Eleven

1K 208 23
                                    

Sidewalk




Byounggon membuka matanya dengan perlahan begitu sebuah pergerakan dan suara-suara aneh mengusiknya.






Samar-samar ia melihat sosok seseorang yang duduk bersila di samping sofa tempat ia tidur.







Byounggon tersenyum begitu tahu siapa dalangnya. Ia memiringkan tubuh lalu menatap sosok itu.








"Kenapa, hm?" Tanya Byounggon membuat sosok itu sedikit terkejut.










Hyunsuk diam. Ia menatap wajah mengantuk Byounggon, memandanginya lumayan lama.










"Badanmu tidak sakit?" Tanya Hyunsuk











Byounggon mendengung sambil memejamkan matanya.



Hyunsuk kembali diam. Sedikit ragu dengan apa yang akan ia katakan berikutnya.











Hyunsuk menghela napas begitu melirik kearah jam. Yah, dia harus melakukannya.










"Kau mau tidur bersamaku? Ini pukul dua dan aku tidak bisa tidur,"










Byounggon membuka kembali matanya. Lelaki itu tersenyum.










"Kau tidak masalah dengan itu?"











Hyunsuk mengangguk. Sedetik kemudian Byounggon berangkat dari tidurnya dan membungkus Hyunsuk dalam satu selimut dengannya.










"Ayo ke kamarmu,"




.
.
.






Hyunsuk membuka mata. Sedikit terkejut karena ia menemukan Byounggon dengan jarak yang begitu dekat dengannya.









Ah, dia ingat semalam ia meminta Byounggon untuk tidur bersama dengan memeluknya.










Hyunsuk memperhatikan wajahnya Byounggon. Sungguh, ia benar-benar merasa tidak asing dengan wajah ini.










"Apa aku setampan itu?"










Hyunsuk membelalakan matanya begitu Byounggon bicara dan mengagetkannya. Ia mencoba melepaskan diri dari pelukan Byounggon tapi gagal karena justru Byounggon semakin mendekatkan tubuhnya dan semakin mengeratkan pelukannya.












"Kau bilang aku hangat," ujar Byounggon










"I-Itu tanpa sadar!"










"Bahkan tanpa sadar pun kau bilang aku hangat. Bagaimana ketika sadar?"












Hyunsuk diam. Ah, Byounggon mendapatkan kelemahannya sekarang. Hyunsuk tak menolak pernyataan itu malah ia memilih untuk semakin masuk ke dalam pelukan Byounggon.













"Gon, apa aku boleh bolos hari ini?"












Byounggon mengedipkan matanya cepat, lalu ia melirik jam pada kamar Hyunsuk.











"Astaga! Aku ada kelas!" panik Byounggon.











Dengan buru-buru ia berangkat dari kasur Hyunsuk. Hyunsuk terkekeh melihat wajah panik Byounggon.












"Kau tidak ada kelas?" Tanya Byounggon kepada Hyunsuk yang masih santai duduk di atas kasurnya.










"Ada. Tapi, nanti siang,"











Byounggon menatap Hyunsuk tidak percaya. Sedikit kesal, tapi ya mau bagaimana ia tidak bisa marah dengan lelaki mungil itu.











"Kalau begitu aku pulang, hm?"











Hyunsuk mengangguk. Sedikit tidak merelakan kepergian Byounggon, tapi ia tidak bisa mengatakannya.










Byounggon diam memandang Hyunsuk yang juga diam memandangnya. Byounggon membawa tubuhnya kembali mendekat kepada Hyunsuk.










"Boleh kutanya sesuatu?" tanya Byounggon.









Hyunsuk memandanginya dengan bingung. Ia mengangguk kecil.











Byounggon meraih wajah Hyunsuk. Mengusap pipi tembam yang membuat jantung Hyunsuk berpacu dengan cepat.












"Kenapa kau bisa dengan mudahnya membuatku jatuh cinta?" tanya Byounggon dan membawa dirinya untuk mengecup pucuk kepala Hyunsuk.










"Bye, sampai bertemu nanti sore," pamit Byounggon












Hyunsuk terpaku menatap punggung Byounggon yang keluar dari kamarnya. Ia memegang dadanya yang berpacu cepat.













Semburat merah mulai muncul di kedua pipinya. Hyunsuk meraih pucuk kepalanya sendiri lalu mengusapnya pelan.










"seharusnya aku yang bertanya,"









Sidewalk


Kuy, ah, mampir dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuy, ah, mampir dulu.

[✔️] Sidewalk (Lee Byounggon x Choi Hyunsuk) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang