12. Game

1K 57 8
                                    

"Guys, guys. Tuh orangnya udah deket. Siap-siap ya." Bryan memberi kode pada teman-teman nya yang sedang ngumpet dibalik tembok dan pintu kelas.

Orang yang dimaksud pun mendekat, Bryan memberi aba-aba hitungan namun tanpa suara. Begitu Rini melangkahkan kaki masuk kedalam kelas. Suasana heboh pun terjadi. "SELAMAT ULANG TAHUN RINI WULANDARI.........." Teriak teman-teman Rini bersamaan.

"Mmmmm, ya ampun. Kalian so sweet banget sih. Makasih ya..." Rini terharu dengan apa yang dilakukan teman-temannya.

"Selamat ulang tahun ya sayang," Ira memeluk Rini yang merupakan sahabatnya dari SMP. " Semoga panjang umur, sehat selalu, tambaqqqqh pinter biar kita bisa contekin terus, tambah langgeng sama Angga, dan yang paling penting, tambah rezeki buat traktir kita makan-makan.." Seru Ira yang disambut teriakan gembira teman-temannya.

"Makasih, Ira sayang."

"Selamat ulang tahun ya, Rin." Bryan juga menyalami dan bergerak ingin memeluknya. Namun cepat di cegah Ira.

"Enak aja Lo, bisa banget cari kesempatan." Ira melototi Bryan, tidak ingin sahabatnya di colek playboy cap ondel-ondel.

"Makasih ya, Bray."

"Sekarang giliran gua dong." Robbi maju dan menyalami Rini. "Selamat ya Rin, jangan lupa makan-makan nya ya. Belum sarapan nih." Robbi memegangi perutnya yang gendut.

"Dasar palem botol, perut aja yang Lo pikirin." Sahut Romi, menoyor kepala Robbi. "Btw, selamat ulang tahun ya Rin." Romi menyalami Rini. Begitupun dengan teman-teman yang lain, bergantian saling memberi selamat dan mendoakan.

"Makasih ya teman-teman, kalian semua inget ulang tahun gua. Gua jadi tersentuh." Ujar Rini penuh kebahagiaan.

"Perasaan gua belum nyentuh Lo, Rin. Kok Lo udah ngerasa aja." Celetuk Bryan, membuat sebuah jitakan mendarat mulus di dahinya.

"Otak Lo ya, emang gak lain dari yang aneh-aneh." Ira kesal sendiri.

"Tenang aja teman-teman. Ntar pas istirahat Lo semua bakal gua traktir makan gorengan di kantin. Gimana??"

"Yah kok cuma gorengan Rin? Gak mie ayam atau bakso gitu. Somay kek, atau pempek deh." Robbi yang paling cepet protes kalo soal makanan.

"Lo ya, gak ada bersyukur nya jadi orang. Masih mending ditraktir." Romi yang paling ngotot bila Robbi sudah bicara. Apalagi soal makanan.

"Kalo mau makan-makan, nanti pulang sekolah ke rumah gua. Nyokap bakal masak-masak buat makan kita-kita. Jadi nanti pulang sekolah, gua undang Lo semua buat makan-makan di rumah gua. Oke?"

"Yeeeaaayy...."

"Asiiik.. makan, makan."

Sorak bahagia siswa siswi itu terhenti saat bel masuk berbunyi.

🍃🍃🍃


"Can, gua anter Nayla pulang dulu ya? Ntar gua balik lagi buat jemput Lo kok." Seru Bryan pada Ira yang tengah mencuci piring bekas acara makan-makan teman sekelasnya bersama Rini.

"Males deh gua kalo kaya gini urusannya." Balas Ira tak suka.

"Jangan cemburu gitu dong, ntar cantiknya ilang lho?" Goda Bryan mencoba membujuk sahabatnya itu. "Janji, gua bakal kesini lagi. Lo tenang aja."

"Gak usah sok janji. Udah sana Lo jalan. Jangan lama-lama." Gertaknya galak.

"Oke." Bryan senang Ira mengijinkan nya. Ia tau kalau sahabatnya itu selalu memahami keinginannya. "Tapi senyum dulu dong cantik?" Ira tak meladeni. Dirinya masih fokus mencuci piring.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang