1. Ira bukan Queen

2.1K 100 5
                                    

"Aaaaaaa......"

Suara teriakan seorang cewek menggema di seluruh isi rumah bernuansa minimalis itu. Semua anggota keluarga yang ada di rumah jadi kocar-kacir, panik dengan suara teriakan tersebut.

Semuanya menyerbu daerah dapur, karena asal suara tersebut dari sana.
"Dila? Queen? Apa-apaan sih! Teriak-teriak kaya di hutan!" Ucap Fuji marah melihat tingkah kedua anaknya itu.

"Itu mah, Queen. Berat badannya naik lagi. Sekarang beratnya udah 70 kg. " Balas Dila panik.

"Ya ampun Dila.. Cuma gara-gara hal itu kamu sampai teriak-teriak! Bikin satu rumah panik tau gak. Untung aja tetangga sebelah gak dengar. Coba kalo dengar, rumah kita sudah ramai diserbu tetangga." Kini giliran Bima, sang Papa yang bicara.

"Tau tuh pah, kak Dila lebay banget." Sambung Ira, cuek. Lantas berjalan santai meninggalkan kerumunan itu.

Bima dan Fuji serta mbok Min hanya geleng-geleng kepala menyaksikan kakak beradik itu.

"Mulai besok Lo gak boleh ngemil lagi. Ntar biar gua suruh mbok Min supaya ngumpetin semua cemilan dikamar Lo." Dila membuka suara ketika semuanya tiba di ruang keluarga.

"Enak aja. Ngapain sih ngurusin hidup orang. Awas aja kalo Lo ngumpetin cemilan gue." Tangkas Ira tak mau kalah.

"Lo gak liat tadi berat badan Lo berapa? Lo tuh harus diet, gak bisa di diemin terus. Lama-lama badan Lo bisa bengkak kaya babon."

"Bodo! Badan, badan gue. Mau kaya babon kek, terserah gue lah! Dari pada elo. Badan udah kaya lidih gitu masih aja nyiksa diri dengan diet."

"Biarin, yang pen-"

"DILA! QUEEN! BISA DIEM GAK! Kalo udah ketemu, ribut terus kerjaan nya. Udah kaya tikus sama kucing." Potong Fuji, kesal dengan tingkah kedua putri nya.

"IRA mah bukan Queen." Sahut Ira malas.

"Terserah Lah, mau Ira kek, Queen, atau Jono juga terserah. Lagian bener yang di bilang kakak kamu, badan kamu itu udah terlalu besar. Kamu itu anak perempuan, harus bisa merawat diri." Omel Fuji, yang sudah tidak tahan dengan tingkah anak bungsu nya.

"Denger tuh, kata mama." Timpal Dila, memanasi.

"Sudah, sudah. Kapan damai nya sih nih rumah kalo kalian adu argumen terus. Papa mau nonton tv aja gak tenang." Sahut Bima.

"Lo si kak!"

"Lah kok gue. Gara-gara Lo juga! Dasar gentong. "

🍃🍃🍃

Tiiiiiin..... Tiiiiiin......

Suara klakson terdengar begitu memekik di telinga Ira. Cewek itu kesal karena suara klakson itu tidak berhenti berbunyi, sampai tepat di hadapannya.

"Buseet deh, To. Kalo gendang telinga gue pecah elo mau ganti rugi." Teriak Ira tepat dimuka Bryan sambil memegangi telinga nya yang mulai berdengung.

"Hehehe.. Sory Cantik. Lagi gue perhatiin, pagi-pagi muka udah di tekuk kaya bungkusan nasi uduk. Ya udah gua hibur aja pake klakson membahana gue." Sahut Bryan, cengengesan.

"Sumpah ya. Gua rasanya pengen smakdown Lo sekarang juga. Lagian ngapain sih Lo lewat rumah gua? Pake nih motor butut segala." Ira menendang motor Honda Legenda berwarna hitam yang sebenernya milik tukang kebun Bryan. "Motor Lo emang kemana?"

"Biasa lah.. di sita babeh." Jawab cowok itu santai.

"Lagi Lo pake kegayaan, balapan liar segala. Lo rasain deh tuh pake motor butut." Ledek Ira.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang