6. Tukang bolos

1K 70 7
                                    

Ira berjalan menemani Rini yang sedang pusing menuju UKS. Sesampainya disana, Ira merebahkan Rini di tempat tidur yang memang sudah disediakan. Lalu gadis itu mencari keberadaan obat, ia merutuki petugas PMR yang berjaga hari ini. Entah kemana mereka perginya. Ira membuka beberapa laci hingga menimbulkan bunyi, membuat seseorang yang berada di kasur sebelah merasa terganggu.

"Ck. Berisik banget sih! Ganggu orang tidur aja deh." Decak orang itu sedikit kesal.

Ira yang mendengar nya lantas menghampiri bad tersebut dan membuka tirai nya. "Elo?? Ngapain Lo disini? Inikan jam pelajaran. Lo malah enak-enakan tiduran disini. Kemana sih petugas PMR. Gua pengen tonjok aja rasanya." Ira kaget dan menjadi kesal karena orang yang berada di bad sebelah Rini adalah Azam.

"Gua disini sebagai pasien yah. Kepala gua juga pusing makanya gua harus banyak istirahat. Lo sendiri ngapain ada disini? Ah, gua tau. Pasti Lo bolos pelajaran kan?? Ngaku Lo..." Nada suara Azam meninggi, tidak mau kalah dengan Ira.

"Yeee... Sembarangan Lo ngomong. Gua sobek juga ntar tuh mulut. Lagian gua kesini juga bukan urusan Lo."

"Lo ribut sama siapa sih, Ra. Kepala gua jadi tambah pusing nih denger nya." Protes Rini dengan nada serak.

"Sorry, Rin. Habis disebelah Lo ada kadal ijo. Jadi gua pengen usir rasanya."

"Sembarangan, muka keren gini dibilang kadal ijo. Gak ngaca apa? Kalo diri sendiri kaya badak bunting. Ckck. Badak bunting? Badak nya aja udah gede ya. Apalagi lagi bunting. Ngebayangin gak tuh sebesar apa??" Sahut Azam, meledek.

"Sialan Lo ya?? Mau ngajakin ribut Lo? Gua gak takut walau Lo cowok!!" Ira naik pitam. Rasanya ia ingin merobek bibir tuh cowok. Kalou saja Rini tidak menghadangnya.

"Udah sih, Ra. Gak usah diladenin. Ngomong-ngomong Lo udh dapet obatnya belom??"

"Astaga gua lupa. Gua cari dulu deh. "

Ira mencari kembali dimana obat-obatan diletakkan. Sudah semua tempat ia cari tapi tidak menemukan obat sakit kepala. "Rin, kayaknya obatnya habis deh. Gak ada soalnya."

"Ya udah gpp, gua mau istirahat aja. Ntar juga enakan. " Rini tersenyum, seraya berterima kasih. "Mending Lo balik, Ra. Habis ini kan pelajaran biologi. Lo tahu sendiri Bu Farida kaya apa."

"Lo yakin sendirian disini?" Rini mengangguk. "Ya udah, gua ke kelas dulu." Sebelum keluar, Ira sempat melirik Azam dari balik tirai. Emosinya semakin tinggi saat ia melihat Azam tengah asik main game di handphonenya.

Ditengah perjalanan menuju kelas, Ira berpapasan dengan Angga. "Woi, Ra. Dari mana Lo?" Tanya Angga.
,
"Dari UKS. Lo sendiri mau kemana buru-buru banget kayaknya?"
MC cm iutfzxyt,,.
"Mau ke UKS juga. Mau nganterin ini." Angga menunjukkan sebotol air mineral.

"Ooh. Oh ya, di UKS ada Rini lho. Lagi pusing dia."

"Seriusan?? Dia sakit?" Nada suara Angga sedikit khawatir.

"Iya, pusing kepalanya. Kayaknya sih belum sarapan deh. Kebiasaan emang tuh anak." Ira berdecak sebal. Mengingat kebiasaan buruk sahabatnya itu.

"Apa gua beliin makanan aja ya. Kasihan dia, ntar berkepanjangan lagi sakit nya."

"Nah, itu baru namanya cowok perhatian. Gua jamin deh, Rini kali ini bakal luluh hatinya. " Goda Ira.

"Aaah, biasa aja sih, Ra." Angga terlihat malu.

"Tapi beli makanannya yang banyakan ya. Buat gua sekalian."

"Lu mah pikirannya makan mulu." Protes Angga.

"Yaudah. Gua gak mau jadi Mak comblang Lo lagi dah." Ira mulai mengancam.

"Ah, elo mah main nya ancaman. Iya-iya ntar gua beli buat Lo sekalian. Udah ya gua ke kantin dulu." Ira tersenyum penuh kemenangan. Melihat Angga menjauh menuju kantin.

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang