8. Rahasia Azam

1K 65 5
                                    

Suasana tegang menyelimuti Ira dan teman-temannya yang dengan setia menunggu Azam yang tengah terbaring di kasur rumah sakit. Pikiran Ira sangat kacau, karena sudah hampir dua jam Azam belum juga sadar.

Melihat Azam terjatuh dan ternyata pingsan dengan wajah yang sangat pucat pasi. Ira, Angga dan yang lainnya sangat panik. Mereka dengan cepat membawa Azam ke ruang UKS untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sudah segala cara di tempuh, mulai dari memberikan minyak angin, sampai Bryan dengan jailnya memberikan kaos kaki Roby yang sangat bau pada Azam supaya sadar. Tapi tetap saja ia belum sadarkan diri. Sampai akhirnya guru menyarankan agar dibawa ke rumah sakit agar tidak terjadi sesuatu. Dan benar saja, sudah tiga jam sejak Azam pingsan, ia belum juga sadarkan diri.

"Tuh, anak kapan sadarnya sih! Manja. Lemah." Decak Ira kesal.

"Eh, ini semua tuh gara-gara elo? Lo apaain Azam sih? Lo pasti dorong dia kan sampe jatuh, terus dia kejedot aspal. Makanya dia gak sadar-sadar. Iya kan??" Sahut Nadia nyolot dengan gaya lenje nya.

"Kalo ngomong di jaga ya? Lagian Lo ngapain sih kak ada disini? Gak guna benget." Balas Ira kesal.

"Eh, kok Lo nyolot sih! Denger ya, gua itu pacarnya Azam. Jadi gua berhak ada disini. Lo sendiri ngapain pake ajak tanding pacar gua? Mau ngetrend Lo disekolah, kayak kakak Lo? Kakak sama adik sama aja, sama-sama caper."

"Kok Lo bawa-bawa kakak gua sih?" Ira bangkit "Siapa yang suka caper kalau disekolah? Cantik karena bedak aja bangga Lo. Coba kalo Lo gak pake make up, gua yakin muka Lo itu keriput, item kaya nenek-nenek." Balas Ira naik darah.

"Iiiihhhhh, Lo tuh ngeselin banget sih! Pengen gua robek tuh mulut. Lo gak ngaca ya, udah gendut, bawel, muka dibawah standar. Bilang aja Lo syirik kan sama kecantikan gua. " Sahut Nadia dengan gaya nyeselin.

"Lo!" Ira bersiap menyerang, namun Bryan keburu menahannya.

"Udah, udah. Jangan diladenin. Udah Lo duduk lagi." Bryan mendudukkan Ira, "Kak Nadia yang paling cantik se antero Kesatria. Udah ya gak usah cari ribut, kan ini rumah sakit. Azam juga belum sadar. Mending kakak pulang dulu aja, dari pada muka kakak nanti di cakar sama dia." Bryan melirik Ira. "Mau muka cantik kakak jadi baret-baret?" Ujar Bryan manis.

Nadia mengambil kaca dari dalam saku bajunya dan memegangi wajahnya. "Hiih, ngeri banget kalo muka gua sampe baret-baret."

"Makanya, kak Nadia mending pulang. Kalo Ira sampe ngamuk berabe urusannya." Sahut Bryan yang paling bisa menjinakkan cewek.

"Iya kak, kak Nadia mending pulang. Lagian lama-lama di rumah sakit gak baik buat orang cantik." Timpal Angga.

"Tapi gua kan mau tau kondisi nya Azam?"

"Nanti kalau Azam udah sadar, pasti langsung gua kabarin deh kak. Nomor Lo masih yang lama kan?" Nadia mengangguk.

"Yaudah deh, gua pulang aja. Males juga disini lama-lama." Ujarnya melirik kearah Ira. "Gua balik ya Bry. Cepet-cepet kabarin gua kalo Azam sadar." Ancam Nadia

"Siap, cantik.. Mau dianter gak?" Tanya Bryan basa basi.

"Mmm... Gak deh. Gua pulang naik ojol aja."

Bryan mengangguk. "Oke, hati-hati ya kak Nadia yang paling cantik se Kesatria." Goda Bryan.

Nadia tersipu senang. "Gua tau Lo  masih suka sama gua kan Bry. Tapi maaf ya, hati gua udah berpindah ke Azam." Balas Nadia manja.

Ira dan Angga membuang muka enek. Sementara Nadia keluar ruangan dengan perasaan gembira.

"Lo emang paling bisa Bry jinakin yang modelnya begituan." Puji Angga membuat Bryan tersenyum bangga.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang