7. Taruhan

1K 60 7
                                    

Ting tong, Ting tong.

Suara bel berbunyi tanda ada seseorang yang datang, membuat beberapa orang penghuni rumah yang tengah asyik bersantai terhentak. "Queen, asa tamu tuh. Buka pintu sana." Ucap Fuji memerintahkan Ira.

"Lah, mbok Min emang kemana, Ma?"

"Mbok lagi Mama suruh ke minimarket depan. Udah sih kamu aja yang buka." Perintah Fuji, geregetan.

"Iih, Mama. Kenapa gak Ira aja sih yang ke minimarket." Protes Ira.

"Kalau kamu yang jalan. Bisa-bisa belanjaan yang Mama suruh gak bakal ke beli. Udah sih, cepet sana buka pintunya. Kasihan tuh orang nunggu."

Ira sambil cemberut bangkit dan berjalan ke arah pintu. "Iya, iya sebentar." Ucapnya ketika bel berbunyi lagi. Dibukanya pintu, dan menampilkan sosok Azam. "Elo. ngapain di rumah gua??" Ucap Ira keheranan.

Azam terlihat sebal, kenapa harus Ira yang membuka pintu. "Oiya gua lupa, Lo kan juga penghuni rumah ini ya " Azam mengoceh sendiri.

"Ngomong apaan Lo?" Sentak Ira, membuat Azam kembali fokus.

"Ekhem. Dila nya ada gak?" Tanya Azam dengan manis.

"Gak ada. "

"Gak mungkin. Orang gua udah janjian sama Dila. Panggilan Dila sana. Hus, hus," Suruh Azam mengusir Ira.

"Emang songong nih orang. "Ira  mendekat. "Gua bilang gak ada ya gak ada. Jangan maksa dong." Ira mulai terpancing emosi.

"Queen... Siapa tamu nya..." Teriak Fuji dari dalam.

"Bukan siapa-siapa, Ma. Cuma pengemis." Jawab Ira sedikit berteriak

"Sialan Lo, gua disangka pengemis. Mata Lo buta ya, gak bisa liat kegantengan gua?" Teriak Azam marah-marah.

"Idiiih. Mata gua gak buta. Lo nya aja yang gak keliatan."

Mendengar suara ribut-ribut, Fuji yang penasaran memilih melihat keadaan. "Ada apa sih Queen, kok ribut-ribut?" Tanya Fuji saat melihat Ira. Keduanya berhenti berdebat. "Eh, ada tamu toh. Queen gimana sih, ada tamu kok gak di suruh masuk. Malah dibilang pengemis." Ucap Fuji lembut.

"Iya, Tante. " Azam menyalami Fuji. "Tau tuh, si badak bunting. Eh maksudnya Ira. Saya mau bertamu malah disuruh pulang." Adu Azam berbicara manis. Membuat Ira enek.

"Udah jangan dengerin," Fuji melirik kearah Ira. "Nama kamu siapa? Lalu kamu ada perlu apa?"

"Oh iya Tante. Nama saya Azam. Dila nya ada, Tante?"

"Kamu temannya Dila, ayo masuk. Dila nya ada tuh diatas."

Azam melirik Ira penuh kemenangan. Ia pun masuk mengikuti Fuji.

"Duduk dulu, nak." Fuji mempersilahkan Azam duduk. "Queen, tolong panggil kakak kamu gih." Perintah Fuji.

"KAK DILAAA... ADA YANG CARIIN TUH!" Teriak Ira santai, Membuat Fuji melotot. Tapi Ira menghiraukannya.

Belum juga lima menit Azam datang. Suara bel sudah berbunyi lagi. "Queen, buka pintu lagi tuh." Perintah Fuji, yang sedang mengobrol dengan Azam.

Ira berdecak, lalu mengikuti perintah Fuji. Ia melangkah dengan kesal, "Awas aja ya kalo si Anto. Bakalan abis tuh anak." Dumelnya, lantas membuka pintu.

"Assalamualaikum.." Sapa orang diluar.

"Walaikum salam. Eh, kak Bima. Masuk kak, udah lama kakak gak main?" Balas Ira dengan senyum sumringah nya.

"Iya, namanya juga udah kelas tiga. Udah fokus sama ujian." Jawab Bima dengan senyum manis khas nya.

"Masuk, kak. Kak Dila nya udah nunggu. " Bima mengangguk, lalu keduanya masuk.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang