Chapter 11

1K 102 45
                                    

Loke melayangkan tinjunya pada dagu Natsu. Dengan melompat, Natsu menghindar, tapi, baru saja berpijak Taurus menghantamnya. Natsu kembali melayang menghindar, kawah tercipta di lantai. Tak dinyana, Sting kembali menyerangnya dari belakang, mencoba menyabet kedua sayap Natsu. Berterima kasih pada refleksnya yang bagus, Natsu menatap diam manusia-manusia di bawahnya. Mereka gigih.

"Sampai kapan kau akan terus menghindar?!" teriak Sting penuh amarah.

"Sampai kalian lelah," jawab Natsu.

Natsu sama sekali tidak ingin melawan mereka. Hanya saja, serangan-serangan mereka yang teramat gigih mungkin saja berakibat fatal jika dia lengah. Natsu berpikir, bagaimana caranya mereka mau menyerah dan pergi?

Deg!

Suatu perasaan menghunjam dada Natsu. Firasat yang tidak mungkin salah. Natsu menyentuh dadanya yang berdenyut begitu cepat, keringat dingin mengalir dari dahinya. Diterawangnya cakrawala dari jendela berdebu. Mata tajamnya menangkap asap di kejauhan.

"Hen-hentikan ini ...," lirih Natsu.

"Apa katamu?" Rogue muncul tiba-tiba di belakangnya. Menyabet punggung Natsu dengan besi dari neraka, Stygian.

Punggung Natsu mengepul. Cukup dalam lukanya yang dia dapatkan kali ini. Namun, rasa sakitnya terlupakan oleh rasa khawatir yang menggebu di dadanya.

"Hentikan! Lucy sedang dalam bahaya sekarang!" teriak Natsu. Wajahnya panik.

Scorpio tertawa. "Tentu dia dalam bahaya. Jadi sebutkan dia di mana supaya kami bisa menyelamatkannya!"

Natsu murka. Kenapa mereka tidak percaya padanya? Apa karena wujud monsternya? "Sudah kubilang dia pulang! Dia di istananya dan dia dalam bahaya!"

"Uso! Mana mungkin monster sepertimu membebaskan Lucy begitu saja?!" amuk Loke. "Kau sudah menyerang Raja dan menculiknya. Lalu dengan liciknya meminta Lucy menggantikannya!"

Natsu terdiam. Dia memang licik karena telah menawan Lucy, tapi, itu semua karena dia ....

"Aku tidak ...," Natsu mengigit bibirnya. Hanya satu kepercayaan, satu rasa percaya dari mereka. "... Aku tidak menyerang kalian."

"Hah! Kau memang monster!" maki Taurus, tendangannya menghantam punggung Natsu yang telah terluka.

Natsu jatuh dengan debuman keras. Lemari yang ditimpanya hancur menjadi serpihan. Wajahnya putus asa. Dengan susah payah, Natsu bangkit dan merentangkan sayapnya. Sekonyong-konyong rasa perih menyengatnya.

Scorpio tanggap. Dia melompat dan menhunjamkan tombaknya ke arah Natsu. Natsu mengelak, tapi, tetap saja sayapnya terluka. Scorpio membuang tombaknya yang patah menjadi dua.

"Mau ke mana kau?" Sting mengeluarkan cahayanya kembali. Memblok pandangan Natsu karena silaunya. Di tengah kebutaan, Natsu kembali merasakan tubuhnya tercabik-cabik.

Natsu hampir begitu putus asa. Dia ingin pergi menyelamatkan Lucy seperti janjinya. Dia tahu, Acnologia di luar sana tengah mempermainkan hidup Lucy. Sama seperti beratus tahun lalu.

Natsu bangkit. Diteguhkannya pijakan dan sayapnya yang makin lama makin banyak luka. Dengan lantang dia teriakkan, "aku akan menyelamatkannya! Aku akan menyelamatkannya!"

Sting terkekeh. "Bodoh! Kau antagonisnya saat ini!"

Dua tendangan menumbuk punggung Natsu. Loke dan Taurus memang manusia biasa, tapi, hasil dari latihan dan kegigihan menjadikan mereka ksatria yang kuat. Cukup kuat untuk mengalahkan monster.

Natsu menahan serangan itu, lantai di bawahnya retak bagai tertimpa benda berat. Membungkuk, Natsu memusatkan kekuatan di kakinya, lalu, dengan cepat Natsu menghempaskan dua orang itu. Membuat Loke dan Taurus terlontar meskipun akhirnya mereka dapat mendarat dengan aman tanpa terluka.

Fairy Tail: Beauty and The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang