Chapter 15

786 69 28
                                    


Natsu memainkan pedangnya dengan lihai. Melakukan pemanasan sebelum kembali menghajar Sang Naga hitam. Di sampingnya Erza dan Gray merapal mantra dan cahaya terpancar dari tubuh mereka. Ketika cahaya itu menghilang, penampilan keduanya telah berubah. Erza kini mengenakan celana merah panjang dengan pola api di bawahnya sedang bagian atas tubuhnya hanya dibalut kain yang dililit di dadanya. Gray, tidak banyak berubah pada pakaiannya (karena dia dari dulu hanya memakai celana dan sering bertelanjang dada). Namun, kulitnya kini dipenuhi pola hitam mirip tato yang menutupi hingga sebagian wajahnya.

Acnoligia menyemburkan api hitam dari mulutnya dan disambut oleh serangan es dari Gray. Uap airpun membumbung ke udara mengedarkan rasa lembap dan bau hangus. Tak berdiam diri, Natsu terbang dengan sayapnya dan menyabetkan pedang hitamnya ke sayap musuhnya. Erza yang juga menggenggam pedang di tangannya ikut menyerang Acnologia sekuat tenaga.

Bukan hanya mereka bertiga, para prajurit yang di pimpin oleh Rogue juga menyerang Acnologia dengan segala persenjataan yang ada. Mereka melemparkan bola api yang dilemparkan dengan ketapel besal milik kemiliteran Negeri Selatan.

Pertempuran antara manusia, peri dan Naga yang sebenarnya pun dimulai ....

.

.

.

.

Lucy turun dari gendongan Sting dan segera memeluk ayahnya yang kini telah sadar. Jude tersenyum penuh rasa syukur hingga air matanya keluar. Dia menatap sang Pangeran penuh terima kasih.

"Maafkan aku, Yang Mulia, tetapi aku harus kembali pada pasukanku. Aku harap kalian tetap berada di tempat yang aman," ucap Sting sembari membungkukkan badannya.

"Aku-"

"Kumohon anda untuk tidak mengikuti pertempuran. Anda telah terluka cukup parah dan saya tidak bisa membiarkan Lucy-hime kehilangan ayahnya. Oleh karena itu," Sting memotong ucapan Jude, membuat raja itu mengerutkan alisnya, "oleh karena itu kumohon tetaplah bersamanya dan hidup. Saya permisi," lanjutnya seraya membalikkan badannya dan bersiap pergi.

Sting melangkah keluar dari rumah kecil yang entah bagaimana bisa selamat dari bencana. Rumah kecil yang menjadi tempat perlindungan Lucy dan ayahnya. Semoga tetap terlindungi dari apapun, doa Sting.

Saat hendak kembali melangkah, Lucy memanggilnya. "Kumohon .... Kumohon menanglah," pinta Lucy. Sting menatap wajah Lucy yang penuh debu dan basah karena keringat dan air mata. "Kalian harus menang dan kembali." Lucy tahu betapa sulitnya permintaannya. Kemenangan Natsu melawan Acnologia tadi terasa hanyalah ilusi semata. Naga itu jauh, jauh lebih kuat. Dan Sting serta pasukannya tahu itu. Kemungkinan meraka terbunuh sungguhlah tinggi. Seakan membenarkan, raungan Acnologia terdengar di kejauhan.

Sting tersenyum lembut dan melangkah mendekat. "Siapa yang Hime-sama maksud? Aku dan pasukanku ... atau dia?" Sting bertanya sembari mendekatkan wajahnya pada Lucy. Semburat merah tipis muncul di pipi Sang Putri.

"Untuk kalian semua," tegasnya.

Sting tertawa kecil. "Hime, tahukah kau demi siapa aku melakukan ini?" Sting memberi jeda, menunggu reaksi Lucy. "Kau, Hime. Tapi sepertinya ...," lanjut Sting sembari semakin mendekatkan wajahnya. Lucy berusaha menghindar, namun ....

Chu ....

Kecupan hangat dan lembut mendarat di dahi Lucy. Sang pemberi kecupan mundur selangkah sembari tersenyum lebar dan berkata, "aku jamin dia tidak akan kubiarkan mati." Dengan itu, dia pun pergi secepat yang dia bisa kembali ke pasukannya.

Lucy menyentuh dahinya, semburat merah itu perlahan menghilang. Dengan kedua tangan mengatup, dia menatap cakrawala yang berwarna merah dan berdoa, "kembalilah ... kembalilah ...."

.

.

.

.

Loki, Rogue dan pasukan Sting yang lain mungkin musuh yang merepotkan tapi mereka juga rekan yang menguntungkan. Entah manusia-manusia macam apa mereka ini yang mampu bertarung di sisi Natsu dan para peri dengan begitu baik. Yah, sebaik yang mereka bisa saat mereka melawan seekor naga kegelapan raksasa yang sedang mengamuk.

Berbagai senjata biasa tidak dapat menembus sisik sekuat baja milik Acnologia, tapi beda kejadiannya bila ditambah api dan kekuatan yang kuat. Cukup membuat Sang Naga kegelapan merasa gatal dan risih.

Natsu menembakkan Karyu no Houko dan menusukkan pedang Stygian ketika mendapat celah. Celah itu dia dapatkan ketika Scorpion dengan telak mencambuk mata Acnologia, walau pada akhirnya dia juga terlempar dan mendarat di atas tumpukan jerami. Walau begitu, pria itu segera bangkit untu menyerang Acnologia kembali.

Acnologia meraung begitu keras kala Natsu menyerangnya dan Gray menusuk hidungnya dengan bongkahan es. "Ha? Kenapa? Sudah terlalu tua untuk bermain, huh, Paman?" ejek Natsu. Padahal dia sendiri sudah hampir kehabisan napas. Belum lagi pedang Stygian yang bukan hanya efektif melukai musuhnya, tetapi juga melukai tangannya sendiri. Asap hitam tipis mengepul di tangannya.

Acnologia kembali meraung, tapi kini suaranya bagai besi berkarat yang digergaji. Sepertinya dia tengah tertawa. Memang justru Tim Natsulah yang pantas mendapatkan tertawaan. Para manusia itu kecil dan mudah lelah. Meskipun ada yang lumayan kuat macam Loke, Scorpion, Taurus dan lainnya. Tapi, yah mereka tetap lemah. Mungkin hanya Gray dan Erza yang mampu menolongnya menghabisi Acnologia, sedang peri lain, Juvia dan Wendy menjaga Lucy dan keluarganya.

Natsu menyabet sayap kiri Acnologia dan dengan cepat menusuk sayap kanannya juga. Namun, dia tidak cukup cepat kala Acnologia menyemburnya dengan api hitam.

"Shadow flash ...." Rogue berbisik pelan, kedua tangannya memangku Natsu bagai pengantin, sedang Sang Pengantin gadungan menatapnya terkejut. Sebelumya dia tengah menatap api hitam yang pasti bisa merubah Natsu menjadi ayam panggang rasa naga merah, tapi, seper sekian detik kemudian dia telah dipangku Rogue dan berada di dekat ketapel tempur. Sedetik kemudian Natsu terlentang di atas tanah dengan suara yang lumayan keras.

"OY! AHOKA? Sakit tau!!!" teriak Natsu, marah. Rogue hanya mendecih kesal.

Tak lama, Erza dan Gray muncul di dekat mereka dengan terengah. Meskipun mereka peri berusia ribuan tahun dan memiliki kemampuan sihir jauh di atas manusia biasa, tetap saja mereka kelelahan setengah mati melawan naga raksasa.

"Oya? Sang Naga Merah sudah tumbang? Ah .... Apa yang harus kukatakan pada Hime-sama melihat peliharaannya sekarat seperti ini?" Sting muncul tiba-tiba dan langsung menyulut kemarahan Natsu.

"HA?!! Siapa yang kau bilang sekarat, huh?! Ke sini kau! Lawan aku, pirang!!!" Walaupun kelelahan, Erza harus menahan Natsu agar tidak menyerang Sting, lalu, dengan sekali jitakan di kepalanya baru pemuda naga itu bisa tenang.

"Musuh kita adalah Acnologia, bukan para pangeran ini," amuk Erza.

"Gomennasai ...." Natsu meminta maaf sementara Gray menahan tawanya.

Erza benar. Ini adalah pertempuran mereka, para peri, manusia dan zombie peri setengah naga melawan Sang naga hitam. Bukan waktunya untuk bertengkar, bukan waktunya untuk meragukan satu sama lain. Karena pada dasarnya mereka melindungi hal yang sama.

"Wakatta, Erza! Ayo, manusia, kita bantai naga sialan itu!"

Semangat para manusia dan peri itu pun kembali terangkat. Dengan langkah pasti mereka kembali menyerang Sang Naga Hitam.

'Matte, yo, Luce!'


.

.

.

.

author's note

KEEP HEALTHY, KEEP STRONG, STAY AT HOME AND READING BEAUTY AND THE BEAST. LOVE YAAA

and keep support author! hit the vote button and write comment, share beauty and the beast to your friend and i'll be happy!!^^


sankyu, jaaaaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fairy Tail: Beauty and The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang