Bapak

229 10 8
                                    

Pak,
Auramu nampak meredup
Sekelam malam tertiup
Angin berbisik tutup
Dalam detik, waktu tertangkup

Pak,
Hela nafasmu terdengar parau
Bagai mentari yang kehilangan silau
Terhidu airmata, sengau
Tak nampak semburat memukau

Pak,
Perlahan netramu merapat
Dengan dingin yang menjalar cepat
Tak meninggalkan satu kalimat
sengaja agar tak terlihat

Pak,
Laramu telah pergi
Tak membekas dalam sanubari
Kesakitan tak dirasa lagi
Karena kini, hanya nisanmu yang mampu kami pandangi



Balikpapan, 2 Maret 2019
Manda

ProsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang