5. Mati satu tumbuh seribu

1.1K 64 7
                                    

"CANTIK!" Sapa Bryan mengaggeti Ira yang sedang meneduh dibawah pohon sehabis pelajaran olahraga.

"Ngagetin aja sih Lo. Bukannya bawa minuman, gua haus banget nih." Balas Ira sambil mengibaskan satu tangannya di depan muka.

"Tenang aja, Cantik. Nih, gua bawa sesuatu buat Lo. Taraaaaa......" Bryan menunjukan sebuah kotak makan dan sebotol air mineral dingin.

Bagai mendapat hujan ditengah kemarau, mata Ira berbinar bahagia melihat dua benda yang sangat ia inginkan. "Waaaw... Lo emang sohib terdebes gua lah." Gadis itu mengacungkan kedua jempol nya dengan senyum sumringah

"Giliran ada makanan aja, gua di anggap sohib. " Protes Bryan. Ira nyengir, setelah meneguk setengah air di dalam botol. "Nih?" Bryan menyodorkan sesendok nasi kehadapan Ira, dan langsung dilahapnya dengan bahagia.

"Lo tumben bawa bekal?" Tanya cewek itu dengan mulut penuh dengan makanan.

"Kalo mulut penuh jangan ngomong. Keselek baru tau rasa Lo. " Dengan telaten Bryan terus menyuapi Ira.

"Kok Lo gak jawab pertanyaan gua. Kok tumben Lo bawa bekal?"

"Ini sebenernya bukan bekal buat gua. Emang buat Lo. Mami emang sengaja siapin buat Lo. Kan dia tau kalo hari ini olahraga, makanya mami siapin ini buat Lo. Katanya takut Lo pingsan habis olahraga. Heran gua, gua yang anak satu-satunya aja. Gak diperhatiin segitunya. Ck." Gerutu Bryan. Ira tersenyum melihat ekspresi Bryan yang berubah.

"Jangan-jangan orang tua kita ketuker kali. Masa babeh sama nyak Lo yang sayang sama gua. Jangan-jangan emang bener lagi, kalo kita sebenarnya saudaraan."

"Ogah lah gua punya adik kaya Lo. Bawel. Gak satu rumah aja nyusahin gua mulu, apalagi bener kita ini saudaraan." Bryan menggidikkkan bahu nya tanda tidak setuju.

"Yeee... Songong Lo pake ngomong begitu. Ada juga Lo tuh yang nyusahin gua mulu. Dari SD gua selalu jadi korban kecemburuan mantan-mantan Lo. Sue Lo." Protes Ira tak terima. Bryan hanya nyengir-nyengir gak jelas mengingat Ira selalu jadi korban labrak mantan-mantan nya.

"Cieee.... Yang lagi mesra-mesraan. Pake suap-suapan segala. Gua juga mau dong di suapiiin..." Goda Romi lantas duduk di dekat keduanya diikuti Roby.

"Gua bingung dah sama Lo berdua, katanya sahabatan. Tapi gerak-gerik nya melebihi kemesraan orang pacaran. Jadi yang bener tuh yang mana? Pacaran apa sahabatan?" Sambung Roby sok mendramatisir.

"Gua sih sambil menyelam minum air aja, Rob. Kalo gua lagi jomblo, kita pacaran. Tapi kalo gua laku, kita sahabatan." Jawab Bryan dengan genit.

"Yeee... Dasar tuyul sok kegantengan." Sahut Ira menoyor kepala Bryan. "Mata Lo berdua buta apa ya? Emang kapan kita berdua mesra-mesraan? Lo berdua kan tau, kalo kita ngebacot mulu. Udah somplak emang otak Lo berdua."

"Habis gua kan juga pengen, Ra. Punya sahabat yang bisa mesra-mesraan kaya Lo."

"Tuh kan ada Roby yang bisa Lo mesrain. " Celetuk Ira.

"Sorry ya, gua masih normal." Protes Romi

"Lo kira gua juga mau sama Lo? Gua juga masih doyan wadon." Sahut Roby tak mau kalah. Membuat suasana menjadi ramai oleh tawa canda dari ke empatnya.

🍃🍃🍃🍃

"Hai Dila.. Sendirian aja? Mau gua anterin gak?" Sapa Azam dengan motor spot kuning nya. Berhenti tepat didepan Dila yang sedang berdiri. Dila memutar bola matanya malas, dan tidak menghiraukan keberadaan Azam sama sekali. 

"Gimana, mau gak dianterin? Kasihan lho cewek cantik sendirian, panas-panasan pula. " Azam masih terus berusaha menggoda Dila

BEAUTY in FATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang