Ngapel

1.1K 57 7
                                    

Bagai hembusan angin yang kecepatannya belum bisa dihitung. Heboh berita tentang Azam, siswa baru yang ganteng, yang dalam dua bulan kehadirannya mampu membuat para siswi di Kesatria memujanya. Telah berpacaran dengan Ira, cewek bertubuh gempal yang cukup terkenal karena jauh berbeda  dari kakak nya yang seorang cewek tercantik disekolah.

Dalam dua hari ini topik tentang kedekatan mereka masih menjadi trending. Hampir semua murid membicarakan nya, terutama para siswi. Nama Ira pun mendadak menjadi selebriti.

"Bima, udah lama?" Sapa Dila, tersenyum manis kepada Bima yang tengah menunggu nya.

"Gak, baru kok. Pelajaran fisika, pantes keluar nya lama." Pandangan Bima kearah guru fisika yang tengah jalan keluar.

Dila hanya tersenyum kecil sebagai jawaban. "Yuk, balik? Kamu masih mau disini."

"Ayok." Keduanya pun melangkah pulang melewati lobi sekolah. "Oh, ya. Kamu udah denger berita tentang Ira yang katanya pacaran sama Azam?" Tanya Bima disela-sela perjalanan mereka.

"Udah. Anak-anak ngomongin itu terus, sampai pusing aku nanggapi nya. Aku aneh deh. Kemarin-kemarin, Azam kan ngejar-ngejar aku banget. Sampai benar-benar aku merasa diteror banget sama dia. Dan sekarang yang aku denger dari anak-anak, katanya Azam sendiri yang mengakui dan membuat pengumuman kalau dia udah pacaran sama Queen. Aku kaget. Aku ngerasa Azam tuh cuma mau mainin Queen doang. Iya gak sih?" Tanya Dila, bingung sendiri.

"Hush. Gak baik berprasangka buruk ke orang. Siapa tau Azam memang beneran suka sama Ira. Kan dia selalu kamu tolak, makanya mungkin, dia membuka hati ke Ira."

"Semoga sih. Tapi terlalu aneh menurut aku. Soalnya beberapa hari lalu dia tuh masih suka nge-chat aku. Walau cuma tanya kabar, tapi kalau aku ladenin pasti jadi panjang. Aku gak mau aja Ira cuma buat batu loncatan aja." Ujar Dila cemas.

"Iya juga sih. Secara selama ini dia tuh bucin kamu banget. Walau kamu tolak terus, tapi tetep aja tuh anak maju terus pantang mundur. Tau-tau sekarang dia ngaku pacaran sama adik kamu."

"Tuh kan, memang aneh kan? Aku yakin deh, Azam cuma mau mainin Queen doang." Dila semakin cemas, walau ia dan Ira sering bertengkar. Tapi sebagai kakak tentu ia juga tak ingin adiknya kenapa-kenapa. Apalagi Azam terkenal playboy.

"Udah gak usah cemas. " Bima mengacak rambut Dila sayang. "Semoga aja prasangka kita salah ya."

"Semoga."



🍃🍃🍃🍃



"Iya, sayang... Maaf ya. Aku lagi kurang enak badan. Iya.. aku cuma butuh istirahat aja kok, Cuma pusing aja. Gak kok aku beneran ada dirumah, kalo gak percaya ngomong aja nih sama Ira. Aku lagi dirumah sama dia. Bukan gitu... Halo? Yank? Halo?" Tut,Tut,Tut. Sambungan pun terputus.

"Dasar cewek ambekkan!." Maki nya pada handphone.

Ira terkekeh mendengar makian Bryan. "Makanya jangan kebanyakan punya pacar. Jadi gak ada yang percaya sama omongan Lo." Ledek Ira bahagia, melihat sahabatnya itu menderita.

"Lah pacar gua mah cuma satu. " Sahut Bryan mendekati Ira yang tengah bermain ayunan di taman belakang rumahnya.

"Iya, satu. Satu jam mawar, satu jam lagi lili, satu jam lagi melati, satu jam lagi bangke."

"Mana ada nama orang bangke, sekata-kata aja Lo." Bryan menoyor kepala Ira pelan.

"Yeee, siapa juga yang sebut nama orang. Gua cuma sebut nama-nama bunga. Emang ada yang salah?" Balas Ira tak mau kalah.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang