Alee 13

1.2K 215 14
                                    

"Kok cemberut?" Prilly bertanya bingung saat menjumpai wajah Ali yang kusut sepulang bekerja.

Ali menggeleng."Cuma kecapekan doang Ta, Ceni udah makan?" Ali bertanya sambil memasuki ruang rawat anak itu.

Terlihat disana Ceni berbaring sambil di bacakan cerita oleh Caca. Anak itu menangkap sosok Ali yang baru memasuki ruangan."Tatak ayi!" Pekik-nya girang.

Otomatis Ali tersenyum lalu menghampiri anak itu."Halo sayang.. Ceni udah makan belum?" Tanya-nya lembut.

Ceni mengangguk."Cudah. Dicuapin tatak ily.. teyus di celitain tatak Caca." Jelas gadis itu yang membuat Ali gemas saja.

"Nichol mana, Ca?" Ali bertanya karena tak melihat sosok tersebut ada di dalam ruangan.

Caca mendongak menatap Ali karena posisinya sekarang sedang duduk."Keluar bentar katanya, dikit lagi balik keknya." Ali mengangguk saja.

"Ceni udah minum obat belum?" Ali kembali memusatkan perhatiannya pada Ceni.

Anak itu mengangguk lucu."Cudah.. sustel nyuntik Ceni. Cakit.. Ceni nanis." Cerita-nya yang membuat Ali menatap bekas suntikan yang ada di tangan kanan Ceni.

Memang, sehari tiga kali. Darah Ceni harus di ambil untuk di masukkan ke dalam lab, dokter harus mengetahui perkembangan kesehatan Ceni."Udah besar kok nangis sih?" Ali meledek.

"Abisnya cakit.. Ceni ndak mau di cuntik tatak.. Ceni mau puyang." Melihat wajah Ceni yang sangat berantusias membuat Ali tak tega.

Ali mengangguk."Kalau udah sembuh, Ceni boleh pulang. Trus nanti bisa main lagi, makanya Ceni minum obat trus makan yang banyak." Jelas Ali.

Ceni mengangguk.

Prilly tersenyum melihat pemandangan itu,"Ceni.. sekarang istirahat ya. Dengerin dongengnya besok aja. Sekarang Ceni istirahat." Prilly menarik selimut anak itu sambil menutupi dada-nya.

Ceni tersenyum."Seyamat mayam tatak Ily, tatak Ayi, tatak Caca, ndak ada tatak itol tapi celamat mayam uga tatak itol.." Ceni tertawa.

Caca ikut tertawa."Pinter banget sih sayangku ini.. Selamat malam juga sayang." Caca mencium dahi Ceni lembut.

Anak itu perlahan memejamkan matanya. Prilly tersenyum, hati-nya tersentuh melihatnya. Besok, giliran Caca yang menjaga Ceni. Sebenarnya, Prilly lah yang besok tidak berangkat tapi Caca prihatin karena takut terjadi sesuatu pada beasiswa Prilly.

°°°°

"Gue punya satu lagu buat lo."

Prilly merasa tertarik."Apa? Gue pengen denger." Gadis itu duduk di kursi yang ada di ruang musik sekolahnya.

Ali tersenyum."Gue emang bukan cowok yang bakal ngebuat lo spechlees di depan banyak orang, nyanyi buat lo di cafe mahal, buatin lo surprise atau segala macem, tapi lo harus tau, cinta gue cukup gede buat lo." Prilly tersenyum menanggapi nya.

Waktu pertama kali ku lihat dirimu hadir

Rasa hati ini inginkan dirimu

Hati tenang mendengar

Suara indah menyapa

Geloranya hati ini tak kusangka..

Rasa ini tak tertahan..

Hati ini selalu untukmu

Terimalah lagu ini dari orang biasa

AleeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang