16. Pantun

1.1K 52 15
                                    

Ucapan Azam tentang dirinya yang tidak menyerah untuk mendapatkan Ira rupanya bukan isapan jempol belaka. Dalam tiga hari ini saja, cowok itu selalu mengganggu kehidupan Ira. Setiap saat Azam selalu mengirimkan chat berisi kata-kata manis kepada nya. Ira yang merasa muak, tak membalas pesan chat tersebut. Pagi-pagi Azam selalu datang menjemputnya, namun Ira yang sudah bersekongkol  dengan Bryan selalu mempunyai cara untuk mempermainkan cowok itu. Misal saat pertama kali Azam datang menjemput untuk berangkat sekolah bareng, tetapi Ira malah berangkat dengan Bryan dan menolak pria itu mentah-mentah.

Esoknya Azam datang lebih awal agar tidak kedahuluan Bryan namun sudah setengah jam Azam menunggu Ira, tapi cewek itu malah diam-diam kabur lewat pintu lain. Alhasil cowok berwajah bule itu datang terlambat dan dihukum. Bukan nya kesal atau menyerah, cowok itu tetap datang menjemputnya.

"Assalamualaikum..." Ujar Azam saat tiba didepan rumah Ira.

"Wa'alaikum salam," Sahut seseorang dari dalam dan membukakan pintu. "Azam? Ada apa ya?" Tanya Dila sedikit bingung.

"Hi, Dila. Belum dijemput?" Bukan nya menjawab Azam malah balik bertanya dengan senyum merekah nya.

"Iya, belum dateng Bima nya. Oh iya, Lo mau ngapain? Mau jemput Queen?"

Azam mengangguk, "Ira nya belum jalan kan?" Azam menegaskan.

"Belum, kali ini Lo beruntung. "

"Siapa, Kak?" Tanya Fuji mendekati Dila. "Oh, nak Azam. Mau coba jemput Queen lagi." Tanya Fuji sedikit meledek.

"Iya, Tante. " Azam langsung menyalami tangan Fuji.

"Eh, kamu udah sarapan belom? Ini masih gelap lho kamu udah sampai sini." Ucap Fuji basa basi.

"Makasih Tante, tadi saya udah makan roti kok." Balas Azam tersenyum ramah.

"Oh, gitu. Bentar ya Tante panggilin anaknya dulu." Fuji kembali masuk kedalam meninggalkan Azam diluar.

Setelah mendengar perdebatan panjang antara ibu dan anak, akhirnya Fuji datang sambil mencekal tangan Ira kuat-kuat. "Nak Azam, maaf lama. Ini anak nya mau katanya jalan bareng nak Azam." Fuji berkali-kali mempelototi Ira yang masih mencoba memberontak, sekaligus tersenyum kaku pada Azam bergantian.

Azam sangat paham kalau Ira sangat terpaksa. Ia pun mencoba memanfaatkan situasi. "Udah mulai terang nih, jalan yuk nanti kita telat?"

"Bener tuh, yaudah kalian berangkat. Nanti telat. Ayok Queen.." Sahut Fuji geregetan pada Ira yang sedari tadi manyun dan mematung.

"Tapi, Ma. Ira mau bareng  Bryan." Elak Ira.

"Kamu dengarkan tadi Bryan udah berangkat. Udah kamu sama nak Azam aja. Cepet nanti telat." Telak, Ira tidak bisa mengelak lagi.

"Kalau begitu kita berangkat ya Tante, takut telat."

"Oh iya, hati-hati." Azam menyalami tangan Fuji, di susul Ira yang masih manyun.

"Aku jalan, Ma. Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam, kalian hati-hati." Ucap Fuji sambil melambaikan tangan kearah keduanya. Mobil pun melaju meninggalkan rumah Ira.

🍃🍃🍃🍃

"Haii Cantik Que.. " Sapa Azam dengan senyum sumringah nya tanpa dosa. "Maaf ye kalo ninggalin kamu tadi, habis aque pagi-pagi banget ada urusan."

Ira mendengus mendengar alasan Bryan dengan malas. Dirinya sedang kesal dengan pria itu. "Jangan cemberut gitu dong. Nanti cantiknya hilang lho.." Godanya, dan mengeluarkan sebatang coklat kesukaan nya, namun Ira masih tidak memperdulikan. Gadis itu malah bangun dan pindah duduk menjauhi dirinya. Azam sangat paham dengan tabiat sahabat nya itu, kali ini Ira benar-benar marah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang