3. Anak Baru

1.3K 64 4
                                    


Weekend ini, entah ada angin apa Dila sang kakak mengajak sang adik hangout diluar. Dila ingin memanjakan diri dengan pergi kesebuah salon langganan nya. Entah kesurupan hantu dari mana, Dila mengajak Ira untuk ikut bersamanya. Dengan paksaan dan sangat berat hati, plus ocehan sang Mama pastinya. Ira akhirnya menemani sang kakak yang hanya terpaut dua tahun itu.

Sekarang mereka berada di salah satu mall yang ada di kawasan Jakarta Selatan. Sudah hampir dua jam Ira menemani Dila melakukan perawatan. Sebenarnya Dila mengajak ikut melakukan perawatan yang biasa ia lakukan. Tapi dengan tegas Ira menolak, alhasil saat ini ia terkurung disebuah salon yang menurut nya sangat membetekan.

Sebenarnya Ira bisa saja pergi meninggalkan Dila saat melakukan treatment untuk sekedar mencari cemilan, atau bahkan menonton film. Tapi seolah tau apa yang ada di otak sang adik. Dila menyita dompetnya, agar dirinya tidak bisa memuaskan hasrat lapar nya. Alhasil Ira hanya mampu berdecak kesal sambil membayangkan makanan yang akan ia beli.

Hasrat laparnya sedikit bahagia saat dilihatnya Dila selesai melakukan hal yang menurut Ira hanya membuang-buang uang. Dila tersenyum manis kearahnya yang dibalas ekspresi super bete dari Ira.

"Lama ya nunggu nya? Makanya ikutan juga biar gak bete nunggu." Ledek Dila saat melihat sang adik manyun.

"Balikin dompet gua?" Pekik Ira tajam.

"Nih." Dila memberikan sebuah dompet kepada pemiliknya. "Biasa aja kali udah kaya pacar Lo aja gua ambil."

Kali ini Ira benar-benar merasa bahagia, sahabat sejatinya telah kembali. Ia pun membayangkan apa saja yang akan ia beli sehabis ini.

"Habis ini gua mau lihat-lihat kosmetik. Lipstik gua habis."

"Nggak! Enak aja. Gua mau makan dulu. Perut gua dari tadi keroncongan minta diisi. Kita makan dulu." Bantah Ira tak terima.

"Yaelah, belom waktunya makan siang Ira sayang. Gua harus bilang berapa kali sih supaya kebuka otak Lo?" Sahut Ira.

"Bodo. Siapa suruh Lo bikin gua bete plus nunggu lama."

"Pokok nya kita ke toko kosmetik dulu baru makan." Dila mulai naik pitam.

"Ogah, gua mau makan dulu." Balas Ira ngeyel.

"Nih anak kalo dibilangin sama yang lebih tua." Dila mulai geregetan.

"BODOOO.... POKOKNYA GUA MAU MAKAN!!" Teriak Ira tidak tahu malu.

Dila menarik tangan Ira supaya diam. "Queen, apa-apaan sih Lo? Malu tau diliatin orang." Hentak Dila pelan setengah berbisik. Tapi Ira tetap tak perduli. "Pokoknya Lo harus ikut gua ke toko kosmetik."

Akhirnya Dila memaksa Ira untuk ikut bersamanya dengan menarik tangan adiknya itu. Ira yang tak tahu malu benar-benar teriak seperti anak kecil yang sedang tantrum. Dila yang merasa malu pun mendekap mulut adik badaknya itu.

"Gila Lo ya! Gua bilangin Mama Lo, biar Lo dihukum." Dila mulai tak tahan dengan tingkah adiknya.

"Makanya kasih gua makan. Nanti gua bakal diem." Sahut Ira merasa menang.

"Oke. Lo boleh beli cemilan yang Lo mau. Tapi habis itu kita ke toko kosmetik." Bicara Dila memberi penawaran.

" Plus minum juga lah, ntar kalo gua keselek gimana?"

"Iya, iya. Udah cepet beli sana." Akhirnya Dila mengalah.

"Yess!!!" Ira tersenyum bahagia. Dirinya merasa menang dari sang kakak, dengan riang Ira berjalan bak anak kecil yang akan dibelikan mainan oleh orang tuanya.

"Dasar ade badak!" Decak Dila pelan, melihat tingkah aneh adik perempuannya itu.

Ira memilih Sih Lin sebagai cemilan untuk mengganjal perutnya. Setelah mengantri makanan, Ira sengaja mengajak Dila kembali turun kelantai satu hanya untuk membeli chattime sebagai minumannya. Ira sangat bahagia melihat wajah bete sang kakak. Ia berhasil mengerjai sang kakak dengan turun balik hanya untuk mencari makanan atau minuman yang menurut Dila hanya membuang waktu.Setelah terpenuhi keinginan pertamanya, Ira akhirnya mau mengikuti sang kakak.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang