap ngusap kepala Prilly lembut.
HUA HUAAAAA!!
Mereka berdua kaget."Ta anak kita nangis!" Ali memekik kuat. Prilly melotot karena Ali sembarangan bilang kalau Ceni itu anak mereka.
Keduanya lalu buru-buru ke kamar untuk melihat Ceni."Aduh, Ceni sayang kenapa? Kok nangis?" Prilly mengangkat tubuh Ceni dari atas kasur.
"Tatak ii.. Ceni sendilian.." gadis itu terisak sambil memeluk Prilly erat. Prilly mengendong Ceni sambil mengusap usap punggung gadis itu.
"Gak ada yang ninggalin Ceni kok sayang.. Tadi kakak Prilly sama kakak Ali masak di----YA ALLAH LI GOSONG TEMPE-NYA!" Teriak Prilly baru ingat kalau mereka sedang masak tadi.
Ali menepuk keningnya lalu berlari keluar kamar dan berbelok kearah dapur. Prilly pun mengikuti langkah Ali sambil tetap mengendong Ceni,"Gosong Li?" Tanya Prilly saat Ali mengangkat tempe tersebut.
Ali meringis miris,"Lumayan sih." Ia menunjukkan tempe yang agak gosong itu. Setidaknya masih bisa di makan lah.
Prilly mengangguk,"Ceni turun sebentar ya sayang? Kakak mau buat sambel dulu, abis itu Ceni sarapan.. trus mandi. Ikut kak Prilly ke sekolah lagi kayak kemaren." Prilly berkata manis.
Ceni mengangguk,"Makacih tatak.. Ceni sayang tatak ii," anak itu meringis manis.
Ali ikut berjongkok,"Hemm.. gak sayang kakak Ali nih? Yaudah deh kak Ali ngambek." Ali berpura pura memperagakan bahwa dirinya tengah ngambek.
Ceni mengecup pipi Ali sekilas,"Sayang uga dong.." jawab anak itu imut sekali.
Setetelah selesai acara memasak mereka. Ketiga-nya sudah duduk manis di lantai berhadap hadapan, Ceni sudah bisa makan tanpa di suapi, Namun Prilly juga tidak akan kerepotan kalau Ceni memintanya untuk menyuapi-nya."Baca doa dulu.." Peringat Ali lembut.
Ceni mengangguk kecil lalu mengadahkan tangannya. Prilly terkekeh melihat hal itu,"Ceni bisa pimpin kita doa makan?" Tanya Prilly.
Ceni yang tadinya sudah memejamkan mata untuk khusuk berdoa pun membuka kembali matanya dan menatap Prilly,"Ceni beyum bica." Jawab-nya lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alee
RandomKami berdua adalah Alee. Bukan ale-ale loh ya. -Aleeansyah Lucifer -Prilly Aleeta