Chapter 12

459 52 8
                                    

Acnologia bersiap dengan kukunya, hendak menusukkannya ke dada Lucy. Lucy hanya tergolek lemah. Merasakan denyut di wajahnya dan kepalanya yang semakin terasa seperti balon. Dilihatnya sang Monster yang kabur di matanya dan sebuah pertanyaan terbetik di benaknya. Akankah kita bertemu lagi, Natsu?

.

.

Hanya tinggal satu centi lagi sebelum kuku itu menyentuh Lucy. Beruntung Natsu masih sempat menyelamatkan gadis itu. Dipeluknya Lucy erat, hingga terdengar bunyi detak jantungnya dan deru napas pelan yang keluar dari mulutnya. Natsu bersyukur dalam hati.

Dilihatnya Lucy, gadis itu tak sadarkan diri. Luka di sekujur tubuhnya, tapi, dia hidup. Selamat.

Natsu menggeram menatap Acnologia yang dengan acuhnya memainkan jemari kuku. "Dasar pengacau," keluhnya.

Wendy dan Virgo berlari di kejauhan, menghampiri mereka. Melihatnya, Natsu bangkit, memangku Lucy dan berjalan kearahnya.

"Gomennasai! Gomennasai .... Maafkan aku, Natsu-san. Gara-gara aku, Lucy-san ... Lucy-san ... Hiks ...." Wendy tersedu kala melihat kondisi Lucy yang parah. Diserahkannya Lucy pada Virgo yang terkejut melihat Natsu.

"Bukan salahmu," ujar Natsu seraya mengusap pelan pucuk kepala Wendy. "Sekarang pergilah dan obati Lucy. Itu tugasmu, Wendy."

Wendy menghapus air matanya, beberapa masih menetes, tapi, dia abaikan karena prioritasnya adalah Lucy. Setelah mengangguk, Wendy menarik Virgo yang menggendong Lucy di punggungnya.

Natsu menatap mereka hingga beberapa meter jauhnya, lalu, dia berbalik menghadap Acnologia. Ditatapnya garang Acnologia. Tiba-tiba, naga itu tertawa terbahak-bahak.

"Aku tahu. Aku tahu ini akan berhasil." Acnologia menggerak-gerakkan jari telunjuknya. "Ayo! Kau ke sini memang untuk melawanku, kan?"

Natsu menggeram marah. Dia melesat menerjang Acnologia. Menumbuk naga itu dengan kaki bercakarnya. Acnologia menahan tendangan Natsu dengan sebelah tangan, matanya menatap remeh.

Natsu menarik segera kakinya. Namun, bukan untuk menghindar. Dia memutar tubuhnya dan melakukan tendangan berputar. Menyerang leher Acnologia. Sayangnya, lagi-lagi Acnologia tetap bergeming.

"Lemah," ejek Acnologia. Dia memegang kaki Natsu, lalu, melemparnya. Natsu berpuntir di udara. Dengan sayapnya, Natsu bisa menyeimbangkan diri dan melayang di udara.

Natsu kembali melesat. Menyerang Acnologia dengan cepat hingga hampir sulit dilihat. Tiap tendangan, cakaran, pukulan yang Natsu layangkan tak satu pun mampu menggerakkan Acnologia.

Lagi-lagi Natsu dilempar oleh Acnologia. Namun, Natsu langsung membalasnya dengan semburan api. Acnologia terkejut. Tak menyangka begitu kuatnya napas api Natsu. Meskipun begitu, Acnologia tetap masih bisa bertahan. Naga berwarna hitam itu membumbung dengan sayap hitamnya. Api Natsu mengikuti, tapi, saat diketinggian Natsu berhenti. Napas Natsu terengah, kelelahan.

"Giliranku," ucap Acnologia. Diapun melesat menyerang Natsu. Kukunya yang panjang dan berwarna hitam menebas Natsu layaknya pedang.

Natsu bertahan. Dia sama sekali tidak mampu melakukan perlawanan pada Acnologia yang menyerangnya terus menerus. "Serangannya ... sama sekali tidak terlihat."

DUAK!

Acnologia menendang dagu Natsu hingga dia terpelanting dan jatuh berdebam di tanah. Natsu mengerang. Bukan hanya kekuatan Acnologia yang mengerikan, tubuhnya pun tidak dalam kondisi yang bagus untuk melawannya.

"Ini akan sulit. Teramat sulit," pikir Natsu.

.

.

Fairy Tail: Beauty and The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang